Hujan tak lagi sama

247 8 0
                                    

            

"Haha ayok hujan nya sudah turun"
Ucapku sambil menarik narik tangannya.

"Tidak" jawabnya

"Ayolah kita bersenang senang bersama hujan" rengekku kepadanya.

"Tidak Rain, nanti kamu sakit"

"Tidak, hujan itu suatu anugerah. Ayok kita nikmati hujan ini"

"Nanti kamu sakit Rain"

"Ya sudah aku marah"

" iya sudah, iya kita pergi. Tapi jangan cemberut yaa jangan marah juga."

Akupun tak menjawabnya.

"Ayok naik ! Senyum dong" godanya.

"Terima kasih"
Ucapku, sambil tersenyum dan langsung menaiki motornya.

"Mengapa kau sangat senang apabila hujan turun?"

"Sesuai dengan nama ku. Maka akupun harus senang jika hujan turun. Hujan itu suatu anugerah yang Tuhan berikan, karena hujan itu sangat berguna bagi semua makhluk yang ada di dunia ini" jawabku sambil terus menerus tertawa bahagia.

"Menurut mu hujan itu suatu anugerah, akupun sama. Aku berpikir kamu juga suatu anugerah untukku"

"Mengapa aku?" Tanyaku polos.

"Karena kamu adalah Hujan untukku dan merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk ku. Aku harap hujanku selalu sama selamanya"

"Maksudmu?" Tanyaku

"Ya, aku berharap disetiap hujan turun, selamanya  seperti ini. Ada aku, kamu dan hujan."

"Haha dasar. Kau memang pandai menggombal. Semoga wanitamu nanti tidak sama seperti ku"

"Mengapa?"

"Seperti aku, Rain. Sama saja seperti air, yang selalu terbawa oleh semua gombalan mu"

"Tidak Rain. Itu bukan gombalan, itu hanya harapan ku saja dan semoga Tuhan berpihak padaku agar kamu memang selamanya di dekat ku saat hujan turun"

Aku hanya membalas dengan senyumanku.

"Rain?"
"Hah, apa?"
"Apa kamu tahu perbedaan hujan dan Rain?"
"Haha pasti kamu mau gombal lagi"
"Tidak Rain. Ini sungguhan"
"Yasudah. Tidak ada perbedaannya. Hujan dan Rain itu sama-sama buat kita basah kuyup dan kedinginan"
"Kamu salah"
"Terus apa?"
"Perbedaan nya. Kalau hujan itu buat aku dingin tapi kalau Rain itu benar benar buat aku merasa hangat"
"Haha tuh kan gombal lagi"
"Hehe kan gombal nya cuma sama kamu aja"

"Kok berhenti?" Tanyaku.
"Hujannya terlalu besar, kita berteduh aku tak mau kamu kedinginan"

Kami pun berteduh di halte yang terlihat sepi. Hanya ada aku dia dan hujan yang menemani kami.

Akupun mengeluarkan kain untuk sekedar mengelap air yang membasahi wajahnya. Aku memberanikan diri untuk mengelapnya, namun apa yang aku terima? Dia malah memercikkan air hujan itu ke wajahku. Akhirnya kamipun benar benar mandi air hujan.

"Apa kau menyukai hujan?" Tanyaku
"Ya aku sangat menyukainnya"
"Apa alasan mu?"
"Karena disetiap hujan turun kamu selalu menemaniku"
"Ayolah jangan gombal gombal lagi deh"jawabku sambil mendorong dan menjauhinya.

Dan aku merasakan dia mendekatiku dan tangannya menggenggam tanganku.

"Ayok kita lanjutkan bersenang senangn, hujan nya sudah tidak terlalu besar. Nih pakai jaket dan helem nya supaya kamu tidak terlalu kedinginan"

"Lalu kamu bagaimana? Jaketnya dan helemnya kan cuma ada satu"

"Tidak Rain kamu harus memakainya"

"Nanti kamu sakit"

"Tak apa. Kan ada kamu yang merawatku"

"Ih Rian, kamu pakai jaket yah. Kan kamu yang bawa motor"
"Tidak Rain, aku gak mau kalau kamu sakit."jawabnya.
"Yasudah kamu gak pakai jaket akupun gak pake helem"
"Huh dasar, yasudahlah terserah kamu" ucapnya dan langsung mencubit pipiku.
"Ihh Rian, sakit tau" ucapku.

Kamipun melanjutkan perjalanan kami yang tertunda.

Selama di perjalanan kami benar benar bahagia. Benar hujan itu memang menyenangkan. Akupun berharap hujan selamanya seperti ini membuat aku dan dia bahagia tertawa lepas sambil menikmati hujan yang aku rasa menghangatkan.

"Maaf mbak, hujannya sudah reda" tiba tiba seseorang menyadarkanku.
"Hah? Oh iya" ucapku

"Saya duluan ya mbak. Hati hati di jalan" ucapnya sambil bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan nya yang terganggu hujan.

Hujan kali ini kamu tidak benar-benar nyata menemaniku, hanya kenangan bersamamu lah yang selalu menemaniku di setiap kali hujan turun.

Hujan, sekarang kau berbeda. Dulu aku sangat menanti kedatanganmu.
Dulu, bersamanya aku menyukaimu. Aku menanti kedatanganmu.
Dulu aku selalu suka dan menikmati setiap saat kau turun.
Bahkan aku selalu ingin berlama lama bersama dirinya dan dirimu.
Namun, kini semua berbeda.
Hujan tak lagi sama. Kini Hujan tak lagi cinta. Karena kini hanya tinggal aku dan kenangan yang membuat ku luka akan cinta.

Hujan tak lagi sama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang