Pemko Diminta Sosialisasikan Bahaya Gadget

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANDA ACEH - Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh diminta segera menyosialisasikan tentang bahayanya penggunaan gadget (smartphone, tablet, dan lain-lain) bagi anak-anak. Tren gadget yang melanda anak dan remaja di Banda Aceh, dinilai tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup terkait penggunaannya.

Hal itu disampaikan Ketua Masyarakat Informasi Teknologi (MIT) Aceh, Teuku Farhan kepada Serambi, Minggu (12/3) di Banda Aceh. Menurut Farhan, gadget yang terhubung dengan internet sangat berbahaya bagi anak dan remaja. Bahaya itu terdapat di dalam media sosial (medsos), browser, serta aplikasi android yang kerap ditempeli iklan tak pantas.

“Pemko harus meningkatkan sosialisi penggunaan gadget kepada siswa, guru, dan orang tua. Penyalahgunaan gadget oleh anak sudah terjadi sekarang,” ujar Farhan. Dia mengingatkan, sosialisasi secara masif itu sangat diperlukan mengingat minimnya pemahaman orang tua dan guru soal perkembangan teknologi saat ini.

Farhan menambahkan, akibat kurangnya pengetahuan dan pengawasan orang tua, perangkat canggih itu bebas diakses oleh anak-anak. “Orang tua harus lebih paham soal gadget dibanding anaknya. Bukan melarang anak untuk bersentuhan dengan teknologi, tapi penggunaannya yang harus dikendalikan,” jelasnya.

Menurut dia, larangan penggunaan gadget di sekolah memang berlaku hampir di seluruh Banda Aceh. Namun perangkat tersebut tetap dapat diakses oleh siswa di luar sekolah. “Gadget merupakan hal yang paling mengerikan jika digunakan anak tanpa pengetahuan yang memadai,” tegas Farhan.

Farhan mencontohkan, beberapa waktu lalu seorang ayah dari siswi SMP di Banda Aceh datang menemuinya, untuk menceritakan pengalaman buruk yang menimpa keluarganya. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, siswi itu berselfie dengan pakaian minim, dan foto itu tersebar melalui akun instagram yang dilakukan orang tak dikenal (anonim).

“Bapak itu tak sanggup menanggung malu atas tersebarnya aib putrinya,” ujar Farhan. Menurutnya, hal itu terjadi akibat orang tua yang terlalu cepat memberikan gadget kepada anaknya tanpa membekali pengetahuan yang cukup terkait dampak negatif dari internet.(fit)

Berita Terkini