Di sekitar kota suci Mekah, Arab Saudi, selain masjid utama umat muslim, Masjidil Haram, terdapat pula sejumlah masjid yang diberi nama unik. Nama-nama ini disematkan berdasarkan sejarah yang mengikuti pembangunan masjid-masjid tersebut.

Sebut saja Masjid Jin. Apakah masjid ini dibangun kawanan jin? Tentu saja bukan, namun memang masih ada kaitan dengan bangsa tak kasat mata ini.

Masjid Jin yang juga bernama Al Bai’ah seperti dikutip dari buku Atlas Ibadah Haji dan Umrah, terletak di sebelah kiri jalan naik ke pemakaman Ma’la, yang merupakan makam tua, di mana nenek moyang Nabi Muhammad SAW dimakamkan di sini. Posisi persis masjid ada di samping jembatan penyeberangan.
Masjid Jin yang juga bernama Al Bai’ah seperti dikutip dari buku Atlas Ibadah Haji dan Umrah, terletak di sebelah kiri jalan naik ke pemakaman Ma’la, yang merupakan makan tua, di mana nenek moyang Nabi Muhammad SAW dimakamkan di sini.terletak di al-Hujun, di daerah Sulaiminiyah di sebelah selatan Pekuburan Ma’la, jaraknya kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram.
Jika diukur jarak dari masjid bercat dominasi abu-abu ini ke Masjidil Haram sekitar 1,5 km. Luasnya sekitar 20×20 meter persegi dan terdiri dari dua lantai. Kaligrafi (seni tulisan Arab) yang mengutip Alquran, Surat Jin (ayat 1-9) menghiasi kubah masjid.

Kenapa dinamakan Masjid Jin, karena dalam dalam sebuah riwayat disebutkan di lokasi ini pada tahun ke-10 kenabian Muhammad SAW merupakan tempat para jin bersepakat mengakui dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar utusan Allah SWT.

Dikisahkan, saat itu Rasulullah bersama para sahabatnya dalam perjalanan pulang dari kota Thaif mampir ke tempat ini untuk melaksanakan salat Subuh. Nabi Muhammad SAW saat itu melantumkan surah Ar-Rahman yang didengar segerombolan jin yang tengah melintas di tempat itu. Diriwayatkan pada saat itu, serombongan Jin yang sedang menuju Tihamah, terpukau dari makna Surat Ar-Rahman tersebut.
Sejumlah riwayat mengungkapkan, bahwa para Jin yang berbaiat kepada Rasulullah berjumlah sembilan. Namun, ada juga yang menyebutkan tujuh Jin. Para jin itu berasal dari daerah yang berada di antara Suriah dan Iraq, Nasibain.

Para jin ini kemudian berdialog dengan Nabi Muhammad SAW dan sepakat mengakui Muhammad adalah utusan Allah. Mereka pun berbaiat dengan Rasulullah, dan turunlah sura Al-Jin. Itulah kenapa masjid ini disebut Masjid Al-Jin, yang juga dikenal sebagai Masjid Al-Bai’ah.

Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, Surat Al-Ahqaf, ayat 29 hingga 32:

“Dan ingatlah ketika Kami hadapkan serombongan Jin kepadamu yang mendengarkan Alquran. Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: Diamlah kamu untuk mendengarkannya. Ketika pembacaan selesai, mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan,” (29).

“Mereka berkata: Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus,” (30).

“Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih,” (31).

“Dan orang-orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata,” (32)

Kisah Hilangnya Rasullullah di Gurun dan Masjid Para Jin di Makkah

Dalam riwayat lain pun disebutkan. Dimuat Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi yang berasal dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa peristiwa pertemuan antara Rasulullah SAW dan serombongan jin itu terjadi ketika Rasulullah SAW dan serombongan sahabat sedang dalam perjalanan menuju pasar Ukkadz.

Ketika sampai di daerah Tihamah, Rasulullah SAW dan rombongannya berhenti untuk melaksanakan Shalat Fajar. Rupanya, shalat Fajar yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat tersebut mengakibatkan terhalangnya berita-berita langit yang biasa dicuri dengar oleh para syetan (jin yang kafir). Bahkan, syetan-syetan (jin-jin kafir) yang sedang mencoba mencuri berita tersebut mendapat lemparan bintang- bintang sehingga terpaksa pulang ke tempat kaumnya.

Sesampai di tempat kaumnya, syetan-syetan (jin-jin kafir) tersebut ditanya oleh kaumnya, “Apa yang menyebabkan kalian terhalang mendapat berita langit?”

Mereka menjawab, “Kami terhalang mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang.”

Kaum syetan menjawab, “Tidak mungkin ada halangan antara kita dengan berita langit. Pasti ini ada sebabnya!”

Pimpinan mereka memerintahkan, “Menyebarlah kalian ke barat dan ke timur. Carilah penghalang tersebut!”

Diolah dari berbagai sumber

Badrah Uyuni

#masjid #umroh #kabah #quran #islam #ibadah #zawiyahjakarta #shibghatullah

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *