Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2030 Bulan Ramadhan Akan Berlangsung 2 Kali, Ini Penjelasan LIPI

Kompas.com - 03/05/2021, 16:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warganet di media sosial banyak yang membicarakan soal bulan Ramadhan yang akan jatuh dua kali dalam setahun pada tahun 2030 nanti.

Banyak dari mereka yang merasa bersyukur akan hal ini, dan berharap masih diberikan umur untuk bisa berjumpa dengan Ramadhan di tahun tersebut. 

Baca juga: Kapan Mulai Shalat Tarawih? Ini Jadwal Puasa Lengkap Ramadhan 2021 di Seluruh Indonesia

Seperti diungkapkan oleh akun Twitter @bimoalves.

"Di tahun 2030 ramadhan akan kita jalani 2x. Pertama awal januari dan selanjutnya akhir desember. InsyaAllah lek panjang umur," tulis dia.

Hal serupa juga diungkapkan oleh akun @gelas48.

Lalu, benarkah dalam tahun 2030 akan ada dua kali bulan Ramadhan? 

Penjelasan LIPI

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonenesia (LIPI), Andi Pangerang membenarkan bahwa pada tahun 2030 akan mengalami dua kali bulan Ramadhan.

"Di tahun 2030 nanti fase bulan baru awal Ramadhan-nya tanggal 4 Januari pukul 09.49.23 WIB (1451 H) dan 25 Desember 00.32.04 WIB (1452 H), sehingga 1 Ramadhan 1451 H jatuh pada 5 Januari 2030 dan 1 Ramadhan 1452 H jatuh pada 26 Desember 2030," jelas Andi saat dihubungi Senin (3/5/2021).

Andi menyebut, peristiwa serupa juga pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, misalnya pada tahun 1997 dan 1965.

Pada 1997, 1 Ramadhan 1417 H jatuh pada 11 Januari dan 1 Ramadhan 1418 jatuh pada 31 Desember.

Baca juga: 6 Fakta Vaksinasi Gotong Royong yang Rencananya Dimulai 9 Mei 2021

Siklus 32-33 tahun sekali

Jika melihat pola kejadiannya yakni di tahun 1965, 1997, dan 2030 maka pada 32 atau 33 tahun tahun sekali, Ramadhan memang akan jatuh 2 kali dalam setahun Masehi.

"Seperti kita tahu, rata-rata periode sinodis Bulan (Bulan segaris dengan Matahari) setiap 29,53 hari sekali. Berarti 1 tahun Hijriah rata-rata 354,37 hari. Jika 1 tahun Masehi rata-rata 365,24 hari (jadi) selisihnya hampir 11 hari," jelas Andi.

"365,24 ÷ 11 = 33 tahun sekali, terkadang 33 terkadang 32," lanjutnya.

Andi pun menjelaskan mengapa untuk menentukan jatuhnya bulan baru di tahun Hijriah diperlukan perhitungan khusus, sementara pada tahun Masehi tidak demikian.

"Ya karena berbasis ketampakan Bulan dan ketidakteraturan gerak Bulan, maka perlu dihitung dan dikonfirmasi dengan pengamatan," pungkas dia.

Baca juga: Arkeolog Temukan Struktur Batu Kuno di Arab Saudi, Usianya Lebih Tua dari Piramida Mesir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com