Pilkada 2017

Hari yang dinanti-nanti tiba, puncak dari 3 kali periode debat yang ramai itu saatnya dipilih. Saya sebagai warga DKI, termasuk yang tidak ikhlas kalau surat suara saya diselewengkan *hari gini gak ada yang gak mungkin. Mau siapapun yang saya pilih atau pahitnya saya coblos semua muka paslon agar jadi tak bisa dipakai. Biar itu jadi bagian dari kesalahan saya. Kok kesalahan? Menurut saya semua kandidat gak ada yang pas di hati. Jadi gak ada yang benar2 mantap saya pilih. 

Sebenarnya kenapa jadi ramai, karena DKI Jakarta ibukota Indonesia. Kalau daerah lain lagi pilkada gak heboh kayak gini. Trus paslon nya, masyarakat kenal muka dan nama. Belum lagi figur di balik paslon. Makin rame deh. Hadeuh. Macem penting banget lah pilkada ini, siapapun yang mimpin gak akan bikin tagihan kita tiap bulan langsung terbayar. Mana ada hari gini yang gratis, cuma nafas doang. 

Emosi jiwa terjadi, karena saya yang ada di tempat ketika RT dan 3 petugas KPU mendata calon pemilih. Nama saya dan suami tercantum hingga daftar pemilih diumumkan di papan pengumuman.


 Ketika masa pembagian lembar C6, suami saya yang urus. Ternyata nama saya hilang! Tidak ada di daftar calon pemilih! 😈 Solusinya mesti bawa KTP dan KK asli plus copy dan nyoblos setelah jam 12 siang 😪

Saya tak sendiri, buanyak yang bernasib seperti saya. Saya pun pas tau gak dapat lembar C6 langsung email via website KPU. Tapi ya what do you expect?! Yang saya heran pilpres kemarin yang notabene nya se-Indonesia lancar tuh. Lah ini cuma level DKI Jakarta aja, ribet begini. Saya no 2 terakhir yang nyoblos. Hiihhh!!! 😠 Kalau aja saya gak idealis, bisa bodo amat kalo surat suara saya gak dipakai atau pahitnya diselewengkan pasti gak repot gini.

Selesai nyoblos, kepala cenut2 kepanasan. Melipir waxing & treatment aja biar gak makan orang. Abis KZL! 


Published by Frany

Jakarta - I'm a yellow jacket almamater - Ibunya Teona - 30% workingmom 70% motherhood.

15 thoughts on “Pilkada 2017

Leave a comment