Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Rumah Adat Jawa Tengah, Keunikan, Ciri Khas, dan Fungsi

Kompas.com - 27/12/2021, 20:44 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Rumah adat Jawa Tengah merupakan gaya bangunan yang masih sering digunakan hingga saat ini.

Nama rumah adat Jawa Tengah ini salah satunya adalah Joglo yang dari segi budaya memiliki filosofi yang mendalam. Walau begitu, ternyata Jawa Tengah masih memiliki beberapa bentuk rumah adat lainnya.

Baca juga: Daftar Lagu Daerah Terlengkap dari Aceh hingga Papua

Meski mengalami banyak penyesuaian, gaya rumah adat Jawa Tengah masih kerap diadopsi dalam pembangunan tempat tinggal maupun bangunan lain.

Baca juga: 7 Kuliner Jawa Tengah, Langka Ditemui di Jakarta

Menarik untuk dipelajari, berikut adalah beberapa jenis rumah adat dari Jawa Tengah serta ciri khas dan keunikannya.

Baca juga: Joglo Kelor, Saksi Bisu Perjuangan Tentara Pelajar Melawan Penjajah

Rumah Adat Jawa Tengah

1. Rumah adat Joglo

Rumah Joglo DOK. Shutterstock/nawaraShutterstock/nawara Rumah Joglo DOK. Shutterstock/nawara

Nama rumah adat Joglo berasal dari tajug loro yang berarti dua gunung atau juglo.

Hal ini identik dengan bentuk atap rumah Joglo yang menyerupai kenampakkan dua gunung.

Rumah Joglo memiliki beberapa ruangan seperti pendhapa atau pendopo, pringgitan, dan omah dalem atau omah njero.

Bagian unik yang jadi ciri khas rumah adat Jawa Tengah ini adalah adanya 4 tiang di bagian tengah yang disebut soko guru.

Meski terlihat sederhana, rumah Joglo dulunya hanya dimiliki oleh kalangan priyayi atau bangsawan karena materialnya yang mahal dan waktu pembuatannya yang memakan waktu lama.

2. Rumah Adat Limasan

Rumah adat Limasan asal Jawa Tengah.Dok. Disporapar Provinsi Jawa Tengah Rumah adat Limasan asal Jawa Tengah.

Tak hanya Joglo, rumah adat Limasan asal Jawa Tengah juga masih diminati hingga saat ini.

Keunikan bangunan ini diambil dari gaya atapnya yang memiliki bentuk limas.

Adapun bentuk tubuh bangunananya tetap menggunakan bentuk persegi seperti bangunan lainnya.

Sementara tiang penyangga rumah Limasan beragam tergantung pada besar-kecilnya bangunan.

Selain itu bentuk bangunan limasan juga sederhana sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut orang Jawa.

3. Rumah Adat Tajug

Ilustrasi rumah adat Kudus.Dok. kebudayaan.kemdikbud.go.id Ilustrasi rumah adat Kudus.

Konsep rumah adat Tajug digunakan hanya pada bagunan-bangunan tertentu di Jawa Tengah.

Sebutan Tajug berasal dari kata Taj atau Taju yang dalam bahasa Arab berarti mahkota.

Bangunan rumah adat dari Jawa Tengah yang memiliki atap Tajug biasanya berbentuk persegi.

Bangunan Tajug biasanya digunakan sebagai tempat ibadah dan mengadakan kegiatan sakral.

4. Rumah Adat Cakrik atau Panggang Pe

Ilustrasi Joglo dari Jawa Tengah.Dok. Disporapar Provinsi Jawa Tengah Ilustrasi Joglo dari Jawa Tengah.

Jenis rumah adat dari Jawa Tengah ini biasanya digunakan sebagai warung atau tempat berjualan.

Melihat fungsinya maka rumah Adat Cakrik atau Panggang Pe memiliki ukuran besar dengan tiang sebanyak enam buah.

Tiang bagian depan memiliki ukuran lebih pendek daripada ukuran tiang yang digunakan di bagian belakang.

Gaya arsitektur rumah Adat Cakrik atau Panggang Pe yang indah dan elegan masih kerap digunakan hingga saat ini.

5. Rumah Adat Kampung

Rumah Joglo DOK. Shutterstock/E. S. NugrahaShutterstock/E. S. Nugraha Rumah Joglo DOK. Shutterstock/E. S. Nugraha

Nama rumah adat Kampung berasal dari kata kapung atau katepung yang artinya dihubungkan.

Rumah ini digunakan sebagai rumah tinggal biasa dengan bentuk bangunan yang besar.

Hal ini karena atap rumahnya dilakukan dengan cara menghubungkan dua bidang atap dan yang menghilangkan komponen kayu lainnya dari bentuk sebelumnya.

Keunikan lainnya adalah keberadaan dua buah teras pada bagian depan dan belakang bangunannya.

Sementara karena ukurannya yang besar, tiang pada rumah adat Jawa Tengah ini memiliki jumlah kelipatan empat atau minimal delapan.

Sumber:

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Rumah%20Adat%20Nusantara-Laskar%20Bahasa%20v-Final_0.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/rumah-adat-jawa-tengah/#5_Rumah_Adat_Limasan

https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/Mengenal-Bangunan-Berarsitektur-Tradisional-Jawa-Jenis-Bangunan-Menurut-Bentuknya-Tajug-Joglo-Limasan-dan-Kampung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com