TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Untung Rugi Gunakan Suara dan Golput saat Pemilu

Memilih dalam pemilu adalah hak setiap individu

Pixabay

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times - Golongan putih alias golput selalu muncul setiap pemilu. Meski undang-undang tidak melarang golput, tapi tidak dianjurkan, karena satu suara dari masyarakat sangat berarti untuk menentukan bangsa lima tahun mendatang. 

Lantas, apa keuntungan dan kerugian bagi pemilih, jika tidak ataupun menggunakan hak pilihnya pada pemilu?

Baca Juga: Kamu Tahu Gak? Mengajak Golput Bisa Kena Kurungan Penjara 2 Tahun Loh!

1. Memilih dalam pemilu adalah hak setiap individu

Pixabay

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus mengatakan memilih dalam pemilu merupakan hak setiap individu. Sama juga dengan dipilih, itu juga merupakan hak setiap warga negara.

Meskipun memilih dan dipilih adalah hak setiap orang, kata Lucius, namun dalam pengunaannya tetap memiliki aturan. Dalam konteks pemilu, pengaturan oleh negara itu ada dalam UUD dan UU Pemilu.

"Pengaturan penggunaan hak didasarkan pada kesadaran akan tanggung jawab. Mereka yang masih anak-anak atau belum dewasa tentu saja belum punya rasa tanggung jawab yang cukup untuk diserahi tugas dipilih menjadi pemimpin atau memilih pemimpin," kata Lucius kepada IDN Times, Rabu (14/11).

Oleh karena itu, Lucius mengatakan, tanggung jawab atas keputusan dipilih dan memilih itu terkait nasib bersama sebagai bangsa. Hanya warga negara yang sudah dikategorikan dewasa saja yang diberikan ruang untuk menggunakan hak pilih pada saat pemilu.

"Jadi menggunakan hak untuk memilih dan dipilih pada saat pemilu adalah bentuk tanggung jawab seseorang atas nasib bersama sebagai satu bangsa," kata dia.

2. Memilih adalah tanggung jawab anak bangsa terhadap kehidupan bersama

pixabay

Lucius menerangkan dalam memilih sebenarnya tidak membicarakan tentang untung dan rugi, jika hak suaranya digunakan atau tidak. Tetapi itu semua adalah tentang tanggung jawab anak bangsa untuk kehidupan bersama yang lebih baik. 

"Tanggung jawab itu yang harusnya menjadi alasan utama kita menggunakan hak pilih. Bahwa atas rekayasa tertentu oleh negara melalui undang-undang, misalnya, lalu kepada pemilih disodorkan calon presiden dan wakil presiden yang alternatifnya terbatas, pemilih tak lalu lari dari tanggung jawab untuk tidak memilih," ujar dia.

Karena bagaimana pun, menurut Lucius, pemilu pasti akan melahirkan pemimpin, yang suka atau tidak, akan memimpin kita untuk suatu jangka waktu tertentu.

Baca Juga: Alasan Millennials Tak Boleh Golput, Menurut Kubu Jokowi dan Prabowo

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya