Viral Keluarga PDP Corona Buka Plastik Jenazah, Begini Ceritanya

Rabu, 25 Maret 2020 16:32 WIB

Petugas menyiapkan alat-alat medis di salah satu ruangan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Ahad, 22 Maret 2020. Tower 6 nantinya akan dimanfaatkan sebagai rumah sakit yang terdiri dari 24 lantai. Menara yang akan digunakan sebagai tempat isolasi itu dapat menampung sekitar 1.750 pasien virus Corona. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Kendari - Seorang pasien dalam pemantauan atau PDP Corona asal Kota Kolaka meninggal saat menjalani isolasi di RSUD Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 34 tahun itu meninggal pada Senin, 23 Maret lalu. Ia meninggal setelah lima hari dirawat di rumah sakit pelat merah yang menjadi rujukan penanganan pasien Covid-19 di Sulawesi Tenggara.

Sayangnya untuk pemulasaraan jenazah, pihak keluarga menolak mengikuti standar pemulasaraan jenazah pasien Corona seperti yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO meskipun masih berstatus PDP.

Hal tersebut terungkap dalam dua video yang beredar dan menjadi viral. Video pertama adalah keluarga pasien yang menolak pasien dibawa menggunakan peti jenazah dan dibawa dengan ambulance.

Dalam video lain, di rumah duka, terlihat keluarga memeluk bahkan mencium jenazah. Terlihat dalam video, wraping atau pembungkus plastik di tubuh jenazah seluruhnya sudah dilepas.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, Rabiul Awal membenarkan jika keluarga pasien ini memang sedari awal menolak protokol pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19.

Menurut Rabiul, jenazah sudah dibungkus dengan kantong atau plastik kedap udara demi pencegahan penyebaran virus sehingga jenazah sedianya siap dikubur saja. Namun sebelum dikebumikan, plastik itu dibuka.

Rabiul mengatakan amat menyesalkan sikap keluarga yang tidak mematuhi prosedur pemulasaraan jenazah dengan standar korban terinfeksi Covid-19. Meskipun, kata dia, saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium dariswab jenazah yang dikirim ke Kemenkes di Jakarta. Hasilnya akan diketahui empat atau lima hari ke depan.

Seharusnya, menurut Rabiul, jenazah setelah dibungkus plastik kedap di rumah sakit, pihak keluarga tidak boleh lagi mendekati apalagi melihat jenazah, bahkan sampai membuka plastik pembungkus jenazah.

“Rumah Sakit menawari protokol penanganan pemulasaran jenazah seperti jenazah yang positif Corona tapi keluarga pasien ngotot dan menolak, dibuktikan dengan tanda tangan suami pasien,” kata Rabiul.

Menurut Rabiul, situasi seperti itu terjadi kepada keluarga korban karena kurangnya pemahaman dan kepatuhan mengenai standar penanganan jenazah yang sudah suspect meski belum ada hasil laboratorium. "ni memang berkaitan dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan. Kalau mereka mengerti harusnya hindari itu. Tapi ini kan berkaitan dengan persepsi keluarga juga kan,” ujarnya.

Menurut Rabiul, perbuatan tersebut sangat berisiko apalagi jika pasien yang meninggal itu dinyatakan positif Corona. Secara otomatis, baik keluarga maupun warga yang melayat langsung masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan wajib mengisolasi diri di rumah.

"Kalau positif, masuk kategori ODP, isolasi diri, utamanya yang kontak langsung, jadi sudah koordinasi antara Dinkes Kabupaten Kolaka maupun Provinsi untuk melakukan pendataan," kata Rabiul.

Senada dengan itu, Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sultra Komisaris Mauluddin menjelaskan tindakan yang dilakukan pihak RSUD Bahteramas sudah sesuai standar penanganan jenazah infeksi, yaitu membungkus jenazah dengan pakaiannya, mengkafaninya lalu dibungkus plastik kedap.

"Maksudnya apa, supaya kuman ataupun cairan tubuh tidak berpindah ke orang lain. Sehingga diharapkan memang, pada saat penyerahan jenazah ini, keluarga tidak membuka lagi bungkus dari jenazah tersebut," kata Mauluddin.

Dari kejadian tersebut, Mauluddin berharap dijadikan pembelajaran. Ia mengajak untuk tidak saling menyalahkan, tetapi saling menguatkan. "Ini semata-mata untuk melindungi masyarakat dan keluarga. Kita berharap semoga jenazah hasil tesnya negatif Covid-19," ujarnya.

Penanganan jenazah dengan prosedur itu juga sudah diterapkan terhadap seorang pengemudi ojek online yang meninggal pada Ahad, 22 Maret lalu. Sebelum meninggal dia diduga diduga memiliki gejala seperti terinfeksi virus Covid-19. Jenazah dikafani lalu dibungkus menggunakan plastik selanjutnya dimasukkan ke dalam peti jenazah.

Berita terkait

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

1 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

4 hari lalu

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

5 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

5 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

6 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

6 hari lalu

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

Polres Metro Bekasi Kota menyatakan, total ada 2 mobil dan 11 sepeda motor yang menjadi korban tabrak lari akibat pengemudi panik diteriaki warga.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

9 hari lalu

Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya

Baca Selengkapnya

Viral Pengemudi Fortuner Pelat Dinas TNI Cekcok dan Tabrak Pengendara Lain di Tol Cikampek, Ini Kata Kapuspen

11 hari lalu

Viral Pengemudi Fortuner Pelat Dinas TNI Cekcok dan Tabrak Pengendara Lain di Tol Cikampek, Ini Kata Kapuspen

Sebelumnya, viral di media sosial seorang pengemudi Fortuner dengan pelat dinas TNI cekcok dan menabrak mobil lain di Tol Cikampek.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

11 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

12 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya