Hasyim MAH Blog

Berharap Adanya Diskusi

Penipuan Itu Masih (dibiarkan) Berlangsung

Posted by hasyimmah pada Januari 14, 2010

Tanggal 12 Januari 2010 yang lalu, saya dan keluarga pergi ke Jogja dan sempat mampir ke Ambarukmo Plaza (Amplaz). Baru naik dari tempat parkir, di depan Carrefour ada booth peralatan rumah tangga merek Aowa. Begitu lewat, istri saya ditawari sebotol sabun cuci piring gratis hanya dengan memberi tanda tangan oleh staf penjual dari Aowa tersebut. Istri saya tertarik dan “terjebak” di mejanya.

Oleh 2 orang staf penjual (1 pria dan 1 wanita), kami lalu dikenalkan dengan kompor listriknya yang menggunakan teknologi tanpa elemen. Meski sudah pernah melihat kompor seperti itu, tetap saja kami dibuat terkesan dengan produk tersebut. Kami juga dibuat terkejut dengan harganya yang katanya Rp 9.999.000!

Ketika kami mulai terkesan, kami lalu ditawari ambil kupon yang nanti bisa dapat diskon 10% atau 20%  atau bonus produk Aowa selain kompor tadi. Perlu diketahui bahwa kompor tadi memang produk termahal di booth Aowa itu. Produk selain kompor adalah juicer, panci dan food processor yang lain. Harga produk-produk selain kompor berkisar antara Rp 4,9 jutaan sampai Rp 7,9jutaan.

Nah, lalu istri saya mengambil 1 dari tumpukan kupon yang disodorkan. Setelah dibuka, ternyata kami bukan sekedar dapat diskon 10-20% atau bonus produk murah, kami ternyata dapat bonus produk termahal yaitu kompor! Kami sedikit terkejut, tapi kedua staf penjual itu lebih terkejut lagi. Mereka sampai tidak percaya bahwa ada kupon dengan bonus semahal kompor! Tapi justru dari terkejutnya mereka, saya jadi merasa ada yang tidak beres.

Lalu, untuk meyakinkan bahwa kami “sangat beruntung”, tumpukan kupon yang sempat dimasukkan saku oleh staf wanita tadi, kini dikeluarkan lagi. Nah, sayangnya saya yakin sekali bahwa dia mengeluarkan tumpukan kupon yang kedua ini dari saku yang berbeda dengan yang pertama tadi. Lalu saya disuruh ambil lagi secara acak. Dan benar, saya cuma dapat kupon diskon 10% dari situ. Dalam hati saya, tentu saja, karena tumpukan kupon yang pertama bisa jadi berisi kompor semua, sedangkan yang kedua ini berisi kupon diskon saja.

Karena (berakting) tidak percaya dengan keberuntungan saya, staf pria meninggalkan meja dan seakan-akan konfirmasi dengan menelepon ke kantor pusat atau sejenisnya (tetap dengan kesan terkejutnya). Saat itu, staf wanita menjelaskan bahwa kami bisa beli apapun dari produk Aowa dan bisa bawa pulang gratis kompor yang sempat membuat kami terkesan tadi. Jadi, misal kami beli Juicer yang cuma Rp 5jutaan, kami bisa bawa pulang produk senilai Rp 15 jutaan!

Staf pria kembali dengan ceria dan meyakinkan bahwa kupon itu benar-benar berlaku. Keduanya langsung mengajak bersalaman dan memberikan ucapan selamat yang mengesankan kami sangat beruntung. Kemudian kami mulai ditanya-tanya tentang kartu kredit yang kami punya. Setelah itu kami dibuat terkejut lagi karena jika membayar memakai kartu kredit berlogo Visa, kami akan dapat bonus lagi yaitu chopper yang tampaknya memang khusus untuk bonus-bonus (karena paling kecil).

Sampai di sini, untungnya saya dan istri sadar betul bahwa ini modus jebakan yang sudah pernah menimpa teman dan saudara kami yang lain. Kami pun dengan tegas menyatakan tidak mengambil hadiah tersebut. Melihat gejala penolakan mereka pun terus merayu bahwa kesempatan ini sangat langka dan tidak bisa dipakai lagi di kesempatan lain. Dan ketika kami bersikukuh untuk tidak beli, ada staf ketiga (wanita) yang tampaknya punya kedudukan lebih tinggi ikut memaksa kami. Orang ketiga ini memakai metode sedikit memaksa dan menunjukkan wajah yang tidak bersahabat. Tampaknya, ketika metode halus tidak mempan, metode kasar mulai dikeluarkan.

Akhirnya kami tetap beranjak pergi, dan istri saya malah menawarkan balik sabun cuci piring yang digratiskan tadi jika memang mereka tidak ikhlas. Ternyata mereka tetap memberikan sabun gratis tadi meski dengan wajah yang sama sekali tidak ramah khususnya staf yang ketiga tadi.

Setelah kami terbebas dari jebakan itu, kami melanjutkan acara kami ke tempat lain di mall itu sambil memikirkan jalan pulang ke tempat parkir tanpa melewati booth itu lagi. Dalam hati saya berpikir, saya dalam posisi benar dan mereka yang salah tapi kenapa kami yang harus menghindar. Mungkin secara mental, saya jauh kalah kuat dengan mental mereka yang memang terbiasa melakukan itu.

Sekitar 30 menit kemudian ketika acara kami sudah selesai, kami menemukan eskalator lain yang bisa menuju tempat parkir. Namun, saya tetap bisa melihat dari jauh booth Aowa. Dan coba tebak apa yang saya lihat di booth Aowa ketika itu. Saya melihat si staf pria sedang menelepon menggunakan HP-nya kemudian kembali ke sebuah meja di mana ada pasangan seperti kami tadi. Setiba di meja korban, staf itu kembali mengajak bersalaman calon korban itu. Jelas sekali itu memakai modus yang sama dengan yang digunakan ke kami tadi.

Kembali, saya tak punya keberanian untuk menolong calon korban itu. Namun, dalam hati saya berjanji akan membagikan pengalaman ini ke teman-teman agar bisa terhindar dari modus penipuan ini.

Kalu kita lihat secara keseluruhan, Aowa memang tidak menipu tentang produknya. Namun jelas mereka menipu dalam mengarahkan pola berpikir pembeli. Pada dasarnya harga ketiga produk yang ditawarkan itu memang cuma berharga Rp 5jutaan, namun konsumen terlebih dahulu dibuat percaya bahwa produk-produk itu jauh lebih mahal. Cara ini mungkin lumrah kalau tidak disertai kebohongan. Sedangkan di kasus ini jelas ada kebohongan ketika kita dibuat seakan-akan mendapat kupon yang belum pernah ada yang mendapatkan itu.

Setelah kami mengingat-ingat, modus ini sebenarnya sudah pernah kami dengar karena teman dan saudara kami pernah menjadi korban dan membeli produk mereka. Sayangnya meski sudah pernah mendengar, kami tetap sempat masuk jebakan itu. Hanya saja kami akhirnya sadar dan tidak sampai membeli produknya.

Sebagai konsumen, sebenarnya sangat mungkin saya suatu saat akan membeli kompor Aowa tersebut meski dengan harga Rp 10jutaan karena kami ditunjukkan kualitas barang tersebut. Dan bahkan kalau dia bermain wajar, jujur dan membangun “brand”, saya yakin dia pasti dikenal sebagai brand produk-produk inovatif. Barang yang inovatif seperti itu tentu layak punya harga semahal itu. Sayang, justru karena modus itu, saya langsung menutup kemungkinan untuk membeli produk dengan brand itu. Saya sudah merasa sakit hati dan tidak simpatik dengan cara mereka berjualan. Dan tentunya kita pasti kasihan dengan korban-korban yang sudah termakan jebakan mereka.

Saya tidak habis pikir bagaimana mungkin ada usaha modern, resmi dan skala nasional seperti Aowa, yang dijalankan dengan modus penipuan seperti ini. Perlu kita tahu bahwa Aowa ini punya acara di TV Trans7 dengan menggunakan bintang iklan chef Rudi Choirudin. Bagaimana mungkin mereka mendidik semua sales force-nya untuk bersandiwara seperti itu? Dan bagaimana mungkin ini bisa terjadi sekian lama? Kenapa tidak ada pihak yang berusaha menghentikan modus seperti ini?

Bayangkan saja kalau misalkan ada 1 orang calon korban saja setiap jamnya yang berhasil didudukkan di mejanya, maka sangat mungkin ada banyak korban yang membeli produk itu setiap harinya.

Sekarang ini, sebenarnya sangat rawan menulis review negatif seperti ini. Tapi sekali lagi saya tidak ingin orang lain menjadi korban. Dan saya yakin banyak di antara kita yang sudah jadi korbannya. Bahkan, bila kita googling dengan kta kunci “penipuan Aowa” atau “korban Aowa”, kita pasti banyak menjumpai korban-korban yang seperti saya tulis di atas. Ini juga membuktikan bahwa modus ini sudah berlangsung lama, tapi masih juga berlangsung hingga kini. Semoga, dengan tulisan ini, kita bisa lebih berhati-hati dan bisa berbagi ke orang-orang di sekitar kita.

Yogyakarta, 14 Januari 2010

Hasyim MAH

12 Tanggapan to “Penipuan Itu Masih (dibiarkan) Berlangsung”

  1. ica said

    ayo join d fb http://www.facebook.com/group.php?gi…1038957&ref=ts
    Lagi kumpulin orang2 yang mau lapor rame2 ke YLKI ne…uang se ga jamin bisa kembali tapi paling ga bisa jadi sorotan YLKI / BPSK kalo banyak yang lapor. Semoga dengan demikian di kemudian hari tidak ada lagi korban penipuan aowa.
    Yang mau ikutan email ke korbanaowa@yahoo.com

    FYI, bisa melapor secara pribadi terlebih dahulu ke YLKI. Ternyata masalah Aowa sudah berkali-kali ditangani oleh YLKI dan sudah masuk pengadilan dan kasusnya menang. Silakan menghubungi Ibu Sunarsi YLKI di nomor 0217981858 dan memperoleh info agar ditindaklanjuti ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.

    komentar dari salah satu blog:
    Silakan membuat pengaduan di Badan Penyelesaian Sengketa
    Konsumen (BPSK) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Jl. Raya Kalimalang Kav.
    Agraria Blok E No. 5, Jakarta Timur 13940, No. Telp. 02126865368.
    Sudah banyak kasus AOWA yang berhasil ditangani dengan baik (uang
    dikembalikan ke konsumen da…n barang-barang dikembalikan ke pelaku usaha).
    Tidak dipungut biaya apapun! – BPSK

    Semoga bermanfaat!

  2. junshibuya said

    kebetulan ma2 aq juga pernah ditawari kompor begitu, tepatnya di daerah jitec mangga dua.
    modus operandinya sama kayak yang diceritakan diatas:
    1. menawari sabun “gratis”
    2. diajak duduk bareng
    3. mulai diminat menulis nama – alamat & telepon (dgn alasan data)
    4. mulai ditawari produk kompor listrik
    5. chit chat keci;
    6. diaksih “door price” (yang kemungkinan isinya sama semua)
    7. akting pada sales pura – shock
    8. sales2 berkumpul, secar gak langsung membuat konsumen berasa under pleasure
    9. kl termakan “jebakan”nya bisa2 diminta bayaran dan semacamnya. dan pada case ini, kami menolak.
    10. krn ditolak, muka staffnya jd masam semua.

    teknik yang dipakai sama semua sih.
    jd satu korban kena, korban curhat, “keburukan” tercatat, konsumen lebih milih gak deket2 lagi

  3. 2 hari yll saya juga hampir jadi korban bujukan dan tipuan mereka di ITC Cempaka Mas…
    saya posting di sini: http://www.zikri.com/2010/05/28/awas-kena-tipu-kompor-aowa/

  4. […] Blog: Penipuan Itu Masih (Dibiarkan) Berlangsung […]

  5. jessica said

    hehehehe… 2 minggu yang lalu gw jg ke plaza itu… tepatnya petengah februari 2011, gw laporin di sini yach kalo modus itu tetep ada sampe sekarang & ngga pernah ada yang menindak… trus gimana nich ????

  6. Rudi said

    Saya juga sama kena tipu dengan product yang berbeda,percis banget modus penipuannya,tapi saya belum berani untuk mempublikasikan CV tersebut.jujur saya sudah keluar uang 500.000<tapi ya sudahlah itu hanya kebodohan saya dan pelajaran buat saya.lain kali lebih hati hati dengan cara marketing atau penipuan mereka.

  7. Neli said

    Aduh……….saya juga pernah ngalami itu baru aja di bulan november ini, saya bingung karna saya juga sama persis mengalami seperti yang di atas……..Jadi gimana dong????
    Semua urutan transaksinya sama dengan saya
    Ada yang bisa kasih solusi ke saya, saya nyesel banget masuk ke perangkap mereka>>>>

  8. ria said

    tadi siang saya juga ngalamin kejadian itu,saya uda keluar duit 200rb….yahhh bersyukur cuma 200rb dibandingkan dg korban2 lain yg uda kaluar duit jutaan.smg penipu2 itu cepet diringkus.amin

  9. shinta said

    Sumpah. Bru 2 hari lalu .dgn modus yg sama. Dan saya membayar 2 juta. Mereka narik uang di atm saya sbesar 2 jta tnpa bertanya dlu.kira2 bisa balik gak ya 😦

  10. wati said

    saya sore kena kejadian dg produk singsung,dan lebih menyebalkan lagi,saya kena 1,5jt dg cm bs bw plg juicer n setrika murahan,nyampe drmh saya baru sadar,saya browsing lgsg,eh sy malah menemukan ini yg ceritany persis yg saya alami barusan.Astaghfirullah huladzim,mudah2 Allah melaknat mereka

  11. ernita padang said

    Rabu, 29 Mei 2013

    Kami juga tertipu pada tanggal 28 April 2013 oleh Permata Bagus Sejahtera yang menyewa tempat pameran di Kepri Mall Batam. Modusya seperti kejadian diatas. Dan kami diberi Surat Perjanjian bahwa kami akan mendapatkan hadiah pada hari Sabtu, 25 Mei 2013 berupa TV Toshiba 32″ dan Lemari Es dua pintu bila kami membayar Rp. 2.980.000. Rupanya tanggal 24 Mei 2013, mereka telah tutup dan HP mereka tidak aktif lagi. Mereka berkerjasama dengan Pengelola Kepri Mall yang bernama Faisal dan Hendra untuk melakukan penipuan disana. Kiranya Allah Yehuwa membinasakan mereka!

  12. Raditya said

    Baru saja Adik saya mengalami hal sama. Namun sudah bisa kami selesaikan dengan cara mengadukan hal tersebut kepada pihak Mall dimana mereka menyewa booth tersebut. Pihak mall akan membantu ikut menyelesaikan walaupun harus menerima potongan sebesar 5 persen sebagai pembatalan transaksi.

Tinggalkan komentar