Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Penulis Biasa

Ini Alasannya Kenapa TKI Indonesia (Sering) Menjadi Korban Pelecehan

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TKW Indonesia memang akhir-akhir ini mengundang simpati yang amat dalam dari berbagai kalangan. Tak hanya kalangan akademisi, tukang becak pun seperti ikut terbawa "rasa" empati terkait musibah yang menimpa saudara-saudara kita yang bekerja di luar negeri. Tak hanya warga biasa, para politisi pun sepertinya menjadikan kasus TKW sebagai poin penting dan menjadi target memperolah suara pada pemilu ini. Mudah-mudahan para politisi bukan berempati karena ingin menang pemilu tapi benar-benar dorongan empati dan simpati yang dalam terhadap kasus yang menjerat para pahlawan devisa kita.

Tidak hanya kasus yang menimpa Satinah yang sudah diputus akbersalah karena telah membunuh dengan hukuman pancung, atau alternatif lain hukuman diyat (denda) uang yang tentu saja tidak sedikit. Akan tetapi ada banyak kasus lain yang sejenis yang juga tengah menimpa para pekerja wanita ini.

Dengan konsekuensi hukuman pancung maupun denda, hakekatnya semua menjadi teramat berat untuk si pesakitan, karena ketidak adaan ekonomi yang cukup untuk membayar diyat tersebut.

Terlepas dari siapa yang salah dari kasus Satinah, dan terlepas pula hukuman yang hendak dihadapi oleh pekerja ini, saya ingin menjelaskan sedikit beberapa hal yang menjadikan wanita Indonesia sering menjadi korban pelecehan seksual.

1. Sebagian masyarakat timur tengah khususnya Arab saudi, menganggap para pekerja Indonesia sebagai "pekerja murahan"

Alasannya karena menurut budaya masyarakat Arab, seorang wanita yang bekerja dengan meninggalkan suaminya di rumah maka akan dicap sebagai orang yang tidak mengikuti aturan adat istiadat yang baik.

Hal tersebut terlihat pada masyarakat Arab Saudi yang begitu teguhnya memegang tradisi mereka bahwa wanita tidak boleh keluar rumah demi urusan materi. Karena pria lah yang dianggap pantas mencari penghasilan.

Mau tidak mau dan suka tidak suka kondisi ini sangat singkron dengan sikap masyarakat Arab Saudi yang begitu merendahkan bahkan melecehkan pekerja wanita asal Indonesia. Akan tetapi amat berbeda jika pekerja tersebut seorang pria, mereka akan menganggap pria tersebut pantas untuk dihormati karena rasa tanggung jawabnya.

2. Masyarakat Arab Saudi, memiliki kebiasaan mengkonsumsi daging dari pada makanan lainnya.

Kebiasaan mengkonsumsi daging "baik itu mitos maupun ilmiah" memang dapat meningkatkan libido penikmatnya. Karena secara klinis kandungan protein pada daging "apalagi daging unta" akan meninkatkan daya rangsang dan libido seksual. Hal tersebut berbeda dengan kondisi masyarakat Indonesia tempo dulu yang amat jarang mengkonsumsi daging apalagi daging unta.

Tingkat libido yang tinggi masyarakatnya mengakibatkan tingkat prilaku kejahatan seksual pada pekerja wanita Indonesia pun terlihat tinggi. Apalagi ketika mereka menganggap pekerja Indonesia ini dianggap sebagai barang belian yang sengaja dijual oleh agen jasa tenaga kerja Indonesia. Dan kondisi ini masih saja terjadi di mana ada banyak kasus perdagangan manusia dengan modus jasa pengiriman TKW ke arab saudi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline