Jumlah Petani Indonesia Alami Penurunan, Ini Upaya Pemerintah

Penulis: Jimmi Abraham
Editor: Rizky Zulham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Jumlah petani Indonesia terus alami penurunan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data sejak tahun 2010-2017, prosentasenya terus mengalami penurunan sebesar 1,1 persen per tahun.

Pada tahun 2010, setidaknya terdapat 42,8 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggeluti bidang bercocok tanam ini. Namun pada tahun 2017, angkanya turun menjadi hanya 39,7 juta jiwa.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendradi mengatakan pemerintah dinilai masih harus bekerja keras menjaga sektor pertanian.

Baca: Dishangpang Hortikan Sanggau: Lebih Banyak Pemberdayaan Petani

Persoalan tren penurunan petani tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Filipina.

“Karena itu, pemerintah perlu bekerja keras. Harus menanamkan mindset bahwa bekerja di sektor p‎ertanian lebih besar penghasilannya bila dibandingkan bekerja di perusahaan,” ungkapnya di Pontianak, belum lama ini.

Agung menegaskan sektor pertanian dianggap memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Februari 2017, tercatat penyerapan tenaga kerja di pertanian, perikanan dan perkebunan sebanyak lebih dari 39 juta jiwa atau 31,8 persen.

Angka ini menjadi tertinggi dibandingkan sektor perdagangan yang hanya 23 persen, jasa sebanyak 16 persen, industri sebesar 13 persen dan kostruksi sekitar 5 persen.

Baca: Kampanye Dialogis di Terentang, Ini Yang Dijanjikan Karolin pada Petani

“Pertanian memberi kontribusi besar untuk pangan, bahan baku industri, kesempatan kerja, kewirausahaan dan penumpang produk domestik bruto,” katanya.

Agung menjelaskan penurunan jumlah petani di Indonesia disebabkan lantaran kecilnya minat generasi muda di sektor pertanian. Bahkan, berdasarkan studi yang dilakukan terkahir, anak-anak berusia muda tidak lagi berprofesi sebagai petani di desa.

“Yang menjadi petani adalah orang-orang tua. Anak muda sekarang minatnya sudah kecil berkecimpung di sektor pertanian,” terangnya.

Halaman
12

Berita Terkini