Ahad 09 Apr 2017 20:29 WIB

TNI AU akan Tambah 134 Pesawat

Rep: Santi Sopia/ Red: M.Iqbal
 Warga berfoto di depan pesawat usai upacara peringatan Puncak HUT ke-71 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (9/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Warga berfoto di depan pesawat usai upacara peringatan Puncak HUT ke-71 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- TNI Angkatan Udara (AU) berencana menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mendukung pertahanan wilayah udara Indonesia. Khusus untuk pesawat terdapat 134 pesawat dari berbagai jenis. 

"Tergantung pemerintah memberikan berapa  tahun ini, totalnya 134 pesawat sasaran dari berbagai jenis. Dari PT DI ada pesawat Puma/Superpuma. Belum ada rencana mengganti Hercules, tetap jadi tulang punggung TNI AU," ujar Kepala Dinas Penerangan (Dispen) TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya di Jakarta, Ahad (9/4). 

Ia mengatakan transparansi dalam hal ini juga menjadi tujuan TNI AU dalam pengadaan alutsista, termasuk pesawat. Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan menuju kepada transparansi, seperti manjemen yang baik, di antaranya melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta melakukan sistem informasi terintegrasi.

Yang dimaksud barang dan jasa, yaitu kebutuhan mulai dari titik bawah, bekal diajukan kepada satuan atas, semua bisa termonitor dengan baik, termasuk jenis barang dan harga. Perencanaan di bawah, paling penting sudah memiliki dasar bahwa barang yang dibutuhkan, apakah barang bisa dimonitor secara daring dan terukur. Sehingga tidak terjadi penumpukkan zona  barang yang tidak dibutuhkan.

Dalam Renstra ke-2 tahun 2015-2019, TNI Angkatan Udara akan menambah berbagai macam alutsista di antaranya pengganti pesawat F-5, penambahan Radar dari yang ada 20 radar menjadi 32 radar dengan penambahan 12 radar lagi, penambahan pesawat angkut ringan Cassa 212 sebanyak sembilan pesawat.

Kemudian penambahan pesawat helikopter untuk Combat SAR yang sedang berjala dan penambahan pesawat helikopter multi fungsi yang dapat digunakan untuk angkut pasukan maupun digunakan untuk SAR. Ke depan, menurut Jemi, TNI AU ingin pesawat early warning (peringatan dini) yang bisa mengkover kegiatan wilayah operasi udara. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement