x

Menakar Untung-rugi Ajang Formula E Diadakan di Jakarta

Selasa, 16 Juli 2019 18:22 WIB
Editor: Coro Mountana
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berpose di arena balap Formula E di Brooklyn, New York.

INDOSPORT.COM – Di tengah kabar bahagia bakal ada ajang bergengsi tingkat dunia sekelas Formula E di Jakarta, ternyata ada keuntungan dan kerugian yang menyertai penyelengaraan balap mobil itu.

Kepastian ajang Formula E bakal berlangsung di Jakarta disampaikan secara langsung oleh gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam akun Instagramnya, ia menyampaikan bahwa ajang Formula E bisa dimulai pada pertengahan 2020 nanti.

Baca Juga

Ajang Formula E sendiri merupakan ajang balap mobil yang menggunakan kendaraan mobil bertenaga listrik. Desain mobil yang berlomba pada ajang balapan Formula E terlihat lebih futuristik dan modern dibanding dengan mobil Formula 1 pada umumnya.

Baca Juga

Melihat betapa prestise-nya ajang Formula E, tentu menjadi sebuah kebanggaan bahwa kompetisi itu akan dilangsungkan di Jakarta. Tapi sebelum euforia itu dirayakan secara berlebihan, ada baiknya untuk mengetahui untung-rugi dari penyelenggaraan Formula E di Jakarta.


1. Untung Secara Ekonomi

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.

Berdasarkan penuturan dari Anies Baswedan di akun Instagram pribadinya, ajang Formula E dapat memberi keuntungan bagi perekonomian di Jakarta. Setelah melakukan kajian secara menyeluruh, Formula E dapat menghadirkan manfaat ekonomi mencapai 78 juta euro (1,2 trilun rupiah).

Diperkirakan bakal ada banyak penonton dari luar negeri ataupun dalam negeri yang tentu akan menghasilkan sebuah profit. Akibat banyaknya orang yang berkumpul, maka perekonomian di bidang transportasi dan pariwisata bakal kecipratan juga.

Jakarta Jadi Sorotan Dunia

Diyakini oleh Anies bahwa Jakarta akan menjadi sorotan dunia ketika ajang Formula E digelar nanti. Akan banyak media asing yang datang dan meliput seluruh kegiatan Formula E dari sesi latihan bebas, babak kualifikasi, hingga sesi balapan.

Baca Juga

Pada akhirnya, warga luar negeri menjadi semakin mengenal bahwa di Indonesia tidak hanya ada Bali tapi juga ada Jakarta. Sehingga ujung-ujungnya ada pada manfaat ekonomi yang akan didapat karena semakin dikenal masyarakat luas.

Membantu Kampanye Peduli Lingkungan

Keuntungan terakhir yang bisa didapat dengan adanya Formula E di Jakarta adalah kita mendapat kesempatan menjadi bagian dalam kampanye peduli lingkungan. Karena tujuan dari adanya Formula E sendiri adalah menghadirkan balap mobil tanpa bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan.

Seperti yang kita tahu, Formula E merupakan balap mobil yang mengandalkan daya listrik saja sehingga anti bahan bakar fosil seperti Formula 1. Dengan menggunakan daya listrik, tentu diharapkan polusi udara menjadi tidak semakin tercemar oleh asap kendaraan bermotor.

Di balik keuntungan yang dirasakan, ternyata ada sejumlah kerugian yang menyertai penyelenggaraan Formula E.


2. Ladang Korupsi

Alexander Albon saat tes mobil Formula E.

Pertama adalah ajang Formula E jika tidak diawasi arus masuk keuangannya, dapat menjadi ladang korupsi. Dan kejadian penyalahgunaan wewenang akan keuangan Formula E pernah terjadi di Montreal, Kanada.

Bahkan, mayor Montreal, Valerie Plante sendiri yang meminta penyelenggaraan Formula E di negaranya itu sebaiknya dihentikan saja.

“Tak peduli berapa pun dana yang harus saya keluarkan untuk membatalkan kesepakatan kontrak ini (menjadi tuan rumah FE), saya yakin itu adalah nominal yang layak. Karena pada titik ini dukungan kami tidak mendapat bayaran yang impas,” ujar Plante seperti diwartakan Montreal Gazette.

Tidak Bisa Cepat Balik Modal

Di bagian keuntungan tadi, Anies menyebut bahwa bakal ada keuntungan yang akan didapatkan dari Formula E. Tapi ternyata setelah ditelisik lebih dalam, keuntungan itu tidak selalu bisa didapatkan seperti yang dirasakan oleh Hong Kong.

Menurut laporan South China Morning Post, pemerintah Hong Kong memang menyebut bahwa mereka mendapat pemasukan sekitar 93,5 juta dolar Hong Kong. Namun jumlah itu ternyata masih belum setara dengan modal yang dikeluarkan untuk menyiapkan sirkuit dan persyaratan lain.

Kurang Menarik Karena Tidak Ada Pembalap Indonesia

Itu adalah kerugian yang dirasakan oleh luar negeri, lantas kira-kira apa kerugian yang akan dirasakan Jakarta? Yang pasti bagi orang Indonesia ajang Formula E tidak akan sebegitu menariknya karena tidak ada orang lokal yang ikut balapan.

Barangkali Rio Haryanto memang sempat mencoba kemudi Formula E pada 2017 lalu. Akan tetapi saat itu ia hanya berstatus sebagai pembalap undangan saja (fanboost).

Macet

Kerugian terakhir yang akan didapatkan bila tetap menyelenggarakan Formula E adalah kemacetan lalu lintas yang akan dirasakan di rute balapan. Mungkin bakal ada pengalihan arus lalu lintas, tapi tetap saja itu akan membuat daerah menjadi macet.

Terlebih ajang seperti Formula E biasanya akan diselenggarakan seharian sehingga itu akan menggangu mobilitas warga kota Jakarta. Karena mereka akan terganggu dengan beberapa wilayah yang aksesnya ditutup gara-gara diadakannya Formula E.

Rio HaryantoFormula 1In Depth SportsFormula EAnies BaswedanBalap MobilBerita Olahraga

Berita Terkini