Turki Gempur Rute Pasukan Suriah Menuju Afrin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ini diambil pada 15 November 2015 ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Antalya, Turki.

TRIBUNJOGJA.COM, DAMASKUS - Seiring pergerakan pasukan Suriah yang akan masuk Afrin, militer Turki menghujani jalur masuk menggunakan artileri.

Gempuran bertubi-tubi oleh pasukan Erdogan yang menginvasi wilayah Suriah itu diwartakan Al Masdar News Network, Senin (19/2/2018) petang WIB.

Laporan lapangan baik dari kelompok pemberontak bikinan Turki maupun sumber pro pemerintah Damaskus menyatakan serangan artileri Turki diarahkan ke pinggiran kota  Harbul, Maryamin, Sheikh Issa, Tal Riffat dan Tarandah.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah Suriah mencapai kesepakatan dengan milisi Kurdi.

Damaskus setuju pasukannya masuk Afrin, dan bersama Kurdi akan menghadapi invasi Turki.

Baca: Pejuang Kurdi Hancurkan Leopard Turki! Indonesia Punya Tank Ini Lho

Detail kesepakatan dan perkembangan menarik dari Suriah ini sedang dikonfirmasi ke otoritas resmi.

Turki merespon perkembangan ini dengan penuh kemarahan.

Jika kesepakatan dengan Kurdi ini benar adanya, berarti Damaskus telah siap menghadapi konfrontasi langsung dengan militer Turki yang tanpa permisi memasuki wilayah Suriah.

Perkembangan politik ini juga menarik karena milisi Kurdi selama ini ditopang AS dan Israel guna menghadapi Turki, sekaligus merongrong Suriah dari dalam.

Baca: Nour dan Gadis Suriah Kesulitan Cari Pasangan Akibat Perang

Sejalan dengan situasi terbaru ini, Turki terus mengirimkan tambahan kekuatan militer ke sekitar Afrin, kota di perbatasan Turki-Suriah.

Aneka kendaraan tempur didatangkan.

Persenjataan berat maupun ringan juga dipasok ke kelompok-kelompok bersenjata yang dikontrol Turki guna menghadapi milisi Kurdi maupun pasukan Suriah.

Suriah menghadapi perang internasional selama hampir tujuh tahun terakhir.

Sejak akhir 2017, situasi mulai terbalik ketika Rusia dan Iran ikut membantu Suriah.

ISIS yang merajalela selama lebih kurang lima tahun, mulai dihancurkan.

Gerombolan militan bikinan koalisi Arab, Turki, As dan koalisi barat, digempur dan melemah.

Tujuan politik Arab, Turki dan koalisi barat guna menjatuhkan Presiren Bashar Asaad gagal total berkat campur tangan militer Rusia dan Iran.(Tribunjogja.com/AMN/xna)

Berita Terkini