Pilpres 2019

Ketua Umum PP Muhammadiyah Bebaskan Warganya Pilih Presiden, Amien Rais: Muhammadiyah Sontoloyo

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir usai menghadiri acara milad dan silaturahmi Muhamadiyah Kecamatan Cibeunying Kidul di Graha Emerald, Jalan Cimuncang, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/11/2015).

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Amien Rais mengkritik keras Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah soal sikap politik organisasi itu dalam Pilpres 2019. 

Sebelumnya, Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, menegaskan Muhammadiyah secara kelembagaan tak terjun dalam politik praktis untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.

"Muhammadiyah secara kelembagaan, organisasi, tidak masuk ke arena politik praktis," kata dia usai bertemu Ma'ruf di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, seperti yang dilansir dari Kompas.com, Rabu (5/9/2018) lalu.

Lebih lanjut, Haedar mengatakan, Muhammadiyah membebaskan warganya untuk memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ia menilai warga Muhammadiyah sudah mandiri dan cerdas dalam menentukan pilihan politiknya. Muhammadiyah juga tak ingin mencampuri hak politik setiap warganya.

"Muhammadiyah sebagai warga bangsa sudah cerdas, sudah punya pilihan politik dan visi politik yang jadi hak warga negara," katanya.

Ia hanya menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan politik pada Pilpres 2019. Haedar tak ingin adanya permusuhan dan kekerasan akibat perbedaan politik.

Terkait hal itu, Penasihat PP Muhammadiyah, Amien Rais mengatakan dirinya akan menjewer Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir karena tidak memberikan arahan yang jelas kepada warga Muhammadiyah dalam menentukan pilihan pada Pilpres 2019.

"Kalau Ketua Muhammadiyah itu ngomong terserah, itu akan saya jewer. Itu tidak betul," kata Amien Rais saat hadir dalam peringatan Milad ke 106 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh PD Muhammadiyah Surabaya, di Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Selasa (20/11/2018).

Pernyataan Haedar tersebut menurut Amien Rais bukanlah fatwa tapi hanya pemikiran.

Dalam pilpres sikap Muhammadiyah, lanjut Amien Rais harus jelas karena pilpres hanya merebutkan satu kursi dan sangat menentukan keberlangsungan pemerintahan dalam negeri.

Berbeda dengan pileg, yang menurut Amien lebih fleksibel karena kader Muhammadiyah tersebar di berbagai partai, selain itu Pileg memperebutkan 575 kursi DPR RI, tidak hanya satu seperti Pilpres.

"Oleh karena itu sangat keliru jika Muhammadiyah mengatakan politik tidak penting yang penting kita bisa salat, tidak diganggu puasanya, tarawih Ramadan lancar itu sudah cukup dan kekuasan biar diurus yang lain kita tidak perlu ikut-ikutan. Itu Muhammadiyah konyol, Muhammadiyah sontoloyo," lanjut Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini.

Menurut Amien Rais, politik, ekonomi, sosial akhlak, dan hukum semua terintegrasi menjadi satu dan antara islam dengan politik tidak bisa dipisahkan.

"Kan dikatakan kalau sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, hidupku ini maksudnya hidup politik ku ekonomi ku sosial ku hukum ku dan terakhir kematian ku aku persembahkan kepada Allah tuhan semesta alam," kata mantan Ketum PAN ini.

Untuk itu Amien Rais mengatakan warga Muhammadiyah harus memilih pemimpin yang betul betul beriman, tidak diragukan lagi keislamannya dan tidak ingkar pada janjinya sendiri.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Amien Rais Bakal Jewer Haedar Nashir yang Bebaskan Pilihan Warga Muhammadiyah di Pilpres 2019

Berita Terkini