Alat Musik Tradisional Indonesia - Indonesia tidak hanya kaya akan suku dan bahasa, namun juga budaya dari tiap daerahnya. Salah satunya dibuktikan dengan keberadaan alat musik tradisional Indonesia.

Tidak hanya terkenal di dalam negeri saja, alat musik tradisional Indonesia juga sudah diakui hingga mancanegara. Ingin tahu apa saja alat musik dari Indonesia tersebut? Simak penjelasan berikut ini, ya.

Baca juga: Mengenal Ragam Kebudayaan Indonesia yang Mendunia

Alat musik tradisional pertama ini berasal dari Jawa Barat. Alat musik ini termasuk salah satu alat musik yang sudah mendunia. Cara memainkan alat musik ini juga mudah, cukup digoyangkan menggunakan tangan saja dan angklung akan mengeluarkan bunyi merdu.

Alat musik ini terbuat dari bambu, dimana susunan nada berbeda akan keluar dari setiap pipa bambu yang ada. Saking terkenalnya, bahkan banyak turis mancanegara yang sengaja datang ke Indonesia untuk belajar memainkannya.

Kecapi adalah alat musik khas Jawa Barat selain angklung. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi Tembang Sunda maupun Kacapi Suling. Tidak hanya terkenal di tanah Sunda, kecapi juga sudah dikenal hingga ke luar negeri.

Alat musik ini termasuk alat musik kordofon karena cara memainkan kecapi adalah dengan dipetik senarnya. Alat musik ini menghasilkan nada yang indah dan merdu ketika didengarkan.

Kendang merupakan alat musik tradisional Indonesia yang menjadi instrumen pada gamelan Jawa Tengah. Alat musik ini biasanya juga disebut dengan gendang di beberapa daerah.

Sebagai salah satu instrumen penting, kendang berfungsi untuk mengatur irama dalam musik gamelan. Tak heran, alat musik ini banyak dimainkan oleh orang-orang yang sudah profesional dalam mempelajari budaya Jawa.

Selanjutnya adalah slenthem, yakni alat musik yang hampir sama seperti kendang sebagai instrumen musik dalam gamelan Jawa. Slenthem terbuat dari untaian lembaran logam tipis pada tali yang direntangkan di atas tabung-tabung.

Slenthem dimainkan dengan memukul lembaran logam tersebut hingga membuat gema yang berbeda. Alat musik ini dibagi menjadi dua versi, yakni versi slendro dan versi pelog. Kedua versi tersebut dibedakan dari rentang nada yang dimainkan.

Salah satu alat musik tradisional Indonesia yang sudah melegenda adalah tifa. Alat musik ini biasanya tampil pada pertunjukkan musik, upacara adat, ataupun pementasan tari di daerah Papua dan Maluku.

Tifa memiliki bentuk seperti tabung dan dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini berbentuk seperti tabung dan mengeluarkan suara yang indah ketika dimainkan. Beberapa jenis tifa yang ada, yaitu jenis jekir, potong, dasar, dan bas.

Jika dilihat bentuknya, ada sedikit perbedaan antara tifa Maluku dan tifa Papua. Di Maluku, tifa memiliki bentuk tabung dan tidak diberi pegangan. Sementara di Papua, bagian tengah tifa dibuat lebih melengkung dan dilengkapi pegangan pada bagian tengahnya.

Alat musik tradisional Indonesia lainnya yang mendunia adalah kolintang. Kolintang termasuk alat musik perkusi bernada yang terdiri dari bilahan kayu dan resonator pipa yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Cara memainkan kolintang cukup dengan cara dipukul, baik menggunakan tangan ataupun alat bantu lainnya. Alat musik yang terbuat dari susunan bilah-bilah kayu ini diatur sedemikian rupa sehingga memiliki urutan nada dari rendah tinggi bernada awal pentatonis.

Pada tahun 1954, kolintang dikreasikan dan dikembangkan oleh Nelwan Katuuk dengan menyusun nadanya menurut susunan nada musik universal atau tangga nada diatonis (c=1(do), d=2(re), e=3(mi), f=4(fa), g=5(sol), a=6(la), b=7(si)).

Alat musik ansambel kolintang ini terdiri dari, Kolintang Melodi (ina taweng) sebagai penentu lagu, Kolintang Pengiring (uner atau katelu) sebagai pengiring nada tinggi, Tenor (karua) sebagai pengiring nada rendah dan Cello (sella) sebagai penentu irama dan pengiring bass.

Saat ini, kolintang bisa digunakan untuk mengiringi hampir semua jenis lagu, mulai dari lagu daerah, nasional, nusantara, dan lagu-lagu populer. Hal ini sangat berbeda dengan kolintang jaman dulu yang hanya dapat dimainkan untuk mengiringi lagu daerah bernada pentatonis.

Sasando menjadi alat musik tradisional Indonesia yang sudah digunakan sejak abad ketujuh oleh masyarakat di Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando memiliki bentuknya mirip dengan gitar dengan bagian berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik menggunakan kedua tangan dengan jumlah senar sekitar 28-58. Selain dimainkan secara manual, sasando juga telah dikembangkan menggunakan listrik sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern.

Talindo merupakan alat musik tradisional dari daerah Bugis dan Makassar yang juga sering disebut dengan popondi. Sebutan talindo ini ditujukan oleh masyarakat Bugis, sementara sebutan popondi ditujukan oleh masyarakat Makassar.

Alat musik ini berupa siter berdawai satu yang dimainkan dengan cara memetik senarnya.. Secara umum, talindo atau popondi ini dimainkan sebagai perayaan setelah panen oleh para petani.

Alat musik tiup yang satu ini sangat populer di daerah Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Serune kale terbuat dari paduan kayu, kuningan dan tembaga. Bentuknya hampir mirip dengan seruling bambu, namun dengan warna dasar hitam yang menjadi ciri khas alat musik tradisional Aceh. Biasanya, alat musik ini dimainkan pada acara-acara hiburan atau penyambutan tamu kehormatan.

Tatabuang merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini berasal dari daerah Lamanole, Flores Timur yang dibuat menggunakan kayu sukun dengan bagian tengah yang sudah dihilangkan sebagai wadah resonansi.

Terdapat dua cara menggunakan atau memainkan alat musik ini. Masyarakat Lamanole biasanya akan memainkan tatabuang dengan cara digantung atau diletakkan di pangkuan sang pemain.

Gambus merupakan alat musik tradisional dari Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini dibagi menjadi dua jenis, yakni gambus ‘ud dan gambus selodang. Gambus selodang ini semula dimainkan hanya untuk mengiringi tari Zapin di istana Siak.

Seiring berkembangnya zaman, alat musik gambus selodang bisa digunakan sebagai alat musik hiburan dalam acara-acara sosial. Dalam segi ukuran, punggung (resonator) gambus selodang memiliki bentuk lebih kecil dan tidak sebesar atau sebuncit gambus ‘ud.

Baca juga: Mencicipi Ragam Kuliner Soto Khas dari Berbagai Daerah di Indonesia

Nah, itulah 11 alat musik tradisional Indonesia yang mengagumkan dan terkenal sampai ke luar negeri. Kesebelas alat musik di atas mungkin belum seberapa, hal ini karena Indonesia masih memiliki banyak alat musik tradisional yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

Beberapa alat musik di atas sebenarnya masih bisa dinikmati ketika ada acara-acara penting di daerahnya masing-masing. Namun karena beberapa kendala, ada alat musik yang sudah tidak diproduksi lagi karena tidak ada pengrajin yang bisa membuatnya.

Sebagai warga negara Indonesia, tentu sudah menjadi kewajiban kita untuk turut melestarikan budaya kita yang sangat kaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menonton pertunjukan yang menggunakan alat musik tradisional sebagai pengiringnya, atau bahkan dengan mempelajari cara memainkan alat musik tersebut. Apakah kamu tertarik untuk mencobanya?