Lihat ke Halaman Asli

Representasi Sebagai Perangkat Konsep yang Menghubungkan Bahasa dan Makna

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Representasi adalah proses dimana sebuah objek ditangkap oleh indra seseorang, lalu masuk ke akal untuk diproses yang hasilnya adalah sebuah konsep/ide yang dengan bahasa akan disampaikan/diungkapkan kembali. Singkatnya, representasi adalah proses pemaknaan kembali sebuah objek/fenomena/realitas yang maknanya akan tergantung bagaimana seseorang itu mengungkapkannya melalui bahasa. Representasi juga sangat bergantung dengan bagaimana pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang melakukan representasi tersebut.

Berawal dari penangkapan stimulus oleh alat indra yang sering disebut merasakan sensasi yang biasa manusia dapatkan dari kelima alat indra manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit). Sensasi yang ditangkap kelima alat indra yang selanjutnya kita maknai seperti, melihat sesuatu yang indah, membau parfum yang wangi, mendengar suara yang lembut, merasakan pedas saat makan, merasakan permukaan yang halus pada keramik itu disebut dengan persepsi.

Ketika kita melihat bunga mawar sebagai objek lalu kita membahasakan dengan lisan atau tulisan bahwasanya itu indah, sesuatu yang tergambar diotak kita itulah yang disebut konsep (dalam hal ini indah/tidak indah). Indah tidak indahnya bunga mawar tersebut tergantung siapa subjek yang mengatakannya. Misal saya mengatakan bahwasanya bunga mawar tersebut indah karena berwarna merah. Namun teman saya mengatakan bahwasanya bunga mawar yang sama dengan bunga mawar yang saya lihat tidaklah indah meskipun berwarna merah. Perbedaan pendapat mengenai bunga mawar ini tidaklah aneh. Karena semua manusia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda. Contoh pada penilaian bunga mawar tersebut. Mengapa saya mengatakan bunga mawar yang berwarna merah itu indah ? karena saya memiliki persepsi bahwasanya warna merah adalah warna yang berani, warna yang cerah dan selalu mencuri perhatian. Lalu, mengapa teman saya mengatakannya tidak indah ? mungkin saja ia pernah memiliki pengalaman buruk dengan warna merah. Misal, ia pernah melihat kecelakaan yang membuat si korban bersimbah darah. Akhirnya dengan pengalaman yang dimilikinya tersebut, ia merasa takut setiap kali melihat warna merah. Karena  ketika melihat warna merah ia selalu teringat dengan kecelakaan yang merngerikan tersebut.

Saat konsep yang ada dikepala kita itu keluar dari suara/tulisan/gambar/gerak badan kita itulah yang dinamakan membahasakan. Membahasakan juga dapat dimaksud dengan menkonkretkan sesuatu yang abstrak (ide, konsep, dls).

Realitas representasi yang seperti diatas mengakibatkan siapapun bebas memaknai sebuah realitas. Manusia hanya melihat apa yang ingin dia lihat, mendengar apa yang ingin dia dengar dan membicarakan apa yang hanya dia ingin bicarakan.

Sebenarnya ada tiga macam representasi yang saya ketahui. Yang pertama adalah pendekatan reflektif, pendekatan ini seperti cermin yang merefleksikan makna sebenarnya dari segala sesuatu yang ada didunia. Seperti yang dimaksud pensil adalah alat yang jika bagian yang berwarna abu-abu di tempelkan ke pada kertas maka diatas kertas tersebut akan ada bekas berwarna abu-abu yang dimana jika sebuah penghapus digesekkan ke kertas yang berwarna abu-abu tersebut warna abu-abunya akan hilang.

Yang kedua adalah pendekatan intensional. Yang dimana ketika ingin tahu makna suatu teks maka tanyakan saja langsung kepada subjek pembuat teksnya, karena si subjeklah yang mengetahui konteks dari teks tersebut. hal ini mengantisipasi agar tidak ada yang keliru dalam memaknai suatu teks. Namun pertanyaannya bagaimana jika si subjek pembuat teks sudah tidak ada ? unutk menjawab masalah itu, maka ada yang namanya pendekatan kontruksionis yang dimana suatu teks dapat dimaknai sesuai dengan kontruksi makna dari bahasa yang dipakai. Dengan pendekatan kontruksionis, siapapun yang menemukan teks bisa memaknai teks tersebut menurut apa yang dia mengerti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline