Berita

Saluran Irigasi Peninggalan Belanda Berfungsi Lagi

Minggu, 31 Januari 2021

Untuk menjaga fungsi jaringan irigasi diperlukan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi. Dengan dilakukannya kegiatan rehabilitasi maka kinerja jaringan irigasi akan tetap dalam kondisi kinerja ekonomis. Salah satu kegiatan rehabilitasi yang sudah dilakukan adalah rehabilitasi jaringan irigasi DI Kebo Kuning, yang selesai pada bulan Desember lalu. Rehabilitasi jaringan irigasi DI Kebo Kuning ini dilakukan untuk memperbaiki jaringan irigasi yang kondisinya sebagian rusak akibat tanah longsor.
Jumono, ketua P3A DI Kebo Kuning, menjelaskan bahwa jaringan irigasi DI Kebo Kuning yang berada di wilayah Kapanewon Patuk ini sudah ada sejak jaman Belanda. Luas keseluruhan cakupan DI Kebo Kuning ini adalah 45,42 Ha, dengan panjang jaringan primer mencapai 309 meter dan jaringan sekunder 4.336 meter. Sebagian jaringan irigasi di DI Kebo Kuning ini melalui areal dengan kondisi tanah yang labil. Akibat kondisi tanah yang labil, talang air pada jaringan irigasi ini mengalami beberapa kali kerusakan. Kerusakan pada talang air ini sudah tiga kali dilakukan rehabilitasi.
Melalui alokasi DAK Cadangan Bidang Irigasi pada tahun 2020 lalu dapat dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi DI Kebo Kuning. Pekerjaan yang dilakukan adalah rehabilitasi saluran terbuka dan talang air. Untuk antisipasi kerusakan akibat tanah longsor ini konstruksi talang air dibuat lebih kuat. Bangunan talang air dikerjakan dengan konstruksi baja dan pipa, dengan panjang 50 meter. Sedangkan saluran terbuka sepanjang 807 meter dengan cakupan layanan seluas 14,42 Ha. Dengan dilakukannya rehabilitasi ini, fungsi jaringan irigasi dapat normal kembali. “Sae niki, Pak. Terima kasih,” kata Jumono ketika dimintai tanggapannya terhadap hasil rehabilitasi bulan lalu.