Jawa dan Sumatera masih jadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional
Merdeka.com - Perekonomian Indonesia pada 2013 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tetap belum merata. Pertumbuhan mayoritas disumbangkan Pulau Jawa dan Sumatera.
Kepala BPS Suryamin menuturkan tiga provinsi dengan sumbangan terbesar terhadap PDB adalah DKI Jakarta 16,72 persen, Jatim 14,87 persen, dan Jabar 14,17 persen. Jika ditotal, maka tiga provinsi itu saja sudah menyumbang 45,76 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sehingga kami menyarankan pemerintah harus terus menyebarkan perekonomian ke luar Jawa," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/2).
Sumbangan pertumbuhan Sumatera turut meningkat, menjadi 23,81 persen dari data dua tahun lalu sebesar 23,74 persen.
Anjloknya bisnis tambang tahun lalu membuat sumbangan PDB Kalimantan menurun. Dari 9,3 persen pada 2012, menjadi 8,67 persen tahun lalu.
PDB Sulawesi meningkat dari 4,74 persen menjadi 4,82 persen pada 2013. Sisa provinsi lainnya, jika digabung sebesar 4,71 persen, dengan Maluku dan Papua hanya menyumbangkan 2,43 persen.
Berdasarkan data triwulan IV, ketimpangan antara Jawa dan luar-Jawa turut terlihat dari sebaran jenis kegiatan perekonomian.
Provinsi di luar Jawa rata-rata bergantung dari kegiatan sektor primer, seperti pertanian, kehutanan, perkebunan, hortikultura, hingga peternakan. Porsinya jika digabung mencapai 73,8 persen.
Sedangkan sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Masing-masing 66 persen dan 66,1 persen.
"Dua sektor ini kebanyakan bidang jasa, maka pemerintah juga harus mendorong bagaimana supaya jasa lebih meningkat di luar Jawa," kata Suryamin.
Jika ditengok dari laju pertumbuhan, beberapa provinsi di luar Jawa mencatatkan kinerja di atas PDB nasional. Misalnya Papua yang mencapai 14,8 persen, dan Sulawesi Tengah 9,38 persen.
Tapi Suryamin mengingatkan, bahwa tingginya pertumbuhan di dua provinsi itu secara absolut tidak sebanding dengan kinerja di Jawa. Sebab varian kegiatan ekonomi maupun belanja rumah tangganya lebih rendah dari DKI Jakarta atau Jawa Barat.
"Jadi tetap saja absolutnya di Jawa lebih tinggi laju kenaikannya," tandasnya.
BPS sekaligus mengaku belum memetakan kaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan lapangan kerja. Soalnya, potret PDB ini hanya di kurun waktu tertentu, dan diumumkan cuma dua kali setahun, pada Februari dan Agustus.
"Penyerapan tenaga kerja itu kita belum data, karena itu data elastis. Jadi model perhitungannya beda," kata Suryamin.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Wahyu sebagian besar Provinsi lain di Sumatera tumbuh di level 4 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaIni merupakan pertumbuhan triwulan tertinggi sepanjang periode 2019-2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPadahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Jawa Barat sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional bisa memaksimalkan potensi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaKabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu contoh perkembangan yang sangat cepat di bidang ekonomi salah satunya UMKM.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnya