Laporan TV Jepang picu spekulasi di China: Virus corona mungkin berasal dari AS



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sebuah laporan dari stasiun TV Jepang mengabarkan berita yang mengejutkan. Berita itu mencurigai 14.000 orang Amerika yang meninggal karena influenza kemungkinan terkait dengan virus corona.

Laporan tersebut langsung viral dan telah menyebar di media sosial China, sehingga memicu kekhawatiran dan spekulasi di Cina bahwa virus corona kemungkinan berasal dari AS.

Melansir People's Daily, laporan yang disiarkan oleh TV Asahi Corporation of Japan, mengatakan bahwa pemerintah AS mungkin gagal memahami betapa maraknya virus di Amerika Serikat.

Baca Juga: Dua maskapai Korsel menghentikan sementara penerbangan ke Daegu akibat virus corona

Pada tanggal 14 Februari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, mereka akan mulai menguji individu dengan penyakit seperti influenza untuk virus corona baru di laboratorium kesehatan masyarakat di Los Angeles, San Francisco, Seattle, Chicago, dan New York Kota.

Namun, tidak diketahui apakah orang Amerika yang telah meninggal karena influenza telah tertular virus corona, seperti dilansir TV Asahi.

Kisah tersebut memicu berbagai teori konspirasi di dunia maya Tiongkok.

Baca Juga: Jumlah terinfeksi virus corona tembus 100 orang, 10 ribu warga Italia dikarantina

Sebelumnya, Pertandingan Dunia Militer (The Military World Games) diadakan di Wuhan pada bulan Oktober 2019. "Mungkin delegasi AS membawa virus corona  ke Wuhan, dan beberapa mutasi terjadi pada virus, membuatnya lebih mematikan dan menular, dan menyebabkan wabah yang meluas tahun ini," seorang pengguna memposting di Sina Weibo, media sosial seperti Twitter di China.

Baca Juga: Di tes positif lagi, Wuhan akan karantina semua pasien yang sembuh selama 14 hari

Shen Yi, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Fudan yang berbasis di Shanghai, mencatat bahwa para ahli virus global sedang bekerja untuk melacak asal-usul virus, termasuk agen-agen intelijen. Netizen didorong untuk secara aktif mengambil bagian dalam diskusi, akan tetapi lebih disukai secara rasional.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie