BANYAK penerbit di Indonesia yang tidak berani menerbitkan kumpulan cerpen (cerita pendek), karena pasar dianggap belum membutuhkannya. Kalau toh ada penerbit yang menerbitkannya, biaya penerbitan kumpulan cerpen tersebut harus ditanggung sepenuhnya oleh penulis (cerpenis)-nya sendiri. Akibatnya, tidak banyak buku kumpulan cerpen diterbitkan pada setiap tahunnya.
Sungguhpun demikian, cerpen yang merupakan salah satu genre sastra tersebut selalu hadir di ruang apresiasi pembaca melalui halaman sastra di koran pada hari Jum'at atau Minggu. Terdapat pula tabloid, majalah, dan jurnal sastra di Indonesia yang tetap konsisten untuk memuat cerpen dari para cerpenis baik secara mingguan, bulanan, atau triwulanan. Hal ini menunjukkan bahwa media massa di Indonesia masih peduli dengan perkembangan sastra, terutama cerpen. Hal ini pula menunjukkan bahwa para cerpenis masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan honorarium melalui karya cerpen yang dimuat di media massa.
Pengertian Cerpen
Cerpen yang merupakan singkatan dari cerita pendek (short story) merupakan salah satu genre karya sastra yang digubah oleh seorang cerpenis untuk mengungkapkan ide kreatifnya berdasarkan pengalaman empirik serta daya kontemplatifnya. Selain itu, terdapat beberapa ahli sastra yang mendefinisikan tentang cerpen.Â
Menurut H.B. Jassin, cerpen merupakan karya sastra yang memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. A. Bakar Hamid berpendapat bahwa cerpen harus dilihat dari kuantitas, banyaknya perkataan yang dipakai, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Sementara menurut Aoh. KH, cerpen adalah salah satu ragam fiksi (cerita rekaan) yang sering disebut kisahan prosa pendek.
Struktur Cerpen
Pada umumnya, struktur cerpen terbagi menjadi enam bagian, sebagai berikut:
- Abstrak
Abstrak adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya teks cerpen tidak seharusnya menggunakan abstrak.
- Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, atau tempat.
- Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan berdasarkan sebab-akibat.
- Evaluasi  Â
Evaluasi merupakan struktur konflik yang mengarah pada klimaks dan mulai mendapatkan penyelesaian.
- Resolusi
Pada bagian ini, penulis mengungkapkan solusi yang dialami oleh sang tokoh.
- Koda
Koda merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil oleh pembaca melalui cerita dalam cerpen.
Ciri-Ciri Cerpen
- Suatu karya sastra dikategorikan sebagai cerpen bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terdiri kurang dari 10.000 kata.
- Bentuk tulisannya singkat dan lebih pendek dari novel.
- Isi cerita berasal dari kehidupan keseharian.
- Penokohan sangat sederhana.
- Bersifat fiktif.
- Hanya memiliki 1 alur.
- Habis dibaca sekali duduk.
- Kata-kata yang digunakan mudah dipahami pembaca.
- Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangat mendalam hingga pembaca ikut merasakan kandungan di dalam cerpen tersebut.
Cara Menulis Cerpen
Berdasarkan pendapat umum yang bersumber dari para cerpenis bahwa menulis cerpen mudah, asal calon penulis cerpen mengetahui caranya. Adapun cara umum yang digunakan dalam menulis cerpen adalah sebagai berikut:
- Mendapatkan ide
Tanpa ide, Anda tidak dapat menulis cerpen. Karenanya sebelum menulis cerpen, dapatkan terlebih dahulu ide yang baru dan unik. Untuk mendapatkan ide yang baru dan unik; Anda harus membaca banyak buku dan geliat alam, melakukan observasi atau riset, serta banyak mendengar cerita orang lain ketimbang  bercerita pada orang lain secara lisan.
- Jangan menulis judul sebelum cerpen usai dituliskan
Menulis judul sebelum cerpen usai dituliskan ibarat membatasi ruang gerak penulis di dalam mengembangkan isi cerita dalam cerpen. Kalau hal itu tetap dilakukan, maka cerpen yang Anda ciptakan akan terasa hambar, kaku, dan tidak menarik untuk dibaca.
- Menentukan bentuk penulisan cerpen
Sebelum Anda menulis alenia pertama, tentukan terlebih dahulu bentuk cerpen yang akan ditulis. Bentuk penulisan cerpen hanya dengan narasi semata, kombinasi narasi dan dialog, atau dialog semata.
- Memberikan kemerdekaan imaji selama proses penulisan
Selama proses penulisan cerpen, berikan kemerdekaan imaji Anda untuk bermain-main. Namun satu hal yang tidak diabaikan, bahwa Anda tetap fokus di dalam mengatur alur cerita yang runtut. Di samping itu, Anda tetap memperhatikan unsur konflik dan penyelesaiannya yang cerdas, hingga cerpen memiliki daya tarik bagi pembaca.
- Membuat ending yang menarik
Hal paling sulit dalam penciptaan cerpan adalah membuat ending(baik sad ending atau happy ending) yang menarik. Ending yang memberikan ruang kontemplasi pembaca atas isi cerita. Hal lain yang layak dipahami oleh penulis cerpen, bahwa pembaca lebih berminat pada ending menggantung. Ending yang tidak memberikan kesimpulan atas isi cerita dalam cerpen. Ending yang merangsang pembaca untuk mendapatkan pesan inti yang disampaikan oleh penulis cerpen melalui karyanya.
- Membubuhkan tempat dan titi mangsa
Seusai cerpen diciptakan, bubuhkan tempat dan titi mangsa di bawah karya cerpen tersebut. Hal ini penting bagi pembaca yang ingin tahu tentang di mana dan kapan karya cerpen itu ditulis.
- Menyunting dan mengoreksi aksara
Sesudah cerpen selesai diciptakan dan lengkap dengan judulnya yang memikat, lakukan penyegaran otak (pengendapan) terlebih dahulu. Sesudah pikiran kembali segar, lakukan penyuntingan dan pengoreksian aksara. Hal ini penting dilakukan. Agar cerpen yang digubah benar-benar bernas. Kental isinya, alur ceritanya lancar, konflik dan ending-nya memikat, serta terlepas dari salah tulis huruf dalam kata dan tanda baca.
Cerpen yang Singgah di Hati Redaktur