Kelainan pada Tulang: Ciri dan Penanganannya

Kelainan pada Tulang: Ciri dan Penanganannya

Anindyadevi Aurellia - detikHealth
Kamis, 09 Feb 2023 14:19 WIB
Kelainan pada tulang.
Foto: Kjpargeter/Freepik
Jakarta -

Dari patah tulang hingga arthritis, kelainan yang mempengaruhi tulang dapat menyebabkan kelainan pada tulang dan persendian, meningkatkan risiko patah tulang, rasa tidak nyaman, atau rasa nyeri, hingga cacat.

Genetika, usia, hormon, pekerjaan, tingkat aktivitas, gaya hidup, dan faktor lingkungan semuanya berpengaruh dalam kelainan pada tulang. Berikut penjelasan selengkapnya.

Ciri dan Gejala Kelainan pada Tulang

Dokter Daniel Wiznia, Ahli Bedah Ortopedi, di Yale Medicine memverifikasi artikel Medical News Today yang menjelaskan ciri gejala kelainan pada tulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelainan tulang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti nyeri, kelemahan, deformitas, dan gangguan mobilitas. Beberapa kelainan tulang bisa disebabkan oleh faktor usia, gaya hidup, dan genetik.

Pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup bagi mereka yang menderita kelainan tulang.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan menjaga gaya hidup sehat untuk mencegah kelainan tulang.

Berikut beberapa kelainan pada tulang, disitat dari laman Mayo Clinic dan Rumah Sakit John Hopkins.

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu kondisi tulang yang membuat tulang menjadi lebih rapuh dan rentan patah.

Ciri dan gejala osteoporosis meliputi:

  • nyeri tulang,
  • pertumbuhan tinggi badan yang melambat,
  • postur yang membungkuk, dan
  • patah tulang yang mudah terjadi.

Faktor risikonya meliputi:

  • berusia lanjut,
  • jenis kelamin wanita,
  • riwayat keluarga dengan osteoporosis,
  • konsumsi alkohol dan merokok,
  • kurangnya vitamin D dan kalsium, serta
  • kondisi medis seperti tiroid hiperaktif dan kanker.

Pencegahan dan pengobatan osteoporosis yakni dengan menjaga gaya hidup sehat, konsumsi makanan kaya akan kalsium dan vitamin D, dan suplemen jika diperlukan.

Perawatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup bagi mereka yang menderita osteoporosis.

2. Rickets

Rickets adalah suatu kondisi medis yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rentan patah akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfor.

Ciri dan gejala rickets meliputi:

  • pertumbuhan tinggi yang melambat,
  • deformitas tulang (kelainan bentuk tulang), dan
  • kurangnya kekuatan tulang.

Faktor risikonya termasuk malnutrisi, paparan sinar matahari yang kurang, dan konsumsi makanan yang kurang bergizi.

Pencegahan dan pengobatan rickets yakni dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, kalsium, dan fosfor, serta mengkonsumsi suplemen jika dibutuhkan.

3. Osteogenesis Imperfecta

Osteogenesis imperfecta adalah penyakit genetik yang menyebabkan tulang lemah dan rapuh. Ciri dan gejalanya meliputi:

  • tulang yang patah dengan mudah,
  • deformitas tulang, dan
  • pertumbuhan tinggi yang terhambat.

Faktor risiko terkait dengan mutasi gen dan adanya riwayat keluarga dengan osteogenesis imperfecta. Pengobatan yakni dengan fisioterapi, suplemen vitamin D dan kalsium, dan operasi pada tulang.

Ciri dan Gejala Kelainan pada Tulang Belakang

Beberapa ciri dan gejala kelainan pada tulang belakang antara lain:

  • nyeri punggung,
  • kekakuan,
  • kelemahan otot,
  • sensasi tidak normal seperti mati rasa,
  • rasa pegal yang terus menerus,
  • kehilangan keseimbangan atau koordinasi, dan
  • memburuknya kondisi seiring waktu.

Jika merasakan nyeri hingga bagian leher yang memburuk saat berbaring atau duduk, sebaiknya Anda segera menemui ahli medis.

1. Skoliosis

Laman Mayo Clinic menjelaskan skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke samping yang paling sering didiagnosis pada usia remaja. Skoliosis yang parah dapat melumpuhkan.

Kurva tulang belakang yang sangat parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada, sehingga menyulitkan paru-paru untuk berfungsi dengan baik.

Anak-anak yang mengalami skoliosis ringan harus dipantau secara ketat untuk melihat apakah kelengkungannya semakin parah.

Beberapa anak perlu memakai penyangga untuk menghentikan lengkungan agar tidak memburuk. Ciri-cirinya yakni:

  • Bahu tidak rata
  • Satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol dari yang lain
  • Pinggang tidak rata
  • Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
  • Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan
  • Penonjolan di satu sisi punggung saat membungkuk ke depan
  • Pada sebagian besar kasus skoliosis, tulang belakang akan berotasi atau memutar selain melengkung dari sisi ke sisi

Masih belum diketahui apa yang menyebabkan jenis skoliosis, kelainan ini terkadang diturunkan dalam keluarga. Tanda dan gejala biasanya dimulai pada masa remaja.

2. Kifosis

Laman Rumah Sakit John Hopkins menyebut kifosis didefinisikan sebagai kelengkungan tulang belakang berukuran 50 derajat atau lebih pada sinar-X.

Tulang belakang normalnya dapat menekuk dari 20 hingga 45 derajat kelengkungan di area punggung atas.

Kifosis dapat bersifat bawaan (hadir saat lahir) atau karena kondisi osteogenesis imperfecta, atau penyakit tulang rapuh yang menyebabkan tulang mudah patah.

Gejala kifosis pada umumnya yaitu:

  • perbedaan tinggi bahu,
  • kepala membungkuk ke depan dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
  • perbedaan posisi tulang belikat, dan
  • saat membungkuk ke depan ketinggian punggung atas tampak lebih tinggi dari seharusnya.

Dua faktor risiko terjadinya kyphosis adalah osteoporosis (kepadatan tulang yang rendah) atau memiliki anggota keluarga yang menderita kondisi tersebut.

3. Lordosis

Lordosis adalah kondisi tulang belakang memiliki kurvatura yang terlalu dalam. Hal ini biasanya terjadi pada bagian bawah tulang belakang (lumbal).

Beberapa gejala dan ciri lordosis adalah:

  • nyeri punggung bawah,
  • kelemahan pada otot punggung, dan
  • postur tubuh yang tidak seimbang (cenderung terlalu tegak).

Penyebab lordosis dapat meliputi:

  • kelainan bawaan pada tulang belakang,
  • otot yang kendor dan lemah,
  • kegiatan fisik yang berlebihan,
  • kelebihan berat badan, dan
  • kondisi medis seperti osteoporosis atau spondylolisthesis.

Mengobati kelainan tulang belakang memerlukan intervensi medis, seperti fisioterapi, pengobatan, atau bahkan operasi.

Penting untuk dicatat bahwa segera mengatasi kelainan tulang dapat membantu mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup.

Ciri dan Gejala Kelainan pada Tulang Kaki

Beberapa masalah kaki paling sering dipicu oleh adanya cedera pada kaki. Rasa sakit ini dapat terjadi pada tulang, sendi, otot, tendon, atau ligamen kaki mana pun.

Ciri-ciri dan gejala kelainan pada tulang kaki meliputi:

  • nyeri pada bagian kaki atau pergelangan kaki,
  • pembengkakan,
  • kekakuan atau kesulitan berjalan,
  • cacat postur, dan
  • kesulitan memakai sepatu atau terasa tidak nyaman saat memakainya.

Pada kasus yang parah akan terjadi perubahan warna pada kuku kaki yang harus dievaluasi dokter karena dapat disebabkan oleh kelainan tertentu.

Masalah kaki lainnya diakibatkan oleh kelainan yang mempengaruhi banyak bagian tubuh seperti diabetes, asam urat, atau jenis radang sendi lainnya.

Orang yang menderita diabetes atau penyakit arteri perifer (penyempitan pembuluh darah yang membawa darah ke kaki, lengan, dan mungkin organ dalam) harus memeriksakan kaki setiap hari untuk mencegah tanda-tanda infeksi atau borok pada kaki.

Penyebab Terjadinya Kelainan Pada Tulang

Penyebab kelainan pada tulang mungkin disebabkan oleh penyakit tertentu. Ada banyak jenis penyakit tulang dan penyebab yang mempengaruhinya.

Dalam artikel VeryWell Health yang telah diverifikasi oleh dokter Stuart Hershman, Ahli Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Massachusetts disebutkan faktor-faktornya sebagai berikut:

1. Genetika

Banyak penyakit merupakan kelainan bawaan karena terlihat jelas saat lahir. Beberapa kondisi bawaan disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.

Faktor genetik berperan dalam banyak penyakit dan seringkali faktor yang terkait dengan penyakit tulang genetik tidak diketahui dan tidak dapat diprediksi.

Faktanya, banyak kondisi tulang yang dikaitkan dengan riwayat keluarga dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi dalam satu keluarga.

2. Usia

Perubahan pada kesehatan tulang umum terjadi seiring bertambahnya usia.

Osteoporosis, suatu kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh, sering didiagnosis pada orang dewasa karena berkurangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang lebih mudah patah.

Kelemahan otot juga dapat berkontribusi pada ketidakstabilan tulang. Karena tulang rawan tidak dapat beregenerasi.

Penuaan memulai pola perubahan yang merusak yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan tulang dan sendi yang permanen.

3. Jenis Kelamin

Tampaknya wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit radang sendi, osteoartritis, dan osteoporosis. Banyak dari kondisi ini ditandai dengan radang sendi, mengakibatkan nyeri dan kekakuan sendi.

Kondisi radang sendi juga mempengaruhi jaringan ikat lainnya, termasuk paru-paru, jantung, kulit, mata, dan organ lainnya. Jenis radang sendi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen.

Kondisi radang sendi diketahui mempengaruhi lebih banyak wanita daripada pria. Osteoartritis lebih sering terjadi pada wanita karena biomekanik dan hormon.

Dalam hal biomekanik, fungsi dan gerakan sendi wanita yang unik, termasuk memiliki pinggul yang lebih lebar, sendi yang lebih fleksibel, dan melahirkan semuanya berkontribusi terhadap risiko OA.

Menjadi perempuan juga merupakan faktor risiko osteopenia dan osteoporosis, karena wanita memiliki tulang kecil dan kehilangan kepadatan tulang karena berkurangnya estrogen seiring bertambahnya usia.

4. Etnisitas

Ada perbedaan penyakit tulang antar kelompok etnis, seperti ukuran dan komposisi tubuh. Paget's disease of bone contohnya, lebih jarang mempengaruhi orang-orang keturunan Asia.

Penyakit ini tampaknya lebih umum pada orang kulit putih sementara lebih jarang pada orang kulit hitam.

5. Bakteri dan Infeksi

Penyakit tulang menular seperti osteomielitis disebabkan oleh bakteri. Bakteri umum yang terkait dengan infeksi tulang adalah bakteri Staphylococcus.

Infeksi bakteri pada tulang atau sumsum tulang bisa sangat berbahaya, terutama jika tidak ditangani. Infeksi juga dapat menyebabkan beberapa jenis radang sendi.

Sebuah laporan tahun 2014 dalam Journal of Clinical and Cellular Immunology menunjukkan infeksi dapat memicu sistem kekebalan menjadi terlalu aktif atau respons sistem kekebalan terhadap infeksi menjadi lemah yang kemudian akan menyerang bagian tubuh.

6. Cedera dan Penggunaan Berlebihan

Banyak jenis cedera sendi dan tulang yang dapat meningkatkan risiko dislokasi sendi dan robekan ligamen.

Cedera tulang dan sendi juga dapat terjadi akibat penggunaan yang berlebihan dan bahkan penyalahgunaan sendi dalam jangka waktu yang lama.

7. Arthritis Inflamasi

Beberapa jenis radang sendi dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi tulang lainnya, termasuk osteoarthritis, osteoporosis, dan osteopenia.

Arthritis inflamasi menyebabkan keropos tulang melalui erosi tulang lokal di dalam dan sekitar sendi yang meradang.

8. Diabetes dan Penyakit Hormon Lainnya

Diabetes dan gangguan hormon lainnya dapat menyebabkan peradangan yang akhirnya menyebabkan osteoarthritis.

Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi, serta menyebabkan osteoporosis.

Penderita diabetes, terutama penderita diabetes tipe 1, cenderung memiliki kualitas tulang yang lebih rendah dan peningkatan risiko patah tulang. Gangguan hormon juga dapat mempengaruhi kerangka manusia.

9. Faktor Lingkungan

Paparan racun tertentu dapat mempengaruhi kesehatan tulang, seperti paparan logam berat, racun jamur, asbes, klorin, polutan lingkungan, nikotin, dan paparan bahan kimia di tempat kerja.

Sebagai contoh, autoimunitas yang berhubungan dengan radang sendi dikaitkan dengan paparan bahan kimia beracun dan racun lingkungan.

Bisphenol A (BPA) adalah salah satu racun yang dikenal memicu radang sendi dan penyakit autoimun lainnya. BPA ditemukan di banyak jenis produk konsumen.

10. Tidak Diketahui Penyebabnya

Beberapa penyakit tulang bersifat idiopatik atau penyebab atau prosesnya tidak diketahui. Dua contohnya ialah penyakit tulang yang dialami pada masa kanak-kanak, osteoporosis idiopatik dan skoliosis idiopatik.

Osteoporosis idiopatik menyebabkan sedikit pembentukan tulang, keropos tulang yang berlebihan, atau keduanya.

Skoliosis idiopatik menyebabkan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal yang terjadi pada akhir masa kanak-kanak atau remaja.

11. Faktor Risiko Gaya Hidup

Faktor risiko gaya hidup yang dapat berkontribusi terhadap penyakit tulang, seperti:

  • pola makan yang tidak sehat,
  • gaya hidup yang tidak banyak bergerak,
  • kelebihan berat badan,
  • merokok,
  • konsumsi alkohol yang berlebihan, dan
  • penggunaan beberapa jenis obat.

Solusi atau Cara Mengatasi dan Mengobati Kelainan pada Tulang

Laman Rumah Sakit John Hopkins menyebut berikut tujuh solusi dan cara mengatasi dan mengobati kelainan pada tulang:

1. Fisioterapi

Dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan memperbaiki mobilitas.

2. Medikasi

Mengkonsumsi obat-obatan, seperti analgesik atau obat anti-inflamasi, dapat membantu mengatasi rasa sakit.

3. Terapi Fisik

Terapi berbasis aktivitas fisik, seperti olahraga atau latihan, dapat membantu menjaga keseimbangan dan memperbaiki postur. Selalu jaga postur tubuh agar tetap tegak, gunakan kursi dan sepatu yang nyaman.

4. Terapi Injeksi

Injeksi steroid, bahan pengikat tulang, atau bahan-bahan lainnya dapat membantu mengatasi nyeri dan memperbaiki fungsi tulang.

5. Operasi

Dalam kasus yang parah, operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki atau memperbarui tulang yang cacat.

6. Memperhatikan Pola Makan

Asupan makanan yang baik dan suplemen mineral tulang dapat membantu memperkuat tulang. Perbanyak makanan mengandung kalsium dan aneka vitamin.

7. Perubahan Gaya Hidup

Merokok, minum alkohol, dan kurang bergerak dapat memperburuk keadaan tulang. Maka dari itu, perubahan gaya hidup seperti menjaga berat badan dan berolahraga secara teratur dapat membantu.

Nah itu dia penjelasan mengenai kelainan pada tulang. Perlu dicatat bahwa pilihan terapi tergantung pada tingkat keparahan dan faktor lain.

Selain itu, tentunya harus dengan pendampingan dokter untuk memutuskan penanganan yang paling sesuai.



Simak Video "Kenali Gejala Varian KP.1-KP.2 yang Bikin Kasus Covid Singapura Naik Lagi"
[Gambas:Video 20detik]
(aau/inf)