Elektabilitas PDIP di Beberapa Daerah Menurun

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Peneliti Senior Network for South East Asian Studies, Muchtar Effendi Harahap menyebut, elektabilitas PDIP di beberapa daerah merosot. Kondisi ini terjadi lantaran mesin parpol tidak bekerja efektif sehingga menngancam prospek pilpres di 2019.

Menurut Muchtar, ada beberapa alasan yang mendasari pernyataannya tersebut. "Parpol pendukung Jokowi sangat mungkin gagal mempengaruhi massa pemilih mereka untuk mendukung Jokowi. Mengapa? Mesin parpol tidak akan bekerja efektif dan mendulang suara pemilih maksimal untuk Jokowi," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (27/5).

Selain itu, alumnus Program Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada ini menambahkan, beberapa umat Islam masih menganggap rezim Jokowi adalah rezim anti-umat Islam dan kerap mengkriminalisasi aktivis dan ulama Islam. "Hal itu akan diperkuat lagi apabila PPP dan PKB selaku parpol Islam tidak mendukung resmi Jokowi," katanya.

Bagi kelas menengah atas perkotaan, Muchtar menganggap rezim Jokowi hingga menjelang tiga tahun berkuasa dinilai belum mampu dan berhasil menunjukkan prestasi sesuai janji kampanye dan rencana pembangunan nasional jangka menengah yang dibuat sendiri oleh rezim Jokowi.

Terakhir, elektabilitas parpol pendukung utama PDIP terlihat kian merosot. Hal ini bisa dibuktikan dengan kegagalan mempertahankan sejumlah kekuasaan lokal/daerah melalui Pilkada belakangan ini, terutama Provinsi Banten dan DKI.

Berdasarkan asumsi di atas, Muchtar melihat langkah Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang akan sangat sulit.

 
Berita Terpopuler