Academia.eduAcademia.edu
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Universitas Hasanuddin: e-Journals Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. (K) November 2018 p-ISSN: 2460-8173 e-ISSN: 2528-3219 HILIRISASI HASIL RISET PUPUK FOSFAT-PLUS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN DI PAPUA BARAT Ishak Musaad*1, Kunto Wibowo2, Siti H. Kubangun1 *e-mail: ishakmusaad16@gmail.com 1) Jurusan Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Papua 2) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Papua (UNIPA) Diserahkan tanggal 13 September 2018, disetujui tanggal 18 Oktober 2018 ABSTRAK Percepatan pembangunan pertanian di Provinsi Papua Barat mutlak diperlukan karena sebagian besar masyarakat di pedesaan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Selain penghasil komoditas yang dapat meningkatkan pendapatan daerah, sektor ini juga menjadi penyedia tenaga kerja terbesar, sumber bahan baku industri, sumber bahan bakar nabati (energi terbarukan), dan sumber pendapatan masyarakat. Usaha peningkatan produksi pertanian di Papua Barat khususnya di daerah sentra-sentra pertanian menghadapi berbagai kendala. Salah satu kendala adalah rendahnya kesuburan tanah, dimana defisiensi fosfor dan bahan organik merupakan kendala utama. Papua Barat memiliki salah satu sumberdaya alam yaitu Tanah Endapan Fosfat Krandalit (TEFK) seluas lebih dari 100.000 hektar yang dapat diproses menjadi pupuk fosfat-plus. Penelitian tentang pemanfaatan TEFK dan bahan organik yang diproses menjadi pupuk fosfat-plus telah dilakukan dengan menghasilkan produk pupuk “Papua Nutrient”. Hasil penelitian ini telah memperoleh hak paten (ID P0030110). Pengujian pupuk fosfat-plus pada tanaman kedelai telah dilakukan di daerah Transmigran Prafi Manokwari. Kegiatan ini merupakan hilirisasi dari Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dan melibatkan petani. Perlakuan Pupuk fosfat-plus dibandingkan dengan pupuk NPK subsidi dan SP-36 yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian pupuk pada tanaman kedelai yang ditanam di lahan sawah setelah panen padi berpengaruh tidak nyata baik terhadap komoponen pertumbuhan maupun hasil. Petani merespons positif penggunaan pupuk fosfat-plus, meskipun ketergantungannya pada pupuk subsidi masih sangat besar. Hasil pengujian pada tanaman padi yang dilakukan oleh petani menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi sebesar 424,5 kg beras per hektar dengan penambahan pendapatan sebesar Rp. 2.694.000,-. Kata Kunci: hilirisasi, krandalit, pupuk fosfat-plus, pertanian. ABSTRACT The acceleration of agricultural development in the province of West Papua is very importent because most of the people in rural areas depend their lives on the agricultural sector. Efforts to increase agricultural production in West Papua, especially in agricultural centers, face various problems. main problem is low soil fertility, where phosphorus and organic matter deficiencies are the main obstacle. West Papua has one of the natural resources, namely the Crandallite Phosphate Sediment Soil (CPSS) covering more than 100,000 hectares which can be processed into phosphate-plus fertilizer. Research on the use of CPSS and organic matter processed into phosphate-plus fertilizer has been carried out by producing "Papua Nutrient" fertilizer products. The results of this study have obtained patent rights (ID P0030110). 85 Ishak Musaad, Kunto Wibowo, dan Siti.H. Kubangun: Hilirisasi Hasil Riset Pupuk Fosfat-Plus untuk Meningkatkan Produksi Pertanian di Papua Barat. Phosphate-plus fertilizer testing on soybean plants has been carried out in the Prafi Manokwari Transmigrant area. This activity is a downstream program of Science and Technology for Campus Innovation and Creativity. Phosphate-plus fertilizer treatment was compared with NPK and SP-36 fertilizers which were designed using a randomized block design. The test results show that fertilizer application on soybean crops grown in rice fields after harvesting rice has no significant effect on both growth comoponen and yield. Farmers respond positively using phosphate-plus fertilizer, although dependence on subsidized fertilizer is still very large. Test results on rice plants carried out by farmers showed that the production increase was 424.5 kg of rice per hectare with an additional income of Rp 2,694,000. Keywords: Hiliritization, crandallite, phosphate, fertilizer, agricultre. PENDAHULUAN sehingga perlu dihilirisasikan kepada petani Percepatan pembangunan pertanian di maupun industri. Petani Transmigran di Provinsi Papua Barat mutlak diperlukan Papua karena di penggunaan pupuk kimia yang disubsisi pedesaan menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Penggunaan pupuk kimia yang sektor terus-menerus dapat mengakibatkan pe- sebagian besar pertanian. masyarakat Usaha peningkatan Barat sangat bergantung pada Barat nurunan kualitas tanah pertanian, sehingga khususnya di daerah sentra-sentra pertanian produksi akan stagnan meskipun dilakukan menghadapi berbagai kendala. Salah satu pemupukan kendala adalah rendahnya kesuburan tanah, Lemahnya modal petani dalam penerapan dimana defisiensi fosfor dan bahan organik pemupukan merupakan kendala utama. Abdurachman et produksi dan kualitas hasil panen terutama al. 2008, menyatakan bahwa tanah mineral padi, jagung, dan kedelai relatif rendah dan masam memerlukan teknologi budidaya selalu di bawah produksi rerata nasional. berupa tingkat Permasalahan tersebut harus segera diatasi, kesuburan alaminya relatif rendah dengan misalnya dengan melakukan hilirisasi pupuk faktor pembatas rendahnya ketersedian P. Fosfat-plus yang telah diproduksi melalui produksi pertanian di pemupukan, Papua karena dengan takaran berimbang tinggi. menyebabkan Tanah Endapan Fosfat Krandalit (TEFK) Program Pengembangan Usaha Produk di Kabupaten Maybrat Papua Barat, seluas Intelektual Kampus (PPUPIK) Universitas lebih dari 100.000 hektar merupakan salah Papua. Kegiatan hilirisasi harus dilakukan satu sumber fosfat yang dapat diproses dengan menjadi pupuk fosfat-plus (Musaad, et. al, kepada petani di beberapa Kabupaten di 2018). pemanfaatan Papua Barat. Tujuan kegiatan hilirisasi TEFK dan bahan organik yang diproses adalah mendekatkan produk inovasi pupuk menjadi pupuk fosfat-plus telah menghasil- fosfat-plus kan produk pupuk “Papua Nutrient”. dan digunakan untuk meningkatkan produksi telah memperoleh hak paten (ID P0030110) padi dan kedelai. 86 Penelitian tentang cara ujicoba kepada secara petani bertahap agar dapat p-ISSN: 2460-8173 e-ISSN: 2528-3219 Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. (K) November 2018 METODE PELAKSANAAN Tanah Endapan Fosfat Krandalit dikering- Bahan baku yang digunakan adalah: kan, kemudian diayak dengan ayakan 100 kotoran ternak sapi, dan Tanah Endapan mesh. Bahan pupuk lain untuk memperkaya Fosfat Krandalit (TEFK). Kedua bahan produk pupuk digunakan sesuai kebutuhan tersebut diproses menjadi Bahan-bahan Pupuk Fosfat- tersebut dicampur Plus. Pupuk NPK 15:15:15 dan SP-36 selanjutnya sebagai pupuk pembanding. Pupuk mikro menggunakan mesin granulator. Demplot - percobaan untuk tanaman kedelai dirancang 2 ), dan benih kedelai varietas Anjasmoro. menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Peralatan yang digunakan adalah bor tanah, Faktor A adalah jenis pupuk P dengan 4 taraf cangkul, peralatan (jenis). Faktor B adalah takaran Molibdenum mekanisasi untuk proses budidaya tanaman (Mo). Petak percobaan berukuran 2,5 m x 4 kedelai dan padi. m =10 m². Jarak petak dalam satu ulangan yang digunakan adalah molibdenum (MoO4 handspayer, dan digranulasi dan dengan Metode yang digunakan dalam kegiatan 0,2 m, sedangkan jarak antara ulangan 0,5 pengabdian ini adalah dengan metode m sehingga luas area percobaan 50 m x 10 demonstration plot (Demplot) dan pendam- m= 500 m². Pemberian perlakuan takaran pingan kepada petani. Pupuk fosfat-plus pupuk P dilakukan pada saat tanam, berbentuk granul dan cair diproduksi di sedangkan perlakuan takaran Molibdenum Rumah Produksi Pupuk yang berada di (Mo) diberikan pada saat tanaman berumur Fakultas Pertanian Papua 2 MST. Pemeliharaan tanaman dilakukan (Gambar 1). digerus, selama percobaan di lapangan terutama Bahan Universitas organik dihancurkan dengan menggunakan mesin pengendalian pencacah kompos, kemudian dikeringkan. pengendalian hama dan penyakit tanaman. gulma, penyiraman dan Gambar 1. Rumah Produksi Pupuk Organik. 87 Ishak Musaad, Kunto Wibowo, dan Siti.H. Kubangun: Hilirisasi Hasil Riset Pupuk Fosfat-Plus untuk Meningkatkan Produksi Pertanian di Papua Barat. Pendampingan HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan Pupuk yang dihasilkan diuji pada tanaman kedelai dan padi. Petani dilibatkan dalam kegiatan uji coba agar termotivasi untuk menggunakan produk tersebut dengan jalan menyerahkan produk pupuk kepada petani (Gambar 2). kepada selama petani dalam juga tahapan penanaman sampai produksi tanaman pada demplot dengan petani pelaksanaan tifikasi dalam untuk demplot permasalahan bentuk diskusi mengevaluasi dan mengiden- yang timbul (Gambar 3). Gambar 2. Penyerahan Produk Pupuk kepada Petani Gambar 3. Tahapan Penanaman Padi (Kiri) dan Diskusi dengan petani (Kanan). pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan Hasil Demplot basah, namun interaksinya tidak menunjukKomponen Hasil Tanaman Hasil menunjukkan kan perbedaan yang nyata. Bobot brangbahwa kasan kering dan bobot hasil tanaman tidak perlakuan pupuk P dan dosis Mo ber- menunjukan perbedaan yang nyata akibat 88 analisis p-ISSN: 2460-8173 e-ISSN: 2528-3219 Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. (K) November 2018 perlakuan pupuk NPK, SP36 maupun Pupuk konsentrasi dan serapan Fosfat-Plus. basah banyak (tanpa pertumbuhan. Perlakuan pupuk P yang perlakuan pupuk P), namun tidak berbeda berasal dari NPK memiliki peranan penting nyata dengan perlakuan jenis pupuk Fosfat- terhadap PLus (P1) dan perlakuan jenis pupuk SP36 brangkasan tanaman kedelai, dan efektif (P3). Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam menyerap air maupun hara yang Abdulrahman et al., 2008 bahwa tanah disediakan tanah serta mampu meningkat- mineral teknologi kan perkembangan akar tanaman. Unsur N budidaya berupa pemupukan, karena tingkat dari pupuk NPK berfungsi untuk per- kesuburan alaminya relatif rendah dengan tumbuhan akar, batang, cabang dan daun, faktor pembatas rendahnya ketersedian P. sedangkan P berperan dalam pembentukan Diduga telah terjadi kejenuhan P pada tanah biji karena petani sering melakukan pemupukan pertanaman juga tidak berbeda nyata akibat dengan dosis tinggi. perlakuan pupuk P, dosis Mo dan interaksi terendah Bobot pada masam brangkasan perlakuan P0 memerlukan Perlakuan dosis Mo berpengaruh nyata pemberian polong kedelai. dan untuk bobot Bobot hasil Besarnya pendapatan petani akibat perlakuan dosis M2 (Mo = 600 g ha-1). (tanpa pertumbuhan akar Hasil Uji Coba pada Tanaman Padi brangkasan basah tertinggi didapatkan dari M0 dan ke keduanya. terhadap brangkasan basah tanaman. Bobot Perlakuan didistribusikan P serta lebih perlakuan pupuk fosfat-plus pada tanaman Mo) padi di Daerah Transmigrasi SP 1 Prafi menghasilkan bobot berangkasan terendah. disajikan pada Gambar 4. Hongen at al (2010) menyatakan bahwa penambahan Mo menghasilkan peningkatan 45.000.000 Penerimaan (Rp.) 40.000.000 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 0 0,50 Normal 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 Pemberian Pupuk Nutrient Gambar 4. Penerimaan usahatani padi (Rp.) akibat penambahan pupuk fosfat-plus. 89 Ishak Musaad, Kunto Wibowo, dan Siti.H. Kubangun: Hilirisasi Hasil Riset Pupuk Fosfat-Plus untuk Meningkatkan Produksi Pertanian di Papua Barat. Hasil analisis usaha tani yang disajikan pada Gambar 4 menunjukkan bahwa pupuk karena mengandalkan residu pupuk dari pertanaman padi sebelumnya. penerimaan yang diperoleh dari kegiatan usahatani padi dengan penambahan pupuk fosfat-plus rata-rata sebesar Rp. 30.051.000,- pada luasan rata-rata 0,54 hektar. Besar kenaikan penerimaan yang diperoleh dari usahatani padi dengan penambahan pupuk fosfat-plus sebesar Rp. 2.751.000,- atau per hektarnya mencapai Rp. 5.094.400,-. Jika penggunaan pupuk fosfat-plus sebanyak 20 Liter dengan harga Rp 60.000/Liter, maka biaya untuk pupuk yang dikeluarkan sebesar Rp1.200.000,-. Dengan demikian peningkatan pendapatan petani sebesar Rp.3.894.000,-. Jika diasumsikan bahwa biaya tenaga kerja untuk pemupukan sebesar Rp.1.200.000,-, maka penambahan pendapatan per hektar lahan akibat penggunaan pupuk fosfat-plus SIMPULAN 1. Produk pupuk fosfat-plus dapat meningkatkan produksi kedelai dan padi di daerah Transmigrasi Prafi Manokwari. 2. Hilirisasi hasil penelitian pupuk fosfatplus sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian di sentrasentra pertanian di Papua Barat 3. Uji multilokasi penggunaan Pupuk Fosfat-Plus sangat diperlukan untuk mengetahui keefektifannya di lahan petani dengan berbagai jenis tanaman dan jenis tanah 4. Diperlukan pelatihan, dan pendam- pingan dalam hilirisasi produk pupuk fosfat-plus kepada petani sehingga petani dapat memperoleh inovasi dalam praktek pemupukan. sebesar Rp. 2.694.000,-. UACAPAN TERIMA KASIH Respon Petani Hasil evaluasi terhadap 10 responden petani yang menggunakan pupuk fosfat-plus menunjukkan bahwa pupuk fosfat-plus dapat meningkatkan hasil tanaman padi rerata sebesar 10%. Petani sangat bergantung pada penggunaan pupuk NPK karena harga bersubsidi lebih murah dibandingkan dengan Kami menyampaikan terima kasih kepada DRPM Kemenristekdikti yang telah mendanai kegiatan Hilirisasi Hasil Riset Pupuk Fosfat-Plus Universitas Papua melalui skema PPUPIK Hibah Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2016-2018. DAFTAR PUSTAKA harga pupuk yang lain. Ketergantungan terhadap pupuk kimia menyebabkan permintaan pupuk yang lain sangat minim. Penggunaan pupuk kimia pada tanaman kedelai umumnya dengan dosis rendah, bahkan sebagian petani tidak menggunakan 90 Abdulrachman, A. Dariah, A & Mulyani,A. 2008. ‘Strategi dan Teknologi Penelolaan Lahan Kering Mendukung Pengadaan Pangan Nasional’. J.Litbang Pertanian Vol.27, No 2, hlm.43-9. Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. (K) November 2018 Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Papua Barat dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik, Papua Barat. Hongen , L. Hu, Chengxiao , Hu, Xiaoming , Nie, Zhaojun , Sun, Xuecheng , Tan, Qiling And Hu, Huafeng, 2010. Interaction Of Molybdenum And Phosphorus Supply On Uptake And Translocation Of Phosphorus And Molybdenum By Brassica Napus, Journal Of Plant Nutrition, 33: 12, 1751 — 1760 p-ISSN: 2460-8173 e-ISSN: 2528-3219 Musaad, I. 2011. Beberapa sifat Kimia Tanah akibat Pemberian Ekstrak Krandalit dan Fraksi Bahan Organik Pada Humic Hapludults. Jurnal Agrotek. Vol 2 No.3. Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian UNIPA Manokwari. Musaad, I. 2018. Usaha IbIKK Pupuk Fosfat-Plus. Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 1. http://journal.unhas.ac.id/index.php/pa nritaabdi 91