Saronen, Musik Khas Madura yang Sudah Ada Sejak 500 Tahun Lalu

Saronen, Musik Khas Madura yang Sudah Ada Sejak 500 Tahun Lalu

Nabila Meidy Sugita - detikJatim
Selasa, 05 Des 2023 13:00 WIB
Musik Saronen khas Madura.
Musik Saronen khas Madura/Foto: Website Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud
Sumenep -

Keragaman Indonesia tidak hanya terlihat dari suku, budaya, hingga bahasa. Tetapi juga terlihat dari kesenian daerah mulai dari tari hingga musik. Termasuk seni musik saronen yang merupakan musik tradisional Kabupaten Sumenep.

Musik ini diciptakan Ki Hotib Sendang dari Kecamatan Pragaan, dan diperkirakan sudah ada sejak 500 tahun lalu. Lantas seperti apa asal-usul musik saronen, dan apa saja pertunjukan musik ini?

Berikut detikJatim rangkumkan musik saronen dikutip dari jurnal berjudul Kesenian Saronen Kelompok 'Bunga Aroma' dalam Kegiatan Kemasyarakatan di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 1975-2015 yang ditulis Mohammad Ilham Sultoni dan Septina Alrianingrum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Saronen

Pencipta musik Saronen Ki Hotib Sendang diperkirakan lahir pada tahun 1550-an. Saat itu, saronen diciptakan sebagai salah satu sarana Ki Hotib untuk berdakwah agama Islam.

Saronen berasal dari kata Pasar Sennenan. Nama ini kemudian diambil karena saronen selalu dimainkan hari Senin atau hari pasaran di Pasar Ganding.

ADVERTISEMENT

Musik ini dimainkan dua orang sambil melawak dan menari (athandeng) sesuai irama musik. Sesekali mereka juga melantunkan pantun dakwah Islam ketika berhenti menari.

Ciri Komponen Saronen

Saronen terdiri dari sembilan instrumen. Masing-masing instrumen tersebut memiliki nilai filosofis yang diambil dari kalimat pembuka Al-Qur'an yakni Bismillahirrahmanirrahim. Lafaz tersebut bila dilafalkan memiliki sembilan kecap.

Sembilan instrumen tersebut di antaranya saronen, gong besar, kempul, kenong besar, kenong tengahan, kenong kecil, korca, gendang besar, dan gendang dik-gudik (gendang kecil). Adapun ciri khas penggunaan komponen saronen saat pertunjukan meliputi sebagai berikut.

1. Tabbhuwan raja dan tabbhuwan kene

Masing-masing gong besar dan gong kecil yang digantung akan dipukul oleh penabuh dengan palu berlapis kain (bhutabbu). Pukulan kedua gong tersebut dilakukan secara bergantian.

2. Pendong (gong kecil) Kennong Pernanga

Pendong (gong kecil) dan kennong pernanga ditabuh dengan bantuan pemukul dari kayu kaleke, kenning pernanga yang terbuat dari besi. Sementara itu, pentolnya dari kuningan.

3. Kolkol

Kenong lainnya diletakkan di lantai dan dinamakan kolkol. Kenong ini dibuat dari ghangsa yakni campuran kuningan dan perunggu.

4. Ghendang Raja

Ghendang raja merupakan gendang besar yang diselaputi kulit sapi di kedua ujungnya. Alat ghendang raja ini ditabuh dengan tongkat kayu oleh penabuh yang duduk di lantai sambil memangku alat tersebut.

5. Ghendang kene

Ghendang kene merupakan gendang kecil yang dilapisi kulit sapi di kedua ujungnya dan berbentuk kerucut terpotong di tengah. Alat yang digunakan untuk menabuh alat musik tersebut ialah tongkat kayu nangka.

Ciri Irama Musik Saronen

Terdapat tiga irama yang dibawakan saat pertunjukan seni musik saronen, di antaranya sebagai berikut.

  • Irama lorongan toju' (Irama lembut yang dimainkan oleh pemusik dengan posisi duduk)
  • Irama Lorongan Jhalan (Irama sedang yang dimainkan sambil berjalan)
  • Irama Sarkaa' (Irama cepat dan dinamis yang dimainkan ketika suasana riang)

Busana Pemusik Saronen

Para pemusik saronen juga mengenakan kostum. Berikut kostum yang digunakan pemusik saronen.

  • Celana panjang yang dipakai dengan cara sapit urang
  • Kain panjang yang dipakai dengan cara sapit urang
  • Kain panjang dengan setagen dilengkapi dengan ikat pinggang
  • Kemeja lengan panjang dengan warna mencolok
  • Rompi berwarna kontras dengan kemeja
  • Ikat kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu imitasi
  • Sepatu olah raga berwarna putih atau hitam serta kaos kaki panjang
  • Kacamata hitam

Kegiatan Pertunjukan Seni Saronen

Pertunjukan seni musik Saronen dapat dijumpai sebagai iringan musik pada acara-acara di bawah ini.

  • Sape Onok
  • Karapan Sapi
  • Ritual Nyadar
  • Upacara Petik Laut
  • Hajatan (Perayaan, Pernikahan, Khitanan, Tujuh Bulan Kehamilan, dan Hari Jadi Sumenep)
  • Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Wali Kota Denpasar Bicara soal Polemik Pembatasan Jam Buka Warung Madura"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/sun)