TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puan Maju Jadi Capres 2024? Elite PDIP: Kewenangan Megawati

Dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi

Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.)

Jakarta, IDN Times - Nama Ketua DPR Puan Maharani disebut-sebut bakal maju dalam bursa calon presiden (capres) 2024. Elite PDI Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno, mengatakan belum mengetahui hal tersebut.

"Waduh saya tidak tahu. (Pengusungan capres) itu kewenangan Ketum (Megawati Soekarnoputri) untuk memutuskan.," ujar Hendrawan Supratikno, saat dihubungi, Kamis (29/7/2021) malam.

Baca Juga: Puan Rajin Pasang Baliho, PDIP: Itu Alat Peraga Sampaikan Pesan Prokes

1. Soal koalisi PDIP saat Pilpres nanti

Iustrasi PDIP. Dok. PDIP

Pada Pemilu 2024 nanti, sejumlah partai politik (parpol) akan berkoalisi. Untuk PDIP sendiri, Hendrawan mengaku belum mengetahui partai dengan lambang banteng merah bermoncong putih ini memutuskan berkoalisi dengan parpol mana.

"Itu wilayah Ketum (untuk menentukan PDIP berkoalisi dengan siapa)," ucapnya.

Hendrawan juga mengatakan dirinya belum mengetahui apakah partainya akan berkoalisi dengan Gerindra. Dia hanya mengatakan semua kemungkinan bisa saja terjadi.

"Bisa ditanyakan kepada Sekjen (Hasto Kristiyanto). Yang jelas dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Pada dasarnya politik adalah 'the art of possible' (atau) seni membangun kemungkinan," ucapnya.

Baca Juga: PDIP Peringati Tragedi Kudatuli, Megawati Minta Bangun Monumen 27 Juli

2. PKS usung Salim Segaf untuk Pilpres 2024

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Sebelumnya PKS memastikan akan mengusung Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-jufri dalam Pilpres 2024.

"Kalau keputusan terakhir, kami sementara menokohkan Ketua Majelis Syuro Doktor Salim Segaf Al-jufri (untuk Pilpres 2024)," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat dihubungi, Selasa (27/7).

Mardani menjelaskan PKS berkomunikasi dengan semua kalangan untuk berkoalisi saat Pemilu 2024. Namun Mardani tidak merinci sudah berkomunikasi dengan partai mana saja.

"Hingga PKS membuka komunikasi dengan semua pihak, termasuk tokoh dan partai politik karena pemilik tiket adalah partai politik. Lalu dari komunikasi tersebut kita mulai membangun kerangka, jadi PKS bukan siapanya dulu tapi sama tidak kerangkanya dalam membangun negeri," ucapnya.

Baca Juga: Pembahasan RUU PKS di Baleg DPR Diwarnai Bentrok Ideologi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya