chamelemon
TS
chamelemon
AC Nielsen dan Rating Televisi Indonesia


Sebelumnya.. ane tegaskan secara Pribadi ya.. Tidak Ada Maksud sama sekali untuk Menyudutkan Pihak Manapun.

Alasan thread ini ada, adalah kegelisahan tentang Citra Televisi Indonesia sekarang.. yang menurut ane pribadi sih .. Jengah…seperti di video ini



Oke Sekarang kita perhatikan baik baik, mungkin dari aganwan dan aganwati sekalian udah mulai jengah juga dengan acara yang di tampilkan Televisi sekarang?, atau malah sudah tidak mau lagi melihat televisi lagi. Nggak akan ane salahkan,.

Tapi balik lagi, soal minat dan selera memang tidak bisa dipaksakan. Namun yang terjadi, sekarang mau tidak mau, anak-anak , adek, abang, om, tante, ayah, ibu , mbah , kakek, pak RT, Pak RW Bahkan Pak Presiden yang sekarang mantu pun akan melihat televisi. Perbandingan Rumah yang Punya televisi sama Yang tidak ada berapa sih?

Yup, stasiun televisi di indonesia itu udah beragam ya.. nggak kayak dulu ane kecil, cuma ada televisi Pegawai Negeri. Sekarang mah udah banyak banget. Sampe manca negara pulak’. Tapi.. ada tapinya nih.. nggak semua orang mampu beli tv kabel, ada yang masih bertahan dengan TV dengan siaran Lokal dan Nasional.

Lanjut.. Stasiun Televisi punya tolak ukur dalam menentukan Acaranya, ya biar acaranya Rame, Iklan banyak Masuk, dan tentu profit juga di cari. Sayangnya.. Untuk mengetahui Rame atau nggak nya acara tersebut, mereka punya tolak ukur. Dan di Indonesia yang biasanya menjadi tolak Ukur di Stasiun itu ada yang Namanya AC Nielsen.. Ingat.. bukan AC Milan.
Cukup.. Sampe situ aja dah pengantar nya.. kita masuk ke pembahasan ya.. cusss.

1. Nielsen

Ane lansir dari Om Wiki nih ya..
“Nielsen adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang informasi global serta media dan berfokus pada suatu penelitian dan melakukan suatu riset dalam memberikan suatu informasi tentang pemasaran dan konsumen, televisi, serta melakukan riset terhadap media yang lainnya, seperti riset terhadap bisnis publikasi, trade show dan riset terhadap dunia online. Perusahaan Nielsen pun sering kita jumpai dalam melakukan riset terhadap media, terlebih masyarakat Indonesia cenderung mengakses internet dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen pun merupakan suatu perusahaan yang selalu dikaitkan dan bergerak di bidang Ilmu komunikasi, seperti dunia pemasaran dan periklanan, komunikasi media, jurnalistik hingga hubungan masyarakat (Public Relations). Nielsen pun memberikan suatu riset tentang gambaran konsistensi konsumen, sehingga produsen dapat memahami psikologis, sosiologis dan selera.konsumen. Seiring berkembangnya Nielsen, Nielsen pun terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Nielsen Consumer Research (NCR), Nielsen Media Research(NMR)dan Nielsen Retail Measurement Service (NRMS).”
Stop… ampe situ dulu aja.. kalo mau lengkap ke sumbernya langsung aja.

2. Mekanisme Rating TV Indonesia

Dari sumber ini, Kejadian tahun 2012,. Kurang lebih dah 5 tahun ya.. tapi cara Perhitungannya masih sama. Caranya kurang lebih seperti yang beliau jabarkan di tahun 2012 ini.. kalo sekarang udah ada ketambahan beberapa stasiun televisi baru.
Simak baik baik..
Istilah yang biasa digunakan dalam menghitung rating dan share TV adalah :
• Universe : jumlah total pemilik TV
• TVR : TV Rating, adalah prosentase jumlah penonton dibagi total pemilik TV (Universe)
• TVS : TV Share, adalah prosentase jumlah penonton dibagi total penonton disemua TV yang sedang menonton
Rumus :
• Rating = jumlah penonton suatu program / jumlah universe X 100%
• Share = jumlah penonton suatu program / total penonton TV di saat bersamaan X 100%
Jumlah Universe dikota Jakarta adalah 20 juta, dan dikota ini terdapat 3 stasiun TV. Akan dihitung Rating dan Share masing-masing TV pada jam 7-8 malam, yang mana pada jam tersebut, jumlah penonton pada masing-masing TV adalah TV A ditonton oleh 5 juta orang, TV B ditonton 4 juta orang dan TV C ditonton oleh 2 juta orang.
Jawab :
Universe : 20 juta
Penonton TV A : 5 Juta
Penonton TV B : 4 Juta
Penonton TV C : 2 Juta
Total penonton diketiga stasiun TV adalah : 5 + 4 + 2 = 11 juta orang

• Rating TV A : Jumlah penonton TV A / Universe X 100% = 5 juta / 20 juta X 100% = 25.0 %
• Rating TV B : Jumlah penonton TV B / Universe X 100% = 4 juta / 20 juta X 100% = 20.0 %
• Rating TV C : Jumlah penonton TV C / Universe X 100% = 2 juta / 20 juta X 100% = 10.0 %
• Share TV A : Jumlah penonton TV A / total penonton di TV A, B, C X 100% = 5 juta / 11 juta X 100% = 45.5%
• Share TV B : Jumlah penonton TV B / total penonton di TV A, B, C X 100% = 4 juta / 11 juta X 100% = 36.4%
• Share TV C : Jumlah penonton TV C / total penonton di TV A, B, C X 100% = 2 juta / 11 juta X 100% = 18.2%
Dalam perhitungan total share semua TV adalah selalu 100%. Sedangkan total rating hampir tidak pernah 100% karena biasanya jumlah total penonton tidak mencapai jumlah Universe.
Oke kurang lebih begitu yak.. ane nggak pandai berhitung cuma pandai menabung. Iiiyyaaakk..kualitas rating di tentukan secara statiska.

3. Fakta Dibaliknya

• Nielsen Audience Measurement Indonesia telah menyediakan informasi dan pelayanan untuk TV/Koran/Majalah/Radio ke para pemilik media dan industri periklanan sejak 1976 dan pelayanan TAM sejak tahun 1991.

• Panel TAM di Indonesia saat ini mengukur 2.423 rumah tangga yang memiliki TV di 10 kota besar yaitu: Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek), Surabaya dan sekitarnya (Gerbangkertasusila), Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta dan sekitarnya (DIY Yogya + Sleman & Bantul), Palembang, Denpasar dan Banjarmasin. Panel utama ini hanya mengukur kepemirsaan TV terrestrial.

• Dan tahukah kita, bahwa AC Nielsen adalah lembaga rating televisi satu-satunya di negeri ini dan tidak diaudit oleh lembaga independen.

4. Kritik Sistem Rating
Meskipun ACNielsen mengklaim bahwa ratingnya dianggap terpercaya, namun banyak pihak mengkritisi atau bahkan tidak percaya terhadap rating Nielsen.

a. Akurasi, reliabilitas, dan potensi bias dalam sistem rating Nielsen.
Keluhan terkait reliabilitas rating Nielsen di Indonesia, misalnya pada 1996 program-program yang disiarkan SCTV sering mendapatkan rating rendah. Menurut SCTV, hal ini disebabkan kesalahan dalam metodologi riset. Menurut Veven Wardhana, data yang dikumpulkan sering tak akurat. Sebagai contoh, seorang pembantu diminta mengingat kebiasaan menonton bosnya, yang tak punya waktu untuk mengisi buku harian. Kritik lain yang disampaikan oleh Wardhana, bahwa rating dapat dimanipulasi atau dibeli. Adolf Siregar dari ACNielsen menyangkal bahwa rating bisa dibeli. Menurutnya, kritik-kritik tersebut merupakan ekspresi frustasi dan kekecewaan produser yang tayangannya mendapatkan rating rendah (Lowen, 2008).

b. Sistem pengukuran audiens televisi di era digital.
Sistem rating Nielsen menghadapi tantangan besar oleh penggunaan media online dan gadget yang juga menyediakan fasilitas menonton televisi. Layanan streaming semacam Netflix dan Hulu serta aplikasi televisi di smartphone dan tablet memungkinkan orang tak lagi menonton dengan cara tradisional. Dengan demikian, mengidentifikasi pemirsa dan karakteristik demografi mereka lebih sulit ketika model “menonton televisi di ruang keluarga” masih jadi pedoman.

c. Validitas hasil penelitian Nielsen
Isu validitas Nielsen pernah ramai di salah satu forum diskusi daring Indonesia. Ada tujuh kejanggalan dari data yang dipublikasikan Nielsen, antara lain kualitas SDM peneliti, pemilihan demografis responden, pemilihan kelas responden, honor responden, dan integritas peneliti.


Sudut Pandang Ane Pribadi
Jadi gini, menurut ane sih memang masih sah sah saja, kalau Stasiun televisi masih menggunakan tolak Ukur dari Nielsen. Namun, ada baiknya kita cermati pola zaman. Setiap dekade pasti ada pergeseran baik itu budaya, sosial, ekonomi, politik, ahh… segala aspek pasti ada pergeseran lah.
Nah, balik lagi ke Rating dan Kualitas Tontonan Sekarang di Indonesia nih yang harus dikaji lagi yaitu masih Valid kah pake Pola rating dalam menentukan Kualitas Tontonan Pertelivisan Tanah Air ?.. jiahhh berattt..

Singkatnya ane sepakatnya gini,
1. kualitas suatu tontonan belum tentu ditentukan oleh Kuantitas suatu Rating. Kenapa? Jawab aja sendiri .... ya karena Minat dan keinginan orang berbeda beda, ada yang doyan nonton olahraga, Gossip, berita, drama, serial, reality Show, Kuis, Film, Musik, ada yang belum ? Disturbing Show?..Go To Hell Dude.
2. Matiin aja tipinya gitu aja kok repot !!!!, Tunggu dulu bray.. yang punya mata bukan ente doank, yang punya suntuk bukan ane doank.. kasian adek adek kita nih, kecil kecil udah disuguhin acara nggak mutu.
3. Yah moga moga ada yang nyimak thread berbusa ane ini, ane hanya menyampaikan isi hati.. yup tadi jack pot keluar hati ama empedunya..pfffttt..
4. yang pasti .. ayolah berbenah kurangi tontonan nggak mutu. Walaupun disisi lain ane nggak memungkiri juga kok.. masih ada acara acara yang berkualitas baik itu secara moral, hiburan dan bahan material emoticon-Hammer2

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Nielsen
http://fery-dedi.blogspot.co.id/2012...indonesia.html
http://www.remotivi.or.id/amatan/286...an-Tak-Bermutu

Beberapa Thread terkait, ane lampirkan juga disini ya.. biar tambah dalam materinya emoticon-Hammer2
https://www.kaskus.co.id/thread/52d7...cb17e508000259
https://www.kaskus.co.id/thread/5727...52274a638b4568
https://www.kaskus.co.id/thread/5138...d719c84b00000d
https://www.kaskus.co.id/thread/5630...e257c0768b456e
https://www.kaskus.co.id/thread/517b...2acf3009000001
https://www.kaskus.co.id/thread/5978...c13e68408b458b


Akhir kata… Ane tegaskan sekali lagi. Thread ini bukan untuk Menyudutkan Pihak manapun, hanya sebagai share dan pembelajaran bersama.

emoticon-Peace
Diubah oleh chamelemon 08-11-2017 12:34
0
13K
25
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.