Malang Raya

SMPN 15 Kota Malang 'Sulap' Limbah Kertas Menjadi Karya Seni yang Indah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kreasi Topeng Malangan dari limbah kertas di SMPN 15 Kota Malang, Rabu (29/11/2017).

SURYAMALANG.COM, SUKUN - Topeng Malang dari limbah kertas sekolah dikembangkan SMPN 15 Kota Malang sebagai eskul life skill kewirausahaan pembuatan topeng.

Ini melengkapi pembuatan kompos yang sudah duluan ada.

"Jadi eskul agar bisa produksi kontinyu," jelas Agus Wahyudi, Kepala SMPN 15 kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (29/11/2017).

Pemilihan materi ini karena sekolah yang memiliki luas 10.800 m2 ini karena sekolah adiwiyata.

Limbah kertas diperoleh dari lingkungan sekolah. Misalkan kertas ujian dan kertas koran.

Dari hasil riset sekolah, kertas koran paling bagus dibuat topeng. Untuk itu kertasnya dicampur dengan lem sintetis menjadi bubur. Kemudian dicetak dan dikeringkan.

"Kendala pengeringan adalah cuaca. Seperti saat ini yang kerap turun hujan," jelas Agung.

Meski dibantu dengan alat pengering, namun tidak bisa kering alami karena kena panas matahari.

Proses pembuatan setelah dibuat bubur kertas kemudian pada cetakan topeng dan dikeringkan.

Setelah itu baru diberi warna dasar dan warna lainya. Sehingga karakter topengnya muncul.

Gatot Supriyanto, guru SBK (Seni Budaya Keterampilan) menyatakan memakai cat akrilik di topeng.

"Untuk membuat karakter dari cat akrilik dikerjakan siswa eskul melukis. Kalau eskul topeng hanya membuat saja," tambah dia.

Dari hasil pembuatan topengnya bisa dijual saat ada kunjungan tamu ke sekolah itu saat belajar tentang sekolah adiwiyata.

Seperti beberapa waktu lalu ada kunjungan dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Mereka membeli topeng karya siswa sebagai suvenir.

"Inginnya nanti orientasi ke jual untuk suvenir. Namun masih terus riset agar dapat hasil yang terbaik," paparnya.

Berita Terkini