Demonstran membakar barikade dalam unjuk rasa di Valparaiso, Chile, Minggu 27 Oktober 2019. (Foto: AFP/RAUL GOYCOOLEA)
Demonstran membakar barikade dalam unjuk rasa di Valparaiso, Chile, Minggu 27 Oktober 2019. (Foto: AFP/RAUL GOYCOOLEA)

Status Darurat Chile Dicabut, Demo Tetap Berlanjut

Willy Haryono • 28 Oktober 2019 12:14
Santiago: Presiden Chile Sebastian Pinera mencabut status darurat, Senin 28 Oktober 2019, yang diterapkan lebih dari sepekan lalu untuk mengantisipasi gelombang unjuk rasa. 
 
Pencabutan tidak berjalan efektif karena aksi protes masih tetap berlangsung di sejumlah wilayah di Chile.
 
Keputusan mencabut status darurat pada dini hari, yang dilakukan dua hari usai lebih dari satu juta demonstran turun ke jalanan Santiago, diambil usai aturan jam malam dicabut pada Sabtu 26 Oktober.
"Status darurat akan dicabut untuk semua wilayah dan kota," tulis sebuah pesan di akun resmi Twitter milik kantor kepresidenan Chile, dikutip dari AFP.
 
Satu hari sebelum pencabutan status darurat, Pinera telah "meminta semua menteri di jajaran kabinet untuk mengundurkan diri" demi membentuk pemerintahan baru.
 
"Kita semua sedang berada dalam realitas baru. Chile berbeda dari kondisi sepekan lalu," tutur Pinera pada Sabtu 26 Oktober.
 
Minggu 27 Oktober, ribuan demonstran beramai-ramai mendatangi gedung Kongres di Valparaiso, yang berjarak sekitar 120 kilometer dari ibu kota Santiago.
 
"Kekuatan gerakan sosial di jalanan Chole berlangsung relatif damai dan konstruktif," kata Jorge Sharp, Wali Kota Valparaiso, Dalam aksi protes di kotanya, Sharp mengatakan sekitar 100 ribu orang terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.
 
Sedikitnya 17 orang tewas dan ratusan lainnya terluka sejak gelombang protes di Chile dimulai sejak lebih dari sepekan lalu.
 
Aksi protes pada Jumat kemarin adalah puncak dari pekan-pekan penuh bentrokan yang terjadi antara demonstran dan polisi antihuru-hara.
 
"Kita semua telah berubah. Hari ini saya melihat adanya unjuk rasa damai. Warga meminta Chile menjadi negara yang lebih adil dan bersatu," sebut Pinera, merespons aksi unjuk rasa satu juta orang di Santiago.
 
Unjuk rasa pada Jumat kemarin disebut-sebut sebagai yang terbesar di Chile dalam beberapa dekade terakhir. Sejumlah pihak menyandingkan skala protes kali ini dengan demonstrasi di tahun 1988 saat masyarakat Chile menentang kepemimpinan diktator Augusto Pinochet.
 
Awalnya, aksi protes dipicu kemarahan pemuda atas naiknya tarif kereta api bawah tanah di Chile. Namun gerakan pemuda tersebut kemudian berubah menjadi aksi protes berskala nasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WIL)




LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif