In-depth

Yanita Utama, Klub Asal Bogor yang Ikuti Kompetisi Antarklub ASEAN Edisi Pertama

Kamis, 14 Mei 2020 13:19 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Grafis: Yanto/INDOSPORT
Kiprah Yanita Utama, Klub Asal Bogor Peserta Kejuaraan Antarklub ASEAN 1984. Copyright: © Grafis: Yanto/INDOSPORT
Kiprah Yanita Utama, Klub Asal Bogor Peserta Kejuaraan Antarklub ASEAN 1984.

INDOSPORT.COM - Melihat kembali sejarah sepak bola Indonesia, ternyata terdapat klub bernama Yanita Utama, klub asal Bogor yang pernah ikuti Kejuaraan Antarklub ASEAN edisi pertama.

Baru-baru ini kita tentu sudah mendengar wacana AFF (Federasi Sepak Bola Asia Tenggara) akan menyelenggarakan ASEAN Club Championship di tahun 2021. 

Jika melihat data dari RSSSF, ASEAN Club Championship pertama kali digelar di Indonesia pada tahun 2003 silam. Namun mungkin banyak yang belum tahu, bahwa kompetisi sejenis sudah pernah diselenggarakan pertama kali di tahun 1984.

Tapi pada artikel ini kita tidak akan membahas lebih jauh Kejuaraan Antarklub ASEAN 1984 tersebut. Melainkan klub wakil Indonesia yang juara Galatama, yakni Yanita Utama yang sempat menjadi kebanggaan warga Kota Bogor, Jawa Barat.

Ya, Yanita Utama merupakan klub besar yang pernah menghiasi dunia sepak bola Indonesia dan dibela oleh para pemain berlabel bintang Timnas Indonesia pada era kejayaannya.

Pecinta sepak bola era 1980-an tentu mengetahui klub yang awal mulanya berdomisili di Lampung dengan nama Jaka Utama Lampung. Jaka Utama pernah mewakili Lampung menjadi juara cabang sepak bola di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1981 silam.

Awal Mula Kemunculan Yanita Utama di Liga Indonesia

© FOTO/indonesianfootball.jimdo
Skuat Yanita Utama saat berfoto jelang pertandingan Galatama 1984 Copyright: FOTO/indonesianfootball.jimdoSkuat Yanita Utama saat berfoto jelang pertandingan Galatama 1984

Pada tahun 1982, klub Jaka Utama Lampung dibeli oleh pengusaha asal Bogor dan berganti nama menjadi Yanita Utama Bogor. Awalnya, Yanita Utama hanya mengikuti kompetisi non profesional.

Salah satunya adalah Yanita Utama Cup 1983 yang digelar di Stadion Menteng, Jakarta Pusat dan diramaikan oleh empat klub saja. Tiga klub lainnya punya nama bergengsi di Galatama, seperti Mercu Buana (Medan), Pardedetex (Medan) dan Arseto (Solo).

Setelah kompetisi itu, barulah Yanita Utama mengikuti Galatama musim 1983/1984. Dan yang paling mengejutkannya adalah mereka berhasil merengkuh gelar juara Galatama di mana kompetsi pertama kali memakai format babak final.

Pada babak final, Yanita Utama berhasil memastikan gelar juara Galatama 1983/1984 dengan kemenangan 1-0 berkat gol tunggal dari Bujang Nasril ke gawang Mercu Buana (Medan).

Kejayaan Yanita Utama saat tampil di Galatama tak lepas dari komposisi skuat yang bermaterikan para pemain berlabel Timnas Indonesia. Sebut saja Joko Malis, Rudy Keltjes, Bambang Nurdiansyah hingga Herry Kiswanto.

Pada musim berikutnya Galatama edisi 1984, Yanita Utama kembali tampil gemilang dan konsisten. Mereka semakin disanjung oleh warga Kota Bogor usai kembali juara Galatama 1984.

Mereka kembali menjadi juara usai mengalahkan UMS 80 di babak final Galatama 1984 dengan skor 2-0 di Istora Senayan, Jakarta. Atas gelar keduanya ini, Yanita Utama pun mewakili Indonesia di kancah internasional, Kejuaraan Antarklub ASEAN I yang digelar tanggal 20-29 Desember 1984.

Yanita Utama Hampir Juara di Kejuaraan Antarklub ASEAN Edisi Pertama

Ya, Yanita Utama mewakili Indonesia di Kejuaraan Antarklub ASEAN edisi pertama tahun 1984 dan bahkan mereka cukup mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Mereka hampir saja juara kompetisi tersebut.

Kompetisi yang digelar di Indonesia, dengan memakai dua stadion, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dan Stadion Siliwangi, Bandung dan diikuti oleh lima klub.

Wajar jika hanya lima klub, karena ASEAN saat itu masih beranggotakan enam negara. Peserta kejuaraan Antarklub ASEAN edisi pertama itu adalah Bangkok Bank (Thailand), Malaka FA (Malaysia), Tiong Bahru (Singapura) dan Angkatan Bersenjata Raja Brunei (ABDB) dari Brunei Darussalam dan juga Yanita Utama dari Indonesia sebagai tuan rumah.

Dengan komposisi skuat yang sama saat menjuarai Galatama 1984, Yanita Utama tentu menjadi harapan publik Indonesia untuk menjuarai kompetisi antarklub ASEAN. 

Saat itu, Yanita diperkuat oleh para pemain berlabel Timnas Indonesia seperti Rully Neere yang baru saja pindah, serta bintang yang masih bertahan, seperti Joko Malis dan Bambang Nurdiansyah.

Benar saja, Yanita Utama mampu tampil gemilang di Kejuaraan Antarklub ASEAN I. Laga pertama menghadapi Tiong Bahru, Yanita Utama mengamuk dengan menang 5 gol tanpa balas, Joko Malis mencetak brace (dua gol) dan Bambang Nurdiansyah memborong hat-trick (tiga gol).

Laga kedua menghadapi ABDB dari Brunei Darussalam, Yanita Utama kembali menggila. Kemenangan 7-0 diraih berkat tiga pemain yakni Bambang Nurdiansyah, Joko Malis dan Rully Neere masing-masing mencetak brace serta satu gol bunuh diri tim lawan.

Sempat ditahan imbang di laga ketiga oleh Bangkok Bank, Yanita Utama kembali rengkuh kemenangan 2-0 atas Malaka dari Malaysia. Bambang Nurdiansyah kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak dua gol.

Lolos ke final sebagai pemuncak klasemen grup, Yanita Utama menghadapi runner-up grup yakni Bangkok Bank. Tapi keberuntungan nampaknya tak berpihak pada Yanita Utama, mereka kalah tipis 0-1 oleh Bangkok Bank.

Menjadi runner-up di Kejuaraan Antarklub ASEAN edisi pertama nampaknya menjadi raihan terakhir Yanita Utama di sepak bola Indonesia. Awal tahun 1985, klub ini memilih bubar dan banyak sumber yang mengatakan mereka berganti nama menjadi Kramayudha Tiga Berlian (KTB).

Meski sudah tak eksis lagi saat ini, nama Yanita Utama patutnya dapat dikenang tak hanya oleh warga Bogor, tapi juga semua pecinta sepak bola Indonesia. Mereka pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan penampilan gemilang menghadapi para lawan di Kejuaraan Antarklub ASEAN I.