“Retinopati Diabetik”
Pembimbing :
dr. H. Ibrahim, Sp.M
Disusun oleh:
Nama : Arika Shafa Nabila
Nim : 712020067
RETINA
• Lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi
bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.
• Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus siliare dan berakhir pada ora
serrata dengan tepi yang tidak rata.Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora
serata dan 0,56 mm pada kutub posterior.
• Cahaya difokuskan ke retina dan disalurkanke otak melalui saraf optik.
DEFINISI
polyol pathway
Patofisiologi
Terdapat beberapa mekanisme yang diduga berperan pada
kerusakan mikrovaskuler dan retinopati diabetes, antara lain:
polyol pathway, glikasi non-enzimatik, aktivasi protein kinase C
(PKC), faktor genetik, inflamasi, dan stres oksidasi.
Menunjukan abnormalitas
mikrovaskular (dilatasi Menunjukkan perdarahan Menunjukkan perdarahan,
kapiler). retina dan mikroaneurisma. eksudat lemak kuning, dan
cotton wool spot.
Klasifikasi
Klasifikasi Retinopati Diabetik berdasarkan ETDRS :
2. Retinopati Hemoglobinopati.
• Kelainan molekul hemoglobin pada eritrosit sehingga
terjadi kerusakan sel yang menyebabkan vaso-oklusi
sehingga terjadi hipoksia retina, iskemia, neovaskularisasi,
dan fibrovaskularisasi.
3. Makroaneurisma Retina
• Kondisi dilatasi pada arteriol besar retina. Hal ini berkaitan
dengan kondisi sistemik seperti hipertensi, penyakit
aterosklerosis, atau hiperkolestrolemia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Anamnesis
• Pada kasus retinopati diabetik juga perlu ditanyakan secara rinci mengenai
diagnosis diabetes mellitus.
Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan visus.
• Tekanan intraokular.
• Lapang pandang.
• Pemeriksaan mata anterior.
• Funduskopi.
Tatalaksana
1. Terapi Medikamentosa
2. Anti-VEGF
• Pada pasien dengan progresivitas yang cepat atau deteksi yang terlambat,
kehilangan tajam penglihatan permanen dapat terjadi. Pemeriksaan mata rutin
dan penatalaksanaan diabetes mellitus adekuat dapat meningkatkan prognosis
dan mencegah kebutaan.