Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus: Pandemi Corona adalah Respons Alam terhadap Iklim

Kompas.com - 09/04/2020, 20:22 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

VATIKAN, KOMPAS.com - Paus Fransiskus mengatakan pandemi virus corona adalah salah satu "respons alam" terhadap manusia yang mengabaikan krisis ekologi saat ini.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan via surel oleh majalah The Tablet dan Commonwealth pada Rabu (8/4/2020) Paus mengatakan, wabah itu menawarkan kesempatan untuk memperlambat laju produksi dan konsumsi, serta untuk memahami dan mempelajari alam.

"Kita tidak menanggapi sebagian bencana. Siapa yang sekarang berbicara tentang kebakaran Australia, atau ingat bahwa 18 bulan yang lalu sebuah kapal dapat melintasi Kutub Utara karena gletsernya meleleh?"

Baca juga: Corona Belum Mereda, Paus Fransiskus Pimpin Misa Minggu Palma via Livestream

"Siapa yang sekarang berbicara tentang banjir," tanya Sri Paus dikutip dari CNN.

"Saya tidak tahu apakah ini pembalasan alam, tetapi mereka tentu saja merupakan respons alam," tambahnya.

Pandemi virus corona secara radikal telah mengubah cara Vatikan beroperasi, dengan Paus merayakan Misa Minggu Palma tanpa ada yang hadir di gereja, dan situs-situs wisata yang kini kosong.

Paus berusia 83 tahun ini sudah menjalani tes Covid-19 selama dua kali dan semua hasilnya negatif.

Baca juga: Wabah Covid-19, Sri Paus Fransiskus Gelar Berkat Urbi et Orbi

Namun ia tetap melakukan langkah pencegahan, seperti menjaga jarak dari siapa pun karena ada kemungkinan membawa virus, makan di ruang pribadinya, dan menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah bertemu dengan tamu mana pun, menurut pernyataan resmi dari Vatikan.

Di wawancara tersebut Paus Fransiskus juga mengatakan, dirinya telah pulih dari bronkitis dan kini lebih banyak berdoa dari kediamannya di Vatikan selama "masa penuh ketidakpastian ini."

Lebih lanjut Paus mengungkapkan, dia melakukan pengakuan dosa setiap Selasa untuk meminta maaf atas keegoisannya sendiri.

"Aku melakukan semuanya di sana," tuturnya.

Baca juga: Paus Fransiskus Sumbang 30 Respirator untuk Bantu Pasien Virus Corona

Paus pun turut mengkritik penanganan wabah virus corona pada tunawisma, yang seharusnya dikarantina di hotel bukan di tempat parkir.

"Muncul sebuah foto di suatu hari di tempat parkir Las Vegas, di mana mereka (para tunawisma) telah dikarantina."

"Hotel-hotel itu kosong, tetapi para tunawisma tidak dapat menuju ke sana," kata Paus mengungkapkan keprihatinannya.

Terakhir, Paus juga mengingatkan terhadap kebangkitan politisi populis dan yang lainnya yang hanya berfokus pada perekonomian.

Baca juga: Berdoa agar Virus Corona Berakhir, Paus Fransiskus Kunjungi Roma yang Sepi

Ia mengatakan, khawatir dengan "kemunafikan kepribadian politik tertentu yang berbicara tentang menghadapi krisis, kelaparan di dunia, tetapi sementara itu membuat senjata."

Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu lalu mendorong para warga yang menjalani karantina untuk menemukan cara kreatif selama di rumah.

"Jaga dirimu untuk masa depan yang akan datang," kata Paus.

Baca juga: Setelah Dikritik Paus Fransiskus, Gereja di Roma Bakal Tetap Buka di Tengah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com