Tautan-tautan Akses

Studi Temukan Banyak Kabar yang Membingungkan tentang Populasi Lebah


Peternak lebah ingin menyingkirkan kutu parasit varroa, titik kecil berwarna coklat yang tampak pada lebah, dari sarang lebah (foto: BugMan50 Brad Smith, Creative Commons)
Peternak lebah ingin menyingkirkan kutu parasit varroa, titik kecil berwarna coklat yang tampak pada lebah, dari sarang lebah (foto: BugMan50 Brad Smith, Creative Commons)

Sebuah studi baru-baru ini menemukan peluang populasi lebah madu untuk meningkat kembali masih suram.

Ada secercah harapan untuk populasi lebah Amerika. Namun, menurut sebuah studi baru-baru ini peluang dari serangga penting in masih suram. Para peneliti melaporkan melambatnya tingkat penurunan populasi lebah selama tahun lalu, telah merosot ke titik terendahnay antara periode 2011-2012.

Namun, baik peternak lebah komersik maupun skala kecil kehilangan 33 persen dari koloni lebah madunya antara April 2016 dan April 2017.

“Walaupun ada kabar menggembirakan tingkat kerugian yang ada lebih rendah dari yang sudah-sudah, saya akan berhenti menyebut situasi ini sebagai kabar ‘baik,’” ujar Dennis van Engelsdorp, seorang asisten profesor entomologi di the University of Maryland dan direktur proyek untuk the Bee Informed Partnership, dalam sebuah kesimpulan studi.

“Kehilangan koloni lebah lebih dari 30 persen dalam waktu satu tahun termasuk tinggi,” imbuhnya. “Sulit membayangkan sektor pertanian manapun yang mampu untuk tetap beroperasi dengan tingkat kerugian besar yang terus menerus.”

Para peneliti menunjuk kepada banyaknya penyebab anjloknya populasi lebah, dengan parasit, khusunya kutu varroa, dan penyakit-penyakit lainnya sebagai penyebab utama. Pestisida juga adalah sebuah faktor, menurut studi tersebut, khusunya di antara peternak lebah komersil. Para peneliti menjelaskan ada semacam sinergi di antara semua penyebab yang membuat setiap masalah masing-masing semakin memburuk.

“Ini adalah permasalahan yang kompleks,” ujar Kelly Kulhanek, seorang mahasiswa pascasarjana di Jurusan Entomologi UMD yang membantu dengan survei. “Tingkat kerugian yang lebih rendah adalah awal yang baik, namun penting untuk diingat 33 persen masih jauh lebih tinggi dari apa yang dianggap bisa diterima oleh peternak lebah. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”

Survei tahunan, yang telah diselenggarakan selama 11 tahun, yang ditujukan untuk mengetahui mengapa koloni-koloni lebah menjadi korban, sebuah permasalahan yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi umat manusia, dengan mempertimbangkan nilai penyerbukan yang dilakukan oleh lebah madu senilai $15 milyar bagi pertanian AS setiap tahunnya. Badam (almonds), ujar para peneliti adalah sebuah contoh sempurna: pertumbuhan tanaman tersebut sepenuhnya tergantung pada penyerbukan yang dilakukan oleh lebah.

“Lebah adalah indikator yang baik untuk kesehatan lingkungan secara utuh,” ujar Nathalie Steinhauer, seorang mahasiswi pascasarjana di Jurusan Entimologi UMD yang memimpin upaya pengumpulan data untuk survei tahunan. “Lebah madu sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan mereka, termasuk keanekaragaman bunga, pencemar dan hama … Kesehatan lebah madu adalah masalah masyarakat.” [ww]

XS
SM
MD
LG