Ibnu Rusdi Ketua Hanura Aceh

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pengurus DPC Hanura Aceh dan Korda Wilayah Aceh, Sudirman alias Haji Uma berfoto bersama di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

* Hasil Musdalub di Jakarta

BANDA ACEH - Ibnu Rusdi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Aceh dalam musyawarah daerah luar biasa (musdalub) partai itu di Hotel Manhattan, Jakarta, Kamis (25/1) malam. Ibnu menggantikan Syafruddin Budiman yang dipecat karena mendukung kubu Daryatmo.

Dalam musdalub tersebut, penunjukkan Ibnu Rusdi disetujui oleh 22 suara dari DPC Hanura se-Aceh, DPD, dan DPP. Hanya DPC Simeulue yang absen karena tidak ada pesawat untuk menyeberang ke daratan. Sebelum terjadi konflik, Ibnu Rusdi menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi Hanura Aceh.

Ketua DPD Partai Hanura Aceh, Ibnu Rusdi yang dihubungi Serambi tadi malam mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pengurus partai yang diberikan kepadanya. Dia mengatakan, akan segera melakukan konsolidasi untuk menghadapi verifikasi faktual yang akan dimulai 28 Januari mendatang.

“Kita mengadakan musdalub untuk menghadapi verifikasi faktual. Besok kita langsung kerja untuk mempersiapkan verifikasi faktual. Kita sudah siap menghadapi verifikasi, karena memang tidak ada hal-hal rumit yang harus dipersiapkan dan kita di DPD Aceh juga tidak berkonflik,” katanya melalui telepon dari Jakarta.

Ibnu mengintruksikan kepada kader partai di daerah untuk bekerja keras dalam rangka menghadapi verifikasi faktual agar bisa lolos menjadi peserta Pemilu 2019. Mantan politisi Partai Demokrat Aceh ini mengatakan bahwa hingga saat ini semua kader partai masih kompak meskipun terjadi perpecahan di tingkat pusat.

Mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi Partai Hanura Aceh ini juga menyampaikan, tidak ada aksi pecat memecat yang akan dilakukannya terhadap kader-kader yang berbeda haluan ketika terjadi konflik di DPP. Tetapi dia mengaku hanya akan melakukan reposisi jabatan. “Kader lain masih sama karena kita tidak ada dualisme,” ungkapnya.

Ibnu juga mengatakan bahwa seusai dinobatkan sebagai ketua baru, dirinya sudah menghubungi Syafrudin Budiman untuk meminta izin memimpin Partai Hanura Aceh. Bahkan, dia akan menjumpai pria yang akrab disapa Bang Saf Panton ini setelah kembali dari Jakarta. “Saya sudah minta izin Pak Saf, beliau legowo, nanti saya akan ke rumah beliau juga,” ujarnya.

Apakah Syafruddin Budiman diajak bergabung? Ibnu mengatakan tetap akan mempertahankan kader dalam kepengurusannya meskipun berbeda dukungan di tingkat kepengurusan pusat. “Untuk Pak Saf akan kita tanya sama beliau untuk ditempatkan di mana. Beliaukan orang tua, harus kita hormati,” demikian Ibnu Rusdi.

Sekedar informasi, musdalub itu dilaksana karena ketua lama, Syafruddin Budiman dipecat oleh Ketua Umum, Oesman Sapta Odang (OSO). Pemecatan itu didasari oleh konflik internal DPP Partai Hanura. Saat itu, Syafruddin Budiman memilih mendukung Hanura kubu Ambraha yang diketuai Daryatmo.

Belakangan kedua kubu sepakat berdamai, yang dimediasi oleh Ketua Dewan Pembina Partai Hanura sekaligus pendiri partai, Wiranto dalam sebuah pertemuan di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/1). Kepada wartawan Wiranto menyebutkan, Ketua Umum Hanura yang sah setelah kesepakatan damai adalah OSO.

Sementara itu, Syafruddin Budiman yang dihubungi Serambi tadi malam menegaskan bahwa dirinya hingga saat ini masih berstatus sebagai Ketua DPD Partai Hanura Aceh. “Saya belum diganti. Saya kan versi Daryatmo sedangkan Ibnu Rusdi versi OSO,” katanya santai.

Pria yang akrab disapa Bang Saf Panton ini mengungkapkan, tidak ada seorangpun yang bisa memecat dirinya kecuali Daryatmo. “Saya kubu Daryatmo, yang lain tidak bisa pecat saya, yang bisa pecat saya Pak Daryatmo,” tegasnya.

Terkait pelaksanaan musdalub, Syafruddin tidak mengambil pusing. Dia menilai musdalub tersebut tidak ada hubungannya dengan jabatan dirinya sebagai Ketua DPD Hanura Aceh kubu Daryatmo. “Biar saja itukan versi OSO,” tandasnya.

Dia mengatakan hanya patuh pada keputusan Hanura kubu Daryatmo. Dia juga menolak untuk mengucapkan selamat dan menolak bergabung dengan kepengurusan Ibnu Rusdi. “Saya pengurus dia juga pengurus, walaupun itu junior saya, adik-adik saya,” ucap dia.

Politisi senior ini tidak mempersoalkan banyaknya pengurus DPD yang bergabung dengan Ibnu Rusdi. Dia mengklaim saat ini masih ada kader-kader daerah yang masih setia bersamanya dan siap menghadapi verifikasi faktual yang sudah di depan mata.

Syafruddin mengajak semua kader untuk sama-sama membesarkan partai. “Dengan ada dualisme ini tidak ada persoalan. Mudah-mudahan (kader) di Aceh masih solid, meskipun dua versi, kita lihat nanti,” pungkasnya.(mas)

Berita Terkini