Goodbye Arun, Welcome Pertagas

Fadel Aziz Pase
Menulislah sebelum kehilangan segalanya.✈️
Konten dari Pengguna
18 Januari 2017 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadel Aziz Pase tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aceh - PT. Arun NGL (Natural Gas Liquefaction), perusahaan gas alam cair yang berlokasi di Blang Lancang, Lhokseumawe, telah melakukan pengapalan gas alam cairnya yang terakhir dengan tujuan Korea Selatan pada 15 Oktober 2014 lalu. Kemudian, perusahaan yang sudah berumur 36 tahun ini akan bubar. Segala fasilitas perusahaan tersebut akan diambil alih oleh pemerintah yang rencananya akan dijadikan terminal gas untuk kebutuhan lokal.
ADVERTISEMENT
Meski perusahaan yang sahamnya dimiliki Pertamina sebanyak 55 persen, ExxonMobil 30 persen dan JILCO 15 persen ini bubar, namun, Arun masih banyak meninggalkan petaka bagi warga sekitar yang konon hingga saat ini masih melakukan unjuk rasa, bahkan warga tersebut masih menetap di barak pengungsian di Simpang Line, Banda Sakti. Warga yang pernah terusir dari kampungnya saat perusahaan tersebut dibangun, sampai saat ini belum pernah mendapatkan ganti rugi.

Pengapalan terakhir yang dilakukan perusahaan tersebut bahkan diboikot pihak pemerintah Kota Lhokseumawe. Wali Kota Suaidi Yahya, mengajak seluruh jajarannya supaya tidak bersedia menghadiri pada pengapalan terakhir dikarenakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Pertamina tidak melibatkan Pemerintah Aceh serta Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam rencana pengembangan Kilang Arun kedepan. 

ADVERTISEMENT
Suaidi Yahwa menyebutkan, meskipun pendapatan PT. Arun sangat besar, namun hal tersebut tidak sepatutnya dengan kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan raksasa itu.

"PT. Arun mendapatkan keuntungan yang cukup banyak, sementara masyarakat yang tinggal di sekitarnya hidup di bawah garis kemiskinan. Perusahaan boleh megah berdiri, tapi masyarakat tidak merasakan hasil dari tanah mereka,” ungkap Suaidi.

Ekspor terakhir tersebut merupakan pengapalan ke sepuluh kali sepanjang tahun 2014 yang sesuai target, yaitu sebanyak 10 kargo. Sepanjang 1978-2014, Arun telah melakukan ekspor LNG ke luar negeri tujuan Jepang dan Korea sebanyak 4.269 kargo.
Supervisor Humas PT Arun, T Eddy Safari, mengatakan, terkait dengan berakhirnya kegiatan pengolahan gas dan ekspor ke luar negeri, kegiatan pabrik pengolahan LNG telah berhenti. Kegiatan produksi di Arun masih berlangsung, namun bukan pengolahan LNG, melainkan hanya pengolahan kondensat karena kontrak kondensat masih berlangsung sampai 2018 mendatang.

ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, perusahaan gas alam cair tersebut didirikan sebagai perusahaan operator pada 16 Maret 1974. Namun, perusahaan ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 September 1978 setelah berhasil mengekspor kondensat pertama ke Jepang pada 14 Oktober 1977. Kilang LNG Arun di Blang Lancang meliputi daerah seluas 271 ha dengan panjang 1,7 km dan lebar 1,5 km serta dilengkapi dengan pelabuhan khusus pengangkut produksinya. Kilang LNG Arun dilengkapi dengan 2 buah pelabuhan LNG untuk pengiriman produksinya ke negara pembeli, sedangkan untuk pengiriman kondensat dilengkapi dengan 2 buah sarana pemuat, yaitu Single Point Mooring (SPM) dan Multi Buoy Mooring (MBM).

Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu selesai sesuai yang ditargetkan pada akhir tahun 2014 lalu.
Saat itu, dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT Arun tersebut seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga kerja terminal penyimpanan gas yang mencapai 4.000 orang.

ADVERTISEMENT
PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM).
PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusahaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.

Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan, pemasangan proyek pipa transmisi gas sepanjang 340 kilometer dari kilang gas Arun, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.
 Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas.

ADVERTISEMENT
"Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” katanya.
Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga 350 km.

"Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari point A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” tambah Dirut Pertagas.

ADVERTISEMENT
Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).

“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.

Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya, Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujong Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe. Pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.
 Kini, sasaran PT Arun NGL, seperti yang disampaikan Presiden Direkrur Gusti Aziz saat pengapalan terakhir, adalah pemenuhan pasar domestik terutama untuk Aceh dan Sumatera Utara.

ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana nasib warga Lhokseumawe? Selamat tinggal Arun, Selamat datang Pertagas. []