Menjadi teman yang baik tidak selalu mudah, tapi kalau Anda luangkan waktu untuk memupuk pertemanan yang awet, usaha sekecil apa pun pastilah berharga. Seiring berlalunya waktu, beberapa orang akan tetap menemani Anda, tapi lebih banyak yang tidak. Saat itulah Anda akan sadar, betapa berharganya tiap hubungan pertemanan yang bisa Anda jaga. Tentu saja, untuk memiliki teman baik, Anda harus siap menjadi teman baik. Dan itu memerlukan banyak upaya dan atensi. Anda harus bisa dipercaya, hadir untuk teman Anda saat dia mengalami kesulitan, dan memperdalam hubungan untuk menjadikannya awet. Langkah-langkah berikut bisa membantu Anda mengetahui cara menjadi teman yang baik.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Menjaga Kepercayaan

  1. 1
    Penuhi janji-janji Anda. Jangan pernah membuat janji yang tidak bisa Anda penuhi. Atau, setidaknya, jangan jadikan itu kebiasaan. Kalau Anda berkata bahwa Anda akan datang menemui teman Anda, tapi kemudian muncul sesuatu yang bisa jadi alasan untuk membatalkannya, jelaskan situasinya. Percayalah, pertemanan cukup kuat untuk penolakan maupun persetujuan. Tidak ada manusia sempurna. Tidak masalah kalau Anda gagal memenuhi janji sesekali. Tapi jangan terus-menerus mengulanginya.
    • Saat Anda membuat janji yang serius, tataplah mata teman Anda sembari perlahan mengatakannya. Tunjukkan bahwa Anda memang berniat memenuhi janji itu, bukan sekadar mengatakannya karena Anda merasa berkewajiban melakukannya.
  2. 2
    Jadilah orang yang bisa diandalkan. Menjadi teman yang bisa diandalkan adalah salah satu aspek penting dalam upaya menjadi teman yang baik. Tidak seorang pun suka dan mau berteman dengan orang yang terlalu impulsif dan tidak terduga. Sulit mengandalkan orang yang tidak konsisten dan susah dipercaya. Anda mungkin pernah bertemu orang yang berniat baik, mengatakan, "Oke, saya akan..." tapi tidak pernah memenuhinya. Kalau Anda orang seperti itu, percayalah, Anda tengah mengikis kepercayaan teman-teman Anda. Pada akhirnya mereka akan berhenti memercayai apa pun yang Anda katakan.
    • Kalau tidak yakin Anda bisa melakukan sesuatu, jangan menyetujuinya. Lebih baik jujur saja. Katakan Anda tidak yakin Anda sanggup.
    • Teman Anda butuh selalu merasa yakin bahwa mereka bisa mengandalkan Anda. Termasuk di masa suram. Kalau Anda menemani hanya ketika mereka sedang senang, Anda bukan teman yang baik.
  3. 3
    Minta maaflah kalau Anda berbuat salah. Kalau ingin dipercaya teman-teman, Anda tidak boleh bersikap seakan Anda manusia sempurna. Saat Anda tahu Anda telah berbuat salah, terimalah tanggung jawabnya. Jangan menyangkal. Jangan berpura-pura tidak ada yang salah. Atau, lebih buruk lagi, menyalahkan orang lain. Walau teman Anda mungkin tidak menyukai kesalahan itu, dia akan sangat senang menyadari Anda dewasa dan cukup rendah hati untuk mengakuinya.
    • Ketika minta maaf, lakukan dengan sungguh-sungguh. Biarkan teman Anda mendengar ketulusan dalam suara Anda. Buktikan bahwa Anda peduli akan perasaan mereka.
  4. 4
    Jujurlah. Kalau ingin menjadi teman yang baik dan bisa dipercaya, Anda harus jujur mengenai perasaan Anda akan tindakan teman-teman maupun hubungan pertemanan itu. Kejujuran mengungkapkan perasaan memungkinkan komunikasi tetap terbuka. Kalau teman menyakiti Anda, jangan takut membahasnya. Kalau ada sesuatu yang membuat Anda kesal atau kecewa, jangan ragu untuk membuka hati pada teman-teman Anda.
    • Bersikap jujur berbeda dengan blak-blakan. Terlalu blak-blakan bisa menyakiti perasaan teman Anda. Kalau yakin teman Anda kecanduan alkohol, Anda berkewajiban membahasnya. Tapi, kalau menganggap dia terlihat aneh mengenakan gaun barunya, sebaiknya Anda diam saja.
    • Jadilah diri Anda sendiri. Jalinlah hubungan dengan orang-orang yang bisa Anda hargai secara mendalam kalau Anda mendambakan pertemanan yang awet. Investasikan waktu dan energi Anda untuk orang-orang yang mengizinkan Anda menjadi diri sendiri. Tidak perlu berpura-pura. Perilaku yang kurang tulus bisa dengan cepat mengakhiri pertemanan itu.
  5. 5
    Jangan memanfaatkan orang lain. Kalau teman Anda curiga Anda hanya memanfaatkannya, dia akan segera meninggalkan Anda. Pertemanan yang baik tidak terbentuk dari harapan bahwa popularitas atau jaringan orang lain memberi Anda keuntungan. Kalau Anda mencoba berteman dengan seseorang demi diterima di kelompok sosial tertentu, Anda bukan teman yang baik, melainkan seorang oportunis. Dan akhirnya, niat Anda yang tidak bermakna itu akan ketahuan.
    • Kalau Anda bereputasi gemar memanfaatkan orang lain, bisa-bisa tidak ada yang mau berteman dengan Anda.
    • Pertemanan itu memberi dan menerima. Tentu saja, nyaman rasanya kalau teman memberi Anda tumpangan ke sekolah atau kantor. Tapi pastikan Anda juga siap membantunya kelak.
  6. 6
    Jadilah teman yang setia. Kalau teman menceritakan sebuah rahasia pada Anda, jagalah baik-baik rahasia itu. Jangan membahasnya dengan siapa pun. Anda tidak mau teman membeberkan rahasia Anda ke orang lain, bukan? Jangan bicarakan teman Anda tanpa sepengetahuannya. Jangan sebarkan rumor tentang rahasia yang dipercayakannya pada Anda. Jangan katakan apa pun yang Anda takkan sanggup ulangi saat berhadapan dengannya. Jadilah teman setia bagi teman sejati Anda. Bela dia ketika teman baru atau orang-orang yang kurang Anda kenal mulai bergosip tentangnya.
    • Teman setia memahami pentingnya pertemanan yang awet dan stabil. Jangan buang semua itu demi menghabiskan waktu Anda bersama pacar baru atau orang keren yang baru Anda kenal.
    • Kalau Anda bereputasi "ember bocor" atau tukang gosip, teman-teman Anda akan segera menyadarinya. Tak usah heran kalau mereka ragu menguak apa pun yang bersifat pribadi pada Anda kelak. Atau bahkan enggan melewati waktu bersama Anda.
    • Jangan biarkan siapa pun mengatakan hal-hal buruk tentang teman Anda. Hingga Anda memperoleh kesempatan untuk mendengar kisah itu dari sudut pandang teman Anda, perlakukan komentar yang tiba di telinga Anda--yang tidak positif--sebagai rumor belaka. Kalau seseorang mengatakan sesuatu yang mengejutkan, dan Anda tahu teman Anda biasanya tidak mengatakan atau melakukan hal itu, jawab saja, "Saya tahu dia. Yang Anda katakan sepertinya tidak benar. Biar saya bicara dulu dengannya, memastikan bagaimana sudut pandangnya. Sampai saat itu tiba, saya sangat berterima kasih kalau Anda tidak menyebarkannya."
  7. 7
    Hargai teman Anda. Teman yang baik saling menghargai dengan terbuka dan mendukung satu sama lain. Kalau teman Anda punya nilai-nilai kehidupan dan keyakinan yang tidak segaris dengan Anda, hargai pilihannya. Bukalah hati dan pikiran Anda untuk mendengar lebih banyak tentangnya. Teman Anda butuh merasa nyaman menyuarakan pendapatnya atau mendiskusikan perspektif baru, yang boleh jadi tidak sepaham dengan Anda. Kalau teman Anda beranggapan bahwa Anda selalu menjatuhkan atau menentang tiap ide menarik atau orisinal yang dia lontarkan, pertemanan itu rawan retak.
    • Kadang teman mengatakan hal-hal yang membuat Anda bosan, kurang nyaman, atau terganggu. Tapi, kalau menghargai teman, Anda memberinya kesempatan untuk berbicara tanpa menghakiminya.
    • Saat Anda tidak bisa bertatap muka dengan teman, kemukakan ketidaksepakatan Anda dengan tetap menghargainya. Belajarlah untuk melihat segala hal secara berbeda, minimal dari sudut pandang teman Anda.
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengikutsertakan

  1. 1
    Jangan sampai teman Anda merasa ditinggalkan. Meskipun terdengar mudah, hal ini sangat penting dalam pertemanan. Jangan sampai teman Anda merasa diabaikan! Hanya karena Anda mulai berpacaran, tidak berarti Anda bisa mengabaikannya! Ingatlah selalu: di saat Anda putus dengan pacar, teman Anda akan selalu ada. Di saat Anda patah hati, ia pun akan ada. Di saat Anda dijauhi orang lain, ia juga akan ada. Jadi, ingatlah untuk ada untuk teman Anda juga!
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Memberikan Dukungan

  1. 1
    Jangan bersikap pamrih. Walau Anda tidak bisa tidak mementingkan diri sendiri sepanjang waktu, sikap tanpa pamrih adalah salah satu syarat penting teman yang baik. Akomodir keinginan teman kapan pun Anda bisa, tapi lakukanlah secara seimbang. Balas kebaikannya dengan tindakan yang juga penuh sayang. Pertemanan Anda akan makin kuat karenanya. Kalau Anda bereputasi egois dan hanya mau berdekatan dengan teman-teman saat Anda butuh bantuan, mereka akan menyimpulkan bahwa Anda tidak mau memerhatikan mereka.
    • Bantulah teman hanya karena Anda orang yang baik, bukan karena mengharapkan imbalan.
    • Mementingkan diri sendiri di saat yang tepat berbeda dengan membiarkan orang lain memanfaatkan Anda terus-menerus. Kalau Anda selalu membantu teman, tapi tidak memperoleh apa pun darinya, ada yang salah dalam pertemanan Anda.
    • Jangan salahgunakan kebaikan dan kehangatan teman-teman Anda. Balaslah kebaikan teman secepatnya. Kembalikan uang yang Anda pinjam sesegera mungkin. Pulanglah ketika sudah waktunya meninggalkan rumahnya.
  2. 2
    Jadilah pendengar yang baik. Jangan memonopoli percakapan. Luangkan waktu untuk benar-benar memahami dan mendukung teman Anda saat dia berbicara. Anda boleh saja berbicara tentang diri sendiri, tapi pastikan Anda mendengar sama seringnya. Kalau Anda memonopoli percakapan dengan terus-menerus mencurahkan perasaan, teman Anda tidak memperoleh apa pun dari hubungan itu. Dengarkan dia agar terbuka ruang di antara Anda dan teman Anda. Juga agar dia yakin Anda menyayanginya.
    • Hati-hati. Kalau Anda tidak sabar menanti giliran berbicara di saat teman Anda sedang berbicara, dia bisa segera tahu.
    • Cobalah seimbangkan percakapan. Biarkan teman Anda berbicara separo waktu. Walau beberapa orang tergolong pemalu, kalau teman Anda merasa dia tidak bisa mengungkapkan apa pun saat bersama Anda, pertemanan Anda susah bertahan lama.
  3. 3
    Bantulah teman menghadapi pergelutan hidup. Untuk benar-benar menjadi teman yang mendukung, Anda harus bisa memerhatikan teman-teman Anda saat mereka menghadapi kesulitan. Kalau Anda yakin teman Anda terjebak sebuah masalah yang susah teratasi, misalnya kecanduan narkoba, beraktivitas seksual terlalu bebas, atau mabuk-mabukan, bantulah dia keluar dari situasi itu. Jangan ragu membahasnya.
    • Jangan berasumsi bahwa teman Anda bisa menanganinya sendiri. Justru dalam situasi demikian akal sehat Anda dibutuhkan untuk menyadarkan mereka. Saat Anda menyadari adanya masalah, bicaralah, bahkan kalaupun Anda tidak nyaman membahasnya.
    • Biarkan teman tahu bahwa Anda bisa jadi sandaran di tengah masa sulit itu. Bahwa dia bebas menangis di hadapan Anda. Setelah tidak lagi merasa sendirian, dia bisa lebih mudah mengatasi masalah itu.
    • Kalau teman Anda hanya ingin membicarakan masalahnya, tak mengapa. Biarkan dia bicara sepuasnya. Tapi setelah itu, Anda juga harus membantunya menemukan solusi praktis.
    • Kalau dia, misalnya, menguak kebiasaan makan yang tidak sehat dan sekadar berjanji untuk makan lebih teratur, Anda bisa sarankan solusi yang lebih serius. Misalnya berkonsultasi ke dokter.
  4. 4
    Temani teman Anda di tengah krisis. Saat teman Anda diopname, kunjungi dia. Kalau anjingnya kabur, bantu dia mencarinya. Saat dia butuh dijemput di suatu tempat malam-malam, segera jemput dia. Kirimkan kartu atau paket kalau Anda tinggal jauh darinya. Kalau ada anggota keluarganya yang meninggal dunia, temani dia sepanjang prosesi pemakaman. Biarkan teman Anda tahu bahwa dia bisa mengandalkan Anda kapan pun.
    • Sebaliknya, pastikan juga teman Anda tidak "selalu" berada di tengah krisis. Anda harus siap membantunya melewati masa-masa sulit, tapi bukan itu landasan hubungan Anda.
    • Hadir untuk teman berarti menyediakan dukungan emosional. Berikan perhatian yang cukup agar dia bisa terbuka dan menangis di hadapan Anda. Sodorkan tisu atau sapu tangan, kemudian dengarkan keluh kesahnya dengan pikiran terbuka. Anda tidak harus mengatakan apa pun saat menyadari ada yang tidak beres; tetaplah tenang dan menenangkannya.
    • Saat teman Anda bergelut dengan krisis, jangan katakan, "Segalanya akan baik-baik saja," kalau Anda tahu keadaannya tidak demikian. Diam memang susah, tapi menenangkan dengan kepalsuan biasanya malah memperburuk situasi. Biarkan teman Anda tahu Anda ada untuknya. Lebih baik Anda tetap jujur sekaligus bersikap ceria dan positif.
    • Kalau teman Anda mengucapkan niatnya untuk bunuh diri, segera laporkan pada orang lain. Aturan ini melenyapkan aturan, "Hargai privasi teman." Walau teman Anda memohon agar Anda tidak memberi tahu siapa pun, Anda harus melakukannya. Sarankan untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Ceritakan kondisinya pada orang tua atau pasangannya (kecuali kalau mereka adalah penyebab masalah) sebelum melibatkan orang lain.
  5. 5
    Berikan nasihat yang bijaksana. Sebagai teman yang baik, Anda harus bisa menimbang situasi teman Anda dari sudut pandangnya, kemudian menawarkan opini Anda. Jangan paksa dia melakukan segala yang Anda katakan. Jangan pula menghakiminya. Cukup berikan nasihat ketika dia memintanya.
    • Hindari menasihati teman tanpa diminta. Biarkan dia mencurahkan perasaannya. Dia butuh itu. Tawarkan nasihat hanya kalau dia jelas-jelas mencarinya. Tanyakan sebelum berasumsi Anda bisa memberikan nasihat.
    • Dalam situasi tertentu, Anda perlu bersikap tegas untuk menjauhkan teman Anda dari marabahaya. Tapi jangan terlalu sering melakukannya. Tidak seorang pun suka dikuliahi atau merasa tertekan. Berdasarkan informasi faktual, ungkapkan bagaimana pandangan Anda terhadap situasi itu. Kemudian sarankan apa yang Anda akan lakukan andaikan berada di situasi yang sama.
  6. 6
    Berikan ruang yang teman Anda butuhkan. Teman yang mendukung sanggup menerima kenyataan, bahwa teman Anda tidak selalu ingin melewati waktu bersama Anda. Mundur sejenak. Berikan ruang bagi teman Anda. Pahami bahwa dia kadang ingin sendirian atau bertemu orang lain. Kalau mengontak teman tiap 2 detik saat dia tidak sedang bersama Anda, Anda akan tampak seperti pasangan yang terlalu posesif. Tidak seorang pun suka diperlakukan begitu.
    • Tidak usah cemburu kalau teman Anda punya banyak teman lain. Tiap hubungan spesial dan unik, namun bukan berarti dia tidak menghargai Anda.
    • Biarkan diri Anda maupun teman Anda main bersama teman-teman lainnya. Dia butuh keleluasaan itu. Anda juga. Setelahnya Anda bisa bertemu kembali dengannya, lebih segar dan lebih menghargai satu sama lain.
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Memupuk Pertemanan

  1. 1
    Belajarlah memaafkan. Kalau Anda ingin hubungan dengan teman Anda terjaga, maafkan dia dan lanjutkan hidup seperti biasa. Dendam, kegetiran, dan kemarahan yang Anda biarkan menumpuk akan menghambat langkah Anda. Toh tidak ada manusia sempurna. Kalau teman Anda benar-benar menyesalinya, atau sebetulnya tidak melakukan sesuatu yang terlalu buruk, Anda sebaiknya merelakannya.
    • Ketika teman melakukan sesuatu yang tak termaafkan, lebih baik Anda meninggalkannya daripada berusaha menyelamatkan hubungan yang telanjur hancur itu. Tapi ini pilihan terakhir, jangan terlalu sering melakukannya.
    • Kalau Anda marah pada teman, tapi tidak mengungkapkan alasannya, Anda takkan pernah bisa memaafkannya. Bahaslah kemarahan itu dengannya.
  2. 2
    Terima teman Anda apa adanya. Untuk menjaga kelangsungan hubungan pertemanan, Anda tidak perlu berusaha mengubah teman. Juga tidak perlu memaksanya melihat dunia dari kacamata Anda. Kalau Anda konservatif dan teman Anda liberal, terima saja kenyataan itu daripada terus-menerus beradu argumen dengannya. Hargai perspektif berbeda yang teman Anda tawarkan dalam perjalanan hidup Anda bersamanya. Jangan berharap dia bisa melihat segalanya dari perspektif Anda.
    • Makin lama Anda berteman dengannya, makin berkurang upaya Anda mengidolakannya, dan makin mudah Anda menerima dia apa adanya. Inilah definisi teman yang baik. Anda dan teman Anda bisa saling menyayangi bahkan kalaupun Anda sadar bahwa dia, sama seperti Anda, punya kekurangan.
  3. 3
    Berikan lebih dari yang diminta. Seorang teman menanti Anda menyelesaikan PR. Tapi teman yang baik begadang dan siap membantu kalau Anda butuh. Ingat, kalau Anda benar-benar teman yang baik, makin banyak orang yang ingin berteman dengan Anda. Kenali momen-momen ketika Anda perlu melakukan lebih dari yang diharapkan. Sadari bahwa upaya itu bisa memupuk hubungan Anda, dan bahwa teman Anda akan melakukan hal yang sama untuk Anda kelak.
    • Kalau teman benar-benar butuh bantuan Anda, namun berulang kali berkata, "Tidak, kamu tidak harus melakukannya..." belajarlah memahami makna kalimat implisit itu. Sadari bahwa dia sebetulnya butuh dibantu.
  4. 4
    Jagalah kontak apa pun yang terjadi. Seiring waktu, manusia cenderung tumbuh berjauhan dari kota asalnya. Mungkin Anda atau teman Anda pindah domisili dan jarang bertemu. Kadang beberapa tahun berlalu tanpa ada kontak sama sekali. Kalau Anda tidak pernah berhenti menyayangi teman, kontaklah dia. Dia pasti senang mendengar kabar dari Anda. Toh Anda berteman dengannya karena sesuatu di masa lalu, dan bisa saja ikatan yang sama masih ada di batin Anda berdua.
    • Jangan biarkan lokasi menentukan kekuatan ikatan Anda. Kalau pertemanan itu berarti bagi Anda, Anda akan terus berusaha memupuknya, bahkan setelah terpisah lautan sekalipun.
    • Anda bisa meneleponnya sekali sebulan. Boleh juga chatting lewat Skype kalau Anda berdua tinggal di lokasi dengan zona waktu berlainan. Asalkan Anda rutin mengontaknya, pertemanan Anda dengannya akan terus berlangsung.
  5. 5
    Biarkan pertemanan Anda berubah secara alami. Kalau ingin menjadi teman yang baik, Anda harus paham bahwa pertemanan semasa SMA tidak sama dengan pertemanan semasa kuliah, atau bahkan dalam kehidupan usia dewasa. Tentu saja, saat berusia 14 tahun, Anda bisa menghabiskan berjam-jam tiap hari bersama teman Anda. Tapi setelah Anda berangkat ke kota lain untuk kuliah, atau mulai menjalin hubungan asmara yang serius, pastinya kesempatan Anda untuk bertatap muka dengannya jauh berkurang. Bukan berarti pertemanan itu melemah. Hanya saja hidup Anda berkembang, dan pertemanan Anda berubah bentuk seiring waktu.
    • Jangan berusaha membuat pertemanan Anda persis dengan yang Anda alami sepuluh tahun silam. Anggap saja hubungan itu elastis, bukan solid.
    • Kalau teman Anda menikah dan punya 2 anak, atau menjalin hubungan serius dengan seseorang, sementara Anda masih lajang, hargai kenyataan bahwa--walau dia menyayangi Anda--dia takkan bisa dikontak 24 jam sehari seperti sebelumnya.
    • Hargai perubahan yang terjadi seiring waktu. Belajarlah beradaptasi.

Tips

  • Kalau Anda meminjam barang milik teman, jaga baik-baik, kemudian kembalikan tanpa perlu diminta.
  • Anda tidak harus mencurahkan banyak waktu dan uang untuk menjadi teman yang baik. Hadiah terbaik biasanya justru kado buatan sendiri, yang Anda berikan dari lubuk hati terdalam. Telepon bisa meninggalkan kesan yang sama dengan kunjungan.
  • Ungkapkan pada teman, betapa Anda menghargai kebersamaan dengannya, atau betapa baiknya mereka yang mau menemani Anda saat Anda butuh. Mereka akan senang karenanya. Pertemanan Anda pun akan makin kuat.
  • Jangan terlalu banyak berharap dan menetapkan aturan. Biarkan hubungan Anda berkembang dan berubah secara alami.
  • Godalah teman Anda tentang sesuatu yang dibanggakannya. Makin baik Anda mengenali teman, makin mudah Anda mengenali apa saja yang sensitif bagi mereka. Kemudian manfaatkan godaan itu untuk menyemangati, bukan malah menghina.
  • Temani teman Anda saat dia harus menjalani perawatan di rumah sakit. Jangan pernah biarkan dia sendirian!
  • Komunikasi jujur adalah landasan mendasar tiap pertemanan. Kalau Anda dan teman Anda tidak bisa saling berbicara dengan bebas, hubungan yang Anda bangun itu rentan ambruk.
  • Kalau Anda marah, ungkapkan pada teman Anda, kemudian upayakan penyelesaiannya. Jangan sembunyikan kemarahan itu.
  • Kalau teman Anda ditinggalkan seseorang sehingga merasa sendirian, bermainlah dengannya.
  • Sering-seringlah mengungkapkan betapa Anda menyayanginya, dan betapa dia menyayangi Anda. Ini akan mencerahkan hari-harinya.

Peringatan

  • Kalau teman Anda tidak memperlakukan Anda dengan baik, sementara Anda selalu baik terhadapnya, tidak ada alasan untuk tetap berteman. Jangan terlalu dekat dengan orang yang tidak memperlakukan Anda dengan baik.
  • Tidak seorang pun suka dihina. Berhati-hatilah saat Anda menggodanya! Kalau dia meminta Anda untuk berhenti, patuhi permintaannya.
  • Kalau teman Anda mulai menjalin hubungan dengan teman-teman baru, jangan cemburu. Tidak ada yang suka pencemburu. Yakinilah kekuatan hubungan Anda.
  • Jangan mengharapkan pertemanan instan atau seumur hidup. Kalau hubungan itu memang spesial, terbentuknya butuh waktu.
  • Jangan bicarakan apa pun yang membuat teman Anda tidak nyaman. Tidak seorang pun mau berada di situasi kurang nyaman. Misalnya, saat kerabat teman Anda baru meninggal dunia, jangan membahas kematian. (CATATAN: Tidak masalah kalau Anda tanyakan perasaannya tentang kepergian kerabatnya. Mungkin dia butuh bantuan untuk melewati kedukaan itu. Tidak baik juga kalau Anda mengabaikannya.)
  • Jangan beberkan perasaan Anda pada orang-orang yang tidak bisa dipercaya. Mereka bisa saja menggunakannya untuk melawan Anda suatu hari kelak.
  • Ketika melewatkan waktu bersama teman, baik untuk makan atau sekadar main bersama, matikan ponsel Anda. Sungguh tidak menyenangkan kalau percakapan terus-menerus terinterupsi dering ponsel. Dia bisa saja merasa Anda kurang memerhatikannya, atau bahkan tidak menghargai kebersamaan itu.

Tentang wikiHow ini

wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 194 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Artikel ini telah dilihat 86.192 kali.
Daftar kategori: Pertemanan
Halaman ini telah diakses sebanyak 86.192 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Terima kasih atas saran Anda! Bacalah artikel lain serupa.
Terima kasih atas saran Anda! Bacalah artikel lain serupa.
Maaf apabila artikel ini tidak membantu. Berikut ini beberapa artikel serupa yang mungkin bisa lebih membantu Anda.
Maaf apabila artikel ini tidak membantu. Berikut ini beberapa artikel serupa yang mungkin bisa lebih membantu Anda.