Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-hati Penipuan Dibalik Promosi AOWA !!!

16 Februari 2009   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:19 4769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sabtu dan Minggu semestinya menjadi hari yang menggembirakan karena bisa sejenak rehat dari rutinitas kegiatan kantor. Sayang suasana akhir pekan kali ini terganggu oleh peristiwa kurang menyenangkan yang dialami istri saya. Awalnya saya agak enggan untuk menuliskannya disini, malu donk masa istri kena tipu diceritakan ke publik. Tapi setelah dipikirkan kembali dan menimbang-nimbang mengenai kemungkinan akan adanya korban-korban berikutnya, saya mencoba berbagi cerita mengenai kejadian yang menimpa kami.

Ceritanya dimulai ketika saya dan istri mengunjungi Mal Lippo Cikarang pada Sabtu 14 Februari 2009. Ketika melewati stan pameran AOWA, istri saya ditawari souvenir gratis oleh Sales Promotion Girl (SPG) yang mengaku bernama Silvi Riska. Mulanya istri saya menolak, tapi dengan alasan promosi, SPG tersebut terus merayu untuk tetap menerima souvenir tersebut dan meminta istri saya untuk sekedar mengisi data diri sebagai catatan pengunjung counter AOWA. Setelah itu si SPG lalu menawarkan undian untuk mendapatkan produk AOWA. Mereka meminta istri saya untuk memilih selembar kupon dan mengatakan kalau beruntung istri saya bisa saja mendapatkan secara gratis salah satu produk AOWA yang sedang mereka pamerkan seperti kompor induksi listrik, oven dan vacuum cleaner sebagai hadiah gong xi fa cai.

Ketika kupon yang dipilih istri saya berisi gambar kompor induksi listrik, para SPG yang bertugas pura-pura terkejut dan mengatakan bahwa istri saya sangat beruntung. Tidak semua orang bisa mendapatkan hadiah langsung secara gratis seperti kompor induksi listrik. Untuk itu SPG Silvi Riska dan kemudian menyusul SPG yang mengaku benama Yuli Patriani akan menelpon ke kantor pusatnya untuk mengkonfirmasi apakah memang istri saya berhak mendapatkan hadiah tersebut, apalagi mengingat hadiah yang diterima cukup besar yang menurut mereka seharga 8 juta rupiah.

Istri saya kemudian dihubungkan dengan telepon ke kantor pusat mereka. Setelah berpura-pura melakukan verifikasi, kemudian orang yang di kantor pusat menyatakan bahwa istri saya merupakan orang ke-14 yang berhak menerima hadiah tersebut dari 20 hadiah yang mereka sediakan. Setelah itu beramai-ramai para SPG dan beberapa sales lainnya mengucapkan selamat kepada istri saya dan kembali mengatakan istri saya sebagai orang yang sangat beruntung.

Mendengar akan mendapat kompor induksi listrik gratis, istri saya tentu saja senang. Namun buru-buru saya mengingatkan istri saya bahwa dalam dunia usaha, tidak ada yang gratis di dunia ini. Selain itu saya juga mengatakan kepada kedua SPG AOWA tersebut bahwa kalau ada pembayaran-pembayaran, apapun bentuk dan alasannya, kami tidak akan mengambil hadiah tersebut. Karena sebenarnya kami tidak membutuhkan benda-benda tersebut. Dengan senyum penuh arti mereka mengatakan bahwa tidak akan ada pembayaran apapun untuk hadiah tersebut.

Sampai disini saya masih menemani istri, tapi karena pada saat yang bersamaan saya harus menemui seseorang, maka istri saya tinggalkan sejenak. Namun betapa kagetnya ketika kembali sekitar 30 menit kemudian ternyata kartu kredit istri saya sudah didebet sebesar 6 juta rupiah yang katanya diminta atas bujukan SPG AOWA untuk membayar 2 produk elektronik lain yang sepaket dengan kompor induksi listrik yang diberikan yaitu water based vacuum cleaner dan ufo convention oven. Ternyata hadiah gratis kompor induksi listrik hanya sekedar pancingan untuk membeli paksa produk lainnya.

Menyaksikan hal tersebut di atas, saya sadar ternyata istri sudah terbujuk dan tertipu oleh para SPG AOWA dan ketika meminta untuk membatalkan transaksi mereka bilang tidak bisa. Dana dari kartu kredit sudah masuk dan tidak bisa ditarik kembali. Ketika saya tetap ngotot agar mereka mengembalikan uang kami, dengan sinis mereka meminta kami menghubungi customer service mereka yang beralamat di AOWA Indonesia, Ruko Eksklusif Blok H/21, Pantai Indah Kapuk.

Dengan dongkol akhirnya kami membawa 3 buah produk AOWA tersebut. Betapa tidak, kami terpaksa membeli barang yang sebenarnya tidak kami butuhkan dan harganya sangat mahal. Ya karena termakan bujuk rayuan dan iming-iming hadiah terpaksa harus membayar sedemikian mahal barang-barang tersebut.

Setibanya di rumah saya cek produk-produk AOWA di internet. Betapa terkejutnya saya ketika halaman-halaman pertama Google justru banyak menampilkan kekecewaan korban akibat penipuan yang dilakukan oleh tenaga pemasaran AOWA dibanding produk itu sendiri. Dari penelusuran Google, setidaknya sejak tahun 2004 telah berlangsung penipuan di balik promosi AOWA seperti yang terjadi di Bandung, Jakarta dan Tangerang.

Dari para korban yang menuliskan kekecewaan disini, disini, disini dan disini, ternyata modusnya sama seperti yang saya alami yaitu: dilakukan di Mal, memancing korbannya dengan iming-iming souvenir dan hadiah besar, bersikap ramah dan memberikan pujian, berlagak menghubungi kantor pusat, dan membujuk konsumen untuk mendebet kartu kredit guna membayar produk yang dikatakan sebagai satu paket dari hadiah yang didapat.

Herannya, meski praktik seperti itu sudah berlangsung lama, tetapi tidak ada teguran dari lembaga seperti YLKI atau edukasi kepada masyarakat untuk menghindari praktik-praktik penipuan seperti yang dilakukan AOWA. Sehingga tidak mengherankan banyak korban yang terus berjatuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun