Waspda Virus Corona

Virus Corona Merebak, Permintaan Daging Kelelawar di Solo Tetap Tinggi

Eddy FloEddy Flo - Senin, 27 Januari 2020
Virus Corona Merebak, Permintaan Daging Kelelawar di Solo Tetap Tinggi
Meski dibayang-bayangi wabah virus corona, penjualan daging kelelawar masih laris manis (MP/Ismail)

MerahPutih.Com - Pecinta kuliner makanan ekstrem dengan bahan daging kelelawar di Pasar Burung Depok, Solo, Jawa Tengah masih tinggi meskipun adanya ancaman tertular virus corona.

Hal itu diungkapkan salah seorang pedagang kelelawar, Haerulah (48) yang mengungkap omzet permintaan hewan kelelawar masih tinggi meski dibayang-bayangi virus corona. Ia mengaku perhari mampu menjual sekitar 50 ekor kelelawar.

Baca Juga:

Menkes Terawan Pastikan Belum Ada Penderita Virus Corona di Indonesia

"Ya masih banyak yang cari kelelawar di Pasar Depok untuk dimakan. Belinya ada yang lima ekor sampai ada yang belasan ekor," ujar Haerulah kepada merahputih.com di Solo, Senin (27/1).

Penjual daging Kelelawar di Pasar Depok Solo masih tetap tinggi
Permintaan terhadap daging kelelawar di Pasar Depok Solo tetap tinggi meski ada wabah virus corona (MP/Ismail)

Haerulah mengatakan kabar yang berkembang dari Tiongkok penyebab wabah virus corona diduga disebabkan dari hewan kelelawar yang menular ke manusia tidak membuat pecinta kuliner ekstrem di Solo takut. Warga tetap banyak yang mencarinya.

"Jenis hewan kelelawar yang ada di Tiongkok dengan di Indonesia berbeda. Hal itu yang membuat saya bersama pedagang kelelawar di Pasar Depok tidak khawatir terjangkit virus corona Apalagi, di Indonesia juga belum ada temuan kasus Virus Corona," papar dia.

Ia mengatakan penyebar virus Corona di Wuhan, Tiongkok disebabkan karena dikonsumsi dalam bentuk masakan sop tanpa dikuliti atau dimakan bersama bulunya. Sementara di Solo hewan kelelawar untuk jamu (obat) alternatif asma.

"Cara aman mengkonsumsi hewan kelelawar masaknya dikuliti dulu baru dimasak dan dimakan," kata dia.

Daging kelelawar diduga sebagai penyebab dan sumber virus corona
Pedagang hewan Kelelawar di Pasar Burung Depok, Solo, Jawa Tenggah tetap menerima banyak permintaan Kelelawar meskipun ada ancaman virus corona, Senin (27/1). (MP/Ismail)

Ia mengaku telah berjualan kelelawar untuk obat selama lima tahun. Selama berjualan tidak menukan persoalan. Untuk harga kelelawar besar (kalong) di jual Rp 100.000- Rp 150.000 per ekor. Kelelawar (codot) per satuan dijual Rp 10.000.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, Solo, Evi Nur Wulandari mengaku dari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sampel kotoran dari kelelawar di Pasar Burung Depok, Solo, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

Baca Juga:

Wabah Virus Corona Menyebar, Ratusan Turis Asal Tiongkok Batal Kunjungi Solo

"Hasil penelitian manti akan kami ambil nanti (ke Depok) untuk mengetahui kondisi hewan kelelawar di Pasar Depok masih layak dikonsumsi atau tidak," pungkasnya.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga:

Pemerintah Diminta 'Putus Hubungan' Dengan Tiongkok Demi Cegah Virus Korona

#Virus Corona #Pedagang Pasar #Penyakit Menular
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Berita

Pasar Ciputat Bakal Dirapikan, Tak Ada Pedagang di Bahu Jalan

Pasar Ciputat bakal dirapikan oleh Pemkot Tangsel. Nantinya, tidak ada lagi pedagang yang berjualan di bahu jalan.
Soffi Amira - Rabu, 24 April 2024
Pasar Ciputat Bakal Dirapikan, Tak Ada Pedagang di Bahu Jalan
Berita

WHO: Penyakit Menular Tropis di Indonesia Masih Tinggi

Perwakilan WHO untuk Indonesia menyebutkan, penyakit menular tropis di Indonesia terbilang masih tinggi.
Soffi Amira - Rabu, 06 Maret 2024
WHO: Penyakit Menular Tropis di Indonesia Masih Tinggi
Berita

Langkah Perbaikan Sistem Tangani Tuberkulosis di Indonesia

Angka laporan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 800 ribu lebih pasien hingga 2023.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 Januari 2024
Langkah Perbaikan Sistem Tangani Tuberkulosis di Indonesia
Dunia

WHO Peringatkan Dunia Bersiap Hadapi Penyakit X

Penelitian dan pengembangan, infrastruktur kesehatan, dan tenaga kerja sangat penting untuk bersiap menghadapi Penyakit X.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 Januari 2024
WHO Peringatkan Dunia Bersiap Hadapi Penyakit X
Indonesia

Menkes Budi Pastikan Kasus Pneumonia di Tiongkok Tidak Seperti COVID-19

Berdasarkan edaran yang dirilis Kemenkes RI dan penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ditemukan bahwa lonjakan kasus pneumonia di Tiongkok baru-baru ini disebabkan oleh virus atau bakteri lama.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 29 November 2023
Menkes Budi Pastikan Kasus Pneumonia di Tiongkok Tidak Seperti COVID-19
Indonesia

Vaksin Mpox Mahal, Kemenkes Minta Hindari Praktik Seks Berisiko

Kemenkes menyediakan 4.500 dosis vaksin mpox serta 1.008 botol antivirus tecovirimat, sebagai upaya pengobatan pasien.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 November 2023
Vaksin Mpox Mahal, Kemenkes Minta Hindari Praktik Seks Berisiko
Indonesia

33 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Jakarta, Dinkes Lakukan Isolasi

Kemenkes terus menggencarkan vaksinasi Mpox yang kini tersedia sekitar 5.000 dosis melalui kerja sama dengan organisasi sosial yang terlibat dengan kelompok sasaran.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 November 2023
33 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Jakarta, Dinkes Lakukan Isolasi
Indonesia

Pemkot Bandung Bikin Pilot Project Inovasi Bakteri Kurangi Kasus DBD

Kecamatan Ujungberung termasuk dalam 10 kecamatan dengan kasus DBD terbanyak di Kota Bandung pada tahun 2022.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 10 November 2023
Pemkot Bandung Bikin Pilot Project Inovasi Bakteri Kurangi Kasus DBD
Indonesia

Cara Pemprov Jabar Tangani Kasus Cacar Monyet

Untuk rumah sakit di wilayah Jabar sudah siap menerima seandainya ada yang terinfeksi atau bergejala.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 06 November 2023
Cara Pemprov Jabar Tangani Kasus Cacar Monyet
Indonesia

Kasus Cacar Monyet Muncul di Bandung, Pasien Dipantau Selama 21 Hari

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif monkeypox di Kota Bandung.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 November 2023
Kasus Cacar Monyet Muncul di Bandung, Pasien Dipantau Selama 21 Hari
Bagikan