Ulasan Film: Searching (2018)

Bisa dibilang, Searching menjadi salah satu film yang paling underrated pada tahun 2018 ini. Semula, banyak yang mengira bahwa film yang menjadi debut sutradara Aneesh Chaganty ini adalah film ecek-ecek. Namun, ternyata, setelah tayang pada bulan Agustus yang lalu, Searching berhasil memikat perhatian penonton. Film berdurasi 102 menit ini mampu menyajikan ketegangan dengan cara yang unik: Hanya lewat layar monitor komputer. Dengan plot twist yang mengejutkan!

Sejak awal film Searching ini, penonton diajak untuk melihat kehidupan sang tokoh utama, David Kim (John Cho), dan keluarga kecilnya. Melalui kamera di layar komputernya. Mulai dari hal-hal sederhana yang membahagiakan. Hingga momen yang menyedihkan: Saat sang istri, Pamela (Sara Sohn), meninggal dunia. Setelah berjuang keras melawan kanker.

Sejak kematian istrinya, dikisahkan, David Kim hanya tinggal berdua dengan putrinya: Margot (Michelle La). Yang baru duduk di bangku SMA. Setiap hari, mereka berkomunikasi melalui internet dan media sosial. Mulai dari e-mail, FaceTime, hingga iMessage.

Awalnya, kehidupan David Kim dan anaknya tampak baik-baik saja. Hingga, pada suatu hari, Margot tak pulang ke rumah. Setelah, pada malam sebelumnya, ikut belajar kelompok di rumah seorang temannya. Cewek ababil tersebut ngilang begitu saja. Tanpa kabar. Selain itu, semua jalur komunikasinya juga tidak aktif.

David Kim pun mulai panik. Ia kemudian menghubungi pihak yang berwajib. Seorang detektif polisi, yang sekaligus seorang emak-emak sexy bernama Rosemary Vick (Debra Messing), ditugaskan untuk memimpin investigasi hilangnya Margot. David sendiri tidak tinggal diam. Ia ikut turun tangan membantu polisi. Dengan menggunakan komputer dan internet, David menelusuri satu-persatu petunjuk. Yang, mungkin, bisa mengarahkannya pada lenyapnya Margot.

Btw, jika dilihat dari plotnya, Searching memang mirip dengan film-film semacam Gone Baby Gone (2007) ataupun Gone Girl (2014). Namun, film ini adalah versi digital. Versi internet. Versi media sosial. Versi millenial. Dan versi zaman now. Bersama David Kim, penonton diajak ikut mengamati jejak-jejak digital Margot yang ada di dunia maya.

Searching memang film yang mengisahkan tentang hilangnya seorang gadis. Namun, di balik semua itu, sebenarnya, sutradara Aneesh Chaganty ingin mengungkap tentang kesulitan menelusuri petunjuk online yang ditinggalkan oleh si gadis.

Bagi yang sudah menonton Searching, harus diakui, cukup sulit untuk menebak jalan cerita film yang skenarionya ditulis sendiri oleh Aneesh Chaganty ini. Sosok yang mungkin kita curigai pada awal film ini, hampir dipastikan, bukanlah pelakunya. Pokoknya, ending-nya benar-benar tak terduga.

Aneesh Chaganty mengakui, menulis skenario film yang hanya ditampilkan pada sebatas monitor komputer itu berbeda dengan menulis naskah film biasa. Awalnya, para aktor pasti kebingungan ketika membaca skenario Searching yang ditulis oleh sineas keturunan India-Amerika tersebut.

Menurut Aneesh Chaganty, Searching memang tidak menyajikan tampilan visual yang memukau. Karena seluruh kisahnya dikemas dalam tampilan layar monitor. Semua gambarnya diambil dari sudut pandang kamera komputer, kamera smartphone, kamera CCTV, dan siaran live dari televisi. Jadi, bisa dibilang, menonton film ini semacam menonton film horror Paranormal Activity (2007), tapi dalam versi yang lebih canggih. Alias versi kekinian.

Namun, meski demikian, yang tak diduga, setelah tayang secara global pada 24 Agustus 2018, ternyata, Searching langsung mendapat respon positif dari para kritikus. Film rilisan Sony Pictures ini memang bukan film horror, tapi dinilai mampu menyajikan ketegangan yang nyata. Bahkan, rasanya, seperti kita sedang mengalaminya sendiri.

Selain ketegangannya, yang juga mendapat banyak pujian dalam Searching adalah akting John Cho. Berperan sebagai seorang ayah yang panik, setelah kehilangan putri semata wayangnya, ia mampu menampilkan ekspresi wajah dan gestur yang alami. Padahal, bintang franchise Star Trek (2009) tersebut hanya muncul di layar komputer sepanjang film ini!

Jadi, mumpung sekarang masih tayang di bioskop-bioskop Indonesia, tontonlah film Searching ini. Karena memang sangat sayang bila dilewatkan begitu saja. Rasakan sendiri ketegangannya. Dan bersiaplah dikejutkan oleh ending-nya!

***

Searching

Sutradara: Aneesh Chaganty
Produser: Timur Bekmambetov, Sev Ohanian, Natalie Qasabian, Adam Sidman
Penulis Skenario: Aneesh Chaganty, Sev Ohanian
Pemain: John Cho, Debra Messing, Michelle La, Sara Sohn, Joseph Lee
Musik: Torin Borrowdale
Sinematografi: Juan Sebastian Baron
Penyunting: Nick Johnson, Will Merrick
Produksi: Bazelevs Company, Screen Gems, Stage 6 Films
Distributor: Sony Pictures Releasing
Durasi: 102 menit
Genre: Mystery, Thriller
Kategori Usia: PG-13 (13+)
Rilis: 21 Januari 2018 (Sundance), 24 Agustus 2018 (Amerika Serikat & Indonesia)

Rating (hingga 3 September 2018)
IMDb: 7,9/10
Rotten Tomatoes: 91%
Metacritic: 72/100
CinemaScore: A

***

Edwin Dianto
Pekerja Teks Komersial, Baper Blogger & Writer
E-mail: edwindianto@gmail.com
Blog: edwindianto.wordpress.com
Follow Twitter & Instagram @edwindianto & @filmaniaindo untuk info film-film terbaru.

Ulasan Film: Searching (2018)

2 thoughts on “Ulasan Film: Searching (2018)

Leave a comment