Krokodil: Gejala, Efek Samping, dan Perawatan

Bagikan di sosial media kamu:

Salah satu jenis obat-obatan yang penting untuk Anda ketahui adalah Krokodil. Obat ini menjadi perbincangan di dunia medis karena efek sampingnya yang terbilang mengerikan dan berbahaya bagi tubuh. 

Sumber foto: Huftpost Post

Untuk itulah, pengetahuan mengenai jenis obat ini sangat penting untuk Anda pahami. Tujuannya agar bisa terhindar dari penggunaan dan kecanduan obat yang bisa sangat membahayakan kesehatan. 

Inilah informasi selengkapnya mengenai Krokodil. 

Mengenal Krokodil 

Krokodil adalah salah satu jenis narkoba yang pertama kali laporan penggunaannya ada di Rusia di tahun 2003. Sejak penemuan tersebut, penggunaan narkoba ini terus menyebar ke berbagai negara. 

Terutama ke negara-negara sekitarnya seperti Kazakhstan, Georgia, dan Ukraina. Kata Krokodil sendiri merupakan ejaan bahasa Rusia dari Crocodile atau buaya. Obat ini juga memiliki nama lain yaitu Desomorfin (Desomorphine). 

Lantas, mengapa obat ini memiliki nama yang artinya adalah buaya? Hal ini karena obat ini bisa mengakibatkan orang yang mengkonsumsinya memiliki kulit yang bersisik dan terlihat seperti buaya. 

Kulit yang bersisik tersebut seringkali bisa berubah menjadi kehitaman atau berubah menjadi luka. Luka tersebut terkenal dengan nama Gangrene. Lukanya bisa membusuk dan melebar ke area kulit yang sehat. 

Jenis obat ini merupakan turunan opioid yang memiliki sifat analgesik, menenangkan, dan cenderung sangat adiktif sehingga membuat mudah kecanduan. Obat ini terbuat dari sintesis desomorfin dari Kodein

Baca juga:  Serba Serbi Paranoia: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi

Setelah itu, bercampur dengan beberapa bahan yang adiktif lainnya seperti asam klorida, yodium, bensin, fosfor merah, pengencer cat, dan lain sebagainya. Obat ini memiliki manfaat untuk meredakan nyeri kronis bahkan juga depresi

Banyak pasien yang memiliki obat ini jika sudah kehabisan metode pengobatan konvensional. Secara garis besar, obat ini juga memiliki efek halusinasi mirip seperti Morfin dan juga Heroin

Alasan Krokodil Begitu Populer 

Salah satu yang membuat jenis narkoba ini begitu populer adalah harganya yang murah. Banyak orang yang menggunakan narkoba Krokodil sebagai pengganti dari jenis Heroin. 

Krokodil bisa memberikan efek menenangkan seperti Heroin, tetapi dengan harga 3 (tiga) kali lebih murah. Umumnya jenis narkoba ini bisa didapatkan pada harga sekitar 6 USD sampai 8 USD atau sekitar Rp94.000 sampai Rp125.000 per injeksi.

Sementara itu, Heroin memiliki harga yang jauh lebih mahal sekitar 150 USD atau sekitar Rp2.350.000 per injeksinya. Inilah yang kemudian membuat jenis narkoba ini begitu populer, meski efeknya juga sangat buruk untuk kesehatan. 

Tanda atau Gejala Kecanduan Krokodil 

Sama seperti jenis narkoba lainnya, ketika seseorang kecanduan dengan Krokodil, maka akan ada beberapa gejala yang bisa Anda amati. Inilah beberapa tanda atau gejala seseorang kecanduan narkoba Krokodil: 

1. Sakau 

Orang yang sebelumnya mengkonsumsi Krokodil, kemudian berhenti secara tiba-tiba akan menyebabkan gejala sakau. Gejala ini meliputi insomnia, rasa gelisah, cemas, nyeri otot, bahkan bisa menyebabkan kejang. 

Tidak jarang dari gejala sakau ini biasanya akan memicu siklus addicted yang jauh lebih buruk pada pengguna. 

2. Toleransi yang Meningkat 

Ketika seseorang mengkonsumsi  krokodil drug secara berkelanjutan, maka hal ini akan memicu peningkatan toleransi. Orang akan cenderung membutuhkan obat dengan dosis yang jauh lebih besar supaya efeknya terasa ke tubuh. 

Baca juga:  Ciri-Ciri Lingkungan Toxic dan Cara Menghadapinya

3. Agresif dan Kehilangan Kendali Diri 

Agresif dan kehilangan kendali diri bisa menjadi tanda bahwa seseorang telah kecanduan obat-obatan terlarang. Ketika kecanduan, seseorang akan cenderung menghalalkan segala cara agar mereka bisa mendapatkan obat yang mereka mau. 

Bahkan mereka tidak ragu jika harus mengunjungi banyak dokter agar bisa mendapatkan banyak resep. Tidak jarang pula dari mereka berani untuk menipu penyedia layanan kesehatan mengenai penggunaan Krokodil sebenarnya. 

4. Mengabaikan Tanggung Jawab 

Tanda pecandu obat yang terakhir adalah seringkali mengabaikan tanggung jawab yang mereka miliki. Baik itu tanggung jawab pribadi, keluarga, pekerjaan, hubungan asmara, dan lain sebagainya. 

Narkoba akan menjadi prioritas mereka dan mereka akan berusaha untuk mencari kesenangan dan efek ketenangan yang bisa obat tersebut berikan. Padahal tanpa mereka sadari, ketenangan itu adalah hal yang justru membahayakan. 

Efek Samping Krokodil 

Kecanduan obat-obatan bisa memberikan efek samping yang buruk untuk kesehatan fisik, mental, dan mempengaruhi aspek hidup seseorang. Inilah efek Krokodil selengkapnya yang harus Anda waspadai:

1. Gangguan Pada Pernafasan 

Konsumsi obat ini secara berlebihan bisa mengakibatkan gangguan pernafasan yang parah. Tidak jarang bisa menyebabkan orang kekurangan oksigen bahkan memicu kegagalan pernafasan. 

2. Komplikasi Kardiovaskular 

Penyalahgunaan obat ini bisa memicu risiko masalah pada kardiovaskular atau jantung. Seperti stroke, serangan jantung, hingga aritmia. 

3. Mengalami Gangguan Kesehatan Mental 

Tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, penyalahgunaan obat ini bisa memicu gangguan kesehatan mental. Orang yang kecanduan bisa mengalami gangguan kecemasan, depresi, bahkan bisa memicu psikosis. 

4. Kesehatan Tubuh Bisa Tergerogoti

Dalam kondisi yang lebih ekstrim penyalahgunaan obat ini bisa memicu penggerogotan tubuh yang ekstrim yaitu infeksi parah pada kulit. Seperti penyakit Gangren yang merupakan akibat dari kurangnya aliran darah ke tubuh. 

Baca juga:  Harus Tahu Dampak Negatif Minuman Keras untuk Tubuh

5. Munculnya Konsekuensi pada Keuangan dan Hubungan Sosial 

Tidak hanya untuk diri sendiri, seseorang yang kecanduan Krokodil bisa muncul gejala konsekuensi pada hubungan sosial dan keuangannya. Hal ini dikarenakan kecanduan bisa menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. 

Pecandu obat-obatan cenderung kesulitan untuk mempertahankan hubungan dengan lingkungan sekitar dan cenderung menarik diri. Belum lagi soal keuangan yang habis untuk berusaha memenuhi kecanduan terhadap obat tersebut. 

Pemulihan dan Perawatan Pasien Kecanduan 

Perawatan dan pemulihan bagi pasien yang kecanduan menjadi kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan. Bagi pasien kecanduan Krokodil, perlu pendekatan yang menyeluruh, baik dari segi psikologis dan medis. 

Inilah beberapa pilihan pengobatan untuk pasien: 

1. Pengobatan dengan Bantuan Obat (MAT) 

Pertama, pasien yang kecanduan jenis obat ini bisa melakukan pengobatan dengan bantuan obat. Obat tersebut bisa berupa Metadon atau Buprenorfin. Dengan resep yang sesuai, dua obat ini bisa sangat membantu pasien kecanduan. 

Obat ini akan bekerja dengan menstabilkan pasien dan mengelola hasrat mereka untuk mengonsumsi obat-obatan selama masa pemulihan dan perawatan. 

2. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT

Terapi perilaku kognitif atau CBT adalah salah satu jenis terapi yang bisa membantu mengatasi masalah psikologis, termasuk kecanduan. Dengan terapi ini, pasien akan terbantu dengan mekanisme koping dan mencegahnya supaya tidak kambuh. 

Cara kerjanya, pasien dan terapis akan bekerja sama untuk mengubah pola pikir serta perilaku. Proses ini biasanya akan berlangsung dalam beberapa sesi tanya jawab. 

Hasilnya, akan terjadi perubahan terhadap suasana hati dan cara hidup pasien yang bersangkutan ke arah yang jauh lebih baik. 

3. Detoksifikasi 

Terakhir, cara perawatan dan pemulihan kecanduan Krokodil narkoba adalah dengan cara detoksifikasi. Cara ini akan berlangsung di bawah pengawasan medis dan akan melakukan serangkaian penghentian penggunaan obat bertahap. 

Dengan cara ini, gejala sakau bisa terkelola dengan aman, mengurangi ketergantungan pada obat, hingga bisa sampai tahap menghentikan penggunaan obat Krokodil secara permanen. 

Dapatkan edukasi tentang narkoba, pencegahan, dan solusinya di LBI Ensiklopedia.

Scroll to Top
× Konsultasi Gratis!!