> >

#PapuanLivesMatter Sempat Mencuat, Sejumlah Tokoh Papua Bersuara

Cerita indonesia | 17 Juni 2020, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah pandemi Covid-19, perhatian masyarakat kembali dialihkan pada isu diskriminasi rasial dan rasisme. Kematian George Floyd secara tragis di tangan polisi di Amerika Serikat telah memicu kebangkitan gerakan sosial dan kampanye anti-rasisme.

Bukan hanya di Amerika Serikat, gerakan sosial kampanye anti-rasisme juga terjadi di beberapa kota di sejumlah negara, seperti Jerman, Inggris, Australia, New Zealand. #BlackLivesMatter menjadi tagline dari gerakan anti rasisme.

Menyambut gerakan #BlackLivesMatter itu, di Indonesia, muncul gerakan dan kampanye anti rasisme terhadap orang asli Papua. Tagar  #PapuanLivesmatter menjadi kampanye yang mencuat di Indonesia.

Sebelumnya, pada tahun 2019, muncul gerakan sosial anti rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Gerakan ini berakhir dengan kerusuhan di beberapa kota di Papua, seperti Wamena, Jayapura, manokwari, Sorong, Fak Fak, Deiyai, Dogiyai; lebih dari 44 orang meninggal, 1,256 bangunan terbakar, dan 25,600 mengungsi.

Dalam sebuah diskusi webinar yang dilakukan KompasTV pada Senin (15/6/2020) lalu, sejumlah tokoh Papua berbicara menyuarakan pandangan mereka terkait apa yang sebenarnya terjadi di Tanah Papua.

Seminar online bertema "Papua dalam Keberagaman Indonesia" tersebut dihadiri oleh Yoel Mulait (Ketua Kelompok Kerja Agama Majelis Rakyat Papua), Benny Sueni (Ketua Panitia Musyawarah MRP dan mantan Ketua KPU Provinsi Papua), Herry Nap (Bupati Biak Numfor), Thomas Safanpo (Wakil Bupati Asmat), Wakol Yelipele (Ketua Presidium PMKRI Papua), Ayup Antoh alias Paijo (mahasiswa Yogyakarta).

Penulis : Laura-Elvina

Sumber : Kompas TV


TERBARU