Digital banking menghemat biaya bank 10%-20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Disrupsi digital membuat beberapa industri harus melakukan penyesuaian. Tidak terkecuali industri perbankan.

M. Chatib Basri, ekonom dan mantan Menteri Keuangan mengatakan, dengan banyaknya perusahaan rintisan (start-up) di bidang keuangan, diperkirakan bank akan banyak melakukan kolaborasi dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin). "Nantinya saya rasa akan banyak kolaborasi yang dilakukan bank dengan start-up," tutur Chatib, Senin (5/2).

Dengan semakin banyaknya tekfin, perbankan ke depan akan terdorong melakukan efisiensi. Karena makin efisien, bank bisa lebih rendah dalam menetapkan suku bunga kredit.

Chatib menambahkan, digitalisasi memang bisa saja membuat jumlah cabang dan karyawan bank akan berkurang. Namun, nanti pegawai yang dikurangi ini bisa saja masuk ke bisnis lain dengan kemampuan dan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kata dia, karyawan bank terutama teller dan kasir harus bisa lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan digital.

Menurut Chatib, perbankan ke depan akan ditantang menggarap bisnis yang sebelumnya mereka belum optimalkan. Seperti analisis data dan monetisasi teknologi.

Soal efisiensi ini diamini Karim Siregar, Direktur Teknologi Informasi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Ia mengatakan, secara industri, implementasi perbankan digital bisa meningkatkan efisiensi industri perbankan.

Menurut Karim, berdasarkan hitungan, jumlah penghematan dengan adanya perbankan digital tersebut bisa mencapai 10% hingga 20%. "Ini adalah jumlah biaya yang bisa dihemat dengan adanya implementasi digital banking," tutur Karim.

Efisiensi tersebut diperoleh dari pengurangan biaya pada pembukaan dan pengelolaan rekening nasabah. Selanjutnya, efisiensi juga bersumber dari pengurangan biaya pada saat penarikan dan proses menabung.

Selain itu, pengurangan biaya juga didapat dari optimalisasi transfer uang yang dilakukan. Kehadiran perbankan digital juga sebaiknya direspon cepat oleh bank.

Sebab, di masa mendatang yang pada tahun 2025, diperkirakan hampir setengah pendapatan bank dari consumer banking akan termakan oleh tekfin. Selain consumer banking, bisnis bank yang juga terancam adalah UMKM dan pembayaran.

Untuk menyiasati ini, bank diharapkan bisa menangkap peluang kolaborasi yang dilakukan dengan tekfin. Dengan begitu, bank bisa lebih fokus ke pelayanan nasabah dan peningkatan inovasi.

Soal kolaborasi ini, BTPN mengaku sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan teknologi seperti Telkomsel dengan TCash.

"Belajar dari dua produk yang sudah kami kembangkan, yaitu BTPN Wow dan Jenius, maka kami akan implementasikan pengembangan teknologi ke produk lain," imbuh Karim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia