Teori S-O-R (Teori Stimulus Organism Respons)

Teori S-O-R (Stimulus Organism Respon) yang di kemukakan oleh Houland, et. al pada tahun 1953 ini lahir karena adanya pengaruh dari ilmu psikologi dalam ilmu komunikasi. Hal ini bisa terjadi karena psikologi dan komunikasi memiliki objek kajian yang sama, yaitu jiwa manusia; yang meliputi sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dasar teori S-O-R adalah bahwa penyebab terjadinya perubahan prilaku bergantung ada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi).

Sebuah perubahan dalam masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan serta dorongan dari pihak luar, meskipun masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Teori ini dapat diterapkan sebagai strategi untuk melakuka penyuluhan atau penyadaran masyarakat mengenai suatu hal, misalnya penyadaran akan pentingnya gaya hidup sehat yang dilakukan pemerintah pada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai.

Baca juga:

1. Proses Belajar Individu

Menurut teori S-O-R, proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Berikut proses belajar yang dilakukan oleh individu:

  • Pesan (stimulus) yang diberikan komunikator kepada komunikan (organisme) dapat diterima atau ditolak oleh komunikan tersebut. Jika komunikan menolak stimulus yang diberikan, berarti stimulus tersebut kurang efektif untuk digunakan dalam mempengaruhi perhatian individu; sehingga proses belajar berhenti disini.
  • Namun apabila stimulus diterima, menandakan adanya perhatian dari komunikan (organisme). Komunikan mengerti stimulus yang diberikan oleh komunikator ini, berarti stimulus tersebut efektif digunakan dan proses belajar berlanjut (baca juga: komunikasi yang efektif).
  • Setelah itu komunikan (organisme) mengolah stimulus yang diterimanya, sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya atau dengan kata lain mengambil sikap.
  • Ditambah dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan, maka akhirnya sikap yang diambil komunikan (individu) tersebut berlanjut menjadi sebuah tindakan, yaitu perubahan prilaku.

baca juga:

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Teori SOR

Berhasil atau tidaknya penerapan teori S-O-R dalam sebuah proses komunikasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut beberapa  beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan teori ini:

  • Komunikator

Komunikator adalah penyampai pesan, dalam hal ini berkaitan dengan pemberi stimulus. Komunikator dituntut untuk memiliki kredibilitas yang tinggi di mata komunikan (penerima stimulus). Selain itu komunikator juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi serta daya tarik yang memadai sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

  • Media

Dalam komunikasi, media merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Media yang digunakan perlu dipilih secermat mungkin agar dapar pesan atau stimulus yang diberikan oleh komunikator dapat diterima dengan mudah oleh komunikan. Media yang digunakan komunikator harus sesuai dengan karakteristik komunikan, sehingga dapat mempermudah proses pemahaman komunikan (baca juga: sistem komunikasi indonesia).

  • Karakteristik Komunikan (Organisme)

Diterima atau tidaknya suatu stimulus yang diberikan komunikator kepada komunikan, sangat ditentukan oleh karakteristik komunikan. Oleh karena itu pendalaman terhadap karakteristik komunikan sangat diperlukan, untuk memperkuat tingkat keberhasilan stimuli yang diberikan.

Baca juga:

3. Hambatan

Sama seperti teori-teori lainnya, teori keberhasilan penerapan teori SOP dalam komunikasi juga bergantung pada banyak faktor. Berikut beberapa faktor yang juga dapat menghambat teori SOP:

  • Gangguan Mekanik

Gangguan mekanik berupa gangguan fisik, yang disebabkan oleh adanya suara atau kebisingan lain di sekitar tempat pemberian stimulus dilakukan. Misalnya suara mobil yang lalu lalang, suara musik dari luar, dll.

  • Gangguan Semantik

Gangguan semantik berupa gangguan disebabkan oleh adanya perbedaan makna yang dipahami oleh sumber dan penerima. Gangguan ini biasanya berhubungan dengan keterbatasan atau perbedaan bahasa, misalnya perbedaan pemahaman mengenai istilah – istilah rumit atau jargon – jargon tertentu (baca juga: komunikasi non verbal.

  • Kepentingan

Komunikan akan selektif dalam menerima pesan/ stimulus yang diberikan berdasarkan kepentingannya. Contohnya materi mengenai penyajian makanan dengan gizi yang seimbang bagi keluarga akan lebih menarik bagi ibu rumah tangga daripada materi mengenai cara menghitung kalori makanan yang dibutuhkan untuk suatu kegiatan olahraga (baca juga: teori public relations).

  • Motivasi Terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Perbedaan motivasi dapat menjadi penghambat keberhasilan penerapan teori S-O-R. Ketika motivasi yang terkandung dalam stimulus yang diberikan komunikator sesuai dengan motivasi komunikan, maka stimulus akan diterima. Jika tidak sesuai, komunikan akan mengabaikannya. Semakin sesuai stimulus yang diberikan dengan motivasi yang dimiliki komunikan, akan semakin tinggi pula tingak keberhasilan penerapan teori S-O-R ini.

  • Prasangka

Prasangka berkaitan dengan rasa curiga yang timbul dalam diri komunikan. Prasangka bisa menjadi hambatan yang sangat berat dalam keberhasilan teori S-O-R, sebab rasa curiga akan membuat komunikan bersikap menentang komunikator, bahkan sebelum komunikator menyampaikan apapun. Prasangka dapat timbul pada etnis, agama, pandangan politik, atau kelompok tertentu (baca juga: etika komunikasi di internet).

  • Evasi Komunikasi

Evasi komunikasi berkaitan gejala mencemooh atau mengelakkan pesan (stimulus) yang diberikan komunikator dengan tujuan untuk mendiskreditkan pesan tersebut. Terdapat tida jenis evasi, yaitu menyesatkan pengertian, mencacatkan pesan komunikasi, dan merubah kerangka referensi. Menyesatkan pengertian misalnya, dengan menyebut seorang pejabat pemerintah mencari muka  ketika pejabat tersebut terlihat sedang melakukan upaya menanam pohon.

Baca juga:

4. Pengaplikasian Teori SOR

Teori ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, baik dalam bidang bisnis, kesehatan politik, pemerintahan, atau bidang lain yang memiliki tujuan untuk merubah sikap seseorang atau suatu kelompok. Dalam contoh ini penulis mengambil kasus dalam bidang kesehatan, merubah prilaku masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai agar tidak membuang sampai kesungai, karena selain merusak lingkungan, air sungai juga digunakan untuk mencuci, mck, dan semacamnya oleh masyarakat di hilir sungai.

A. Elemen Teori SOR

Berikut adalah beberapa elemen yang ada di dalam teori S-O-R, diantaranya adalah:

  1. Stimulus (S): gagasan untuk menyadarkan masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk tidak membuang sampah kesungai
  2. Orgamisme (O): masyarakat yang tinggal di pinggir sungai
  3. Respon (R): berupa efek yang diharapkan terjadi, yaitu masyarakat merubah kebiasaan mereka mencemari lingkungan.

baca juga:

B. Proses Tahapan

Selain beberapa elemen yang ada di teori S-O-R, terdapat pula berbagai proses tahapan yang diadaptasi dari teori S-O-R tersebut. iantaranya:

  1. Tahap pertama, komunikator mencari cara pemberian stimulus yang tepat agar mendapatkan perhatian dari komunikan (baca juga: teori komunikasi public relations).
  2. Setelah mendapatkan perhatian, selanjutnya komunikator berusaha bagaimana caranya agar komunikan mendapatkan perngertian bahwa membuang sampah ke sungai itu tidak baik.
  3. Selanjutnya komunikan mengolah gagasan yang diterimanya dari komunikator, disii komunikan menentukan sikap apa yang dipilihnya.
  4. Tahap terakhir, masyarakat mulai mengubah prilakunya dengan tidak lagi membuang sampah di sungai dan lebih mencintai lingkungan.

baca juga:

5. Kelebihan dan Kekurangan

Sebagai sebuah teori komunikasi, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penerapan teori S-O-R dalam mewujudkan komunikasi yang efektif, diantaranya:

A. Kelebihan:

  • Cukup efektif untuk mempersuasi seseorang, atau sekelompok orang sebab teori S-O-R menekankan untuk melakukan kajian mendalam mengenai komunikan agar proses persuasi dapat dilakukan dengan mudah.
  • Kemungkinan keberhasilan teori S-O-R cukup tinggi, terutama jika dilakukan dalam konteks antarpribadi yang memiliki komunikasi dan diskusi yang lebih intens (baca juga: komunikasi antar pribadi).
  • Teori S-O-R dapat digunakan untuk memprediksi respon yang timbul, berdasakan stimuli dan data karakteristik komunikan yang dimiliki.

B. Kekurangan:

  • Teori ini tidak menjamin bahwa stimuli yang diberikan akan berkasil mempersuasi seseorang atau sekelompok orang untuk merubah sikapnya. Sebab gagasan yang disampaikan komunikator dapat ditolak oleh komunikan.
  •  Keberhasilan teori S-O-R sangat bergantung pada proses yang terjadi antara komunikator dan komunikan. Jika komunikan tidak memperhatikan komunikator, komunikan tidak akan mengerti gagasan yang diberikan oleh komunikator, akibatnya tidak akan terjadi pemahaman sehingga gagasan tersebut akhirnya ditolak.

Baca juga

Demikian artikel mengenai teori S-O-R yang memiliki asumsi dasar bahwa penyebab terjadinya perubahan prilaku bergantung ada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme ini. Semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang anda butuhkan. Jika ada pertanyaan, pemambahan, atau komentar yang membangun, silahkan tinggalkan pesan, dan jangan lupa berbagi ya jika anda merasa artikel ini bermanfaat.. ^^