Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Money

Jokowi : Meroket!

10 Agustus 2015   16:48 Diperbarui: 10 Agustus 2015   17:44 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Waktu itu kaget juga saya melihat berita ekonomi di WWW. KOMPAS.COM tgl 5 Agustus 2015 malam dengan judul yang jelas : " Jokowi : Mulai September, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Meroket" penulisnya : Sabrina Asril dengan editor : Bayu Galih. Waktu itu saya mau ikut berkomen tetapi internet saya "trouble" akhirnya tidak jadi.

Besoknya penyanyi terkenal Indonesia IWAN FALS di tweetnya juga mentweet hal yang sama seperti di bawah ini  dan kesempatan yang bagus untuk saya ikut menanggapi, karena pada saat tanggal 5 Agustus 2015, saya menonton tv ketika Presiden Jokowi dengan jelas mengatakan bahwa, PENYERAPAN ANGGARAN memang masih kecil tetapi trend nya di Birokrasi, anggaran akan banyak keluar pada bulan September sampai Desember,(saya memperkirakan hal ini karena rasa ketakutan mendapat amarah dari pemerintah pusat maupun daerah kenapa kok masih banyak duit.)

Saya berharap KPK dapat memeriksa budaya ini, karena lihat saja banyak acara-acara pelatihan, Seminar, pembangunan proyek jangka pendek banyak dilakukan pada bulan-bulan itu. 

Ini tanggapan saya : 

Syukurlah ternyata pendengaran saya tidak salah karena pada acara peringatan bursa efek hari ini Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Ekonomi akan Meroket itu salah.. yang benar adalah penyerapan anggaran, dampaknya memang ke pertumbuhan ekonomi tetapi saya tidak yakin kalau akhir tahun pertumbuhan akan lebih baik tetapi tidak meroket.

Budaya birokrasi yang harus di bongkar total, uang ratusan trilyun sudah ada di kas daerah malah bingung cara penggunaanya, kalau seperti ini bagaimana pembangunan bisa berjalan cepat, katanya takut terjerat korupsi, kalau takut ya sudah jangan mau atau nafsu punya jabatan. 

Manusia memang tempatnya salah namun saya sesalkan media kadang tidak cermat menulis berita, kalau saya salah nulis nggak masalah dampaknya tidak akan membuat heboh tetapi media,apalagi media KOMPAS yang sudah sangat terkenal. ..

Masyarakat masih banyak yang belum MOVE ON masih belum menerima dengan ikhlas hasil Pilpres jadi sekali lagi buat Media khususnya Wartawan yang mengejar Headline : Kalau tidak bisa menjadi solusi jangan sampai membuat Problem...

Salam akurat...

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun