KJK Kembali Pertemukan Jomblo-jomblo Katolik

Red
- Kamis, 19 Maret 2020 | 11:05 WIB
JAMNAS: Jamnas Komunitas Jomblo Katolik (KJK) di Tlogo Tuntang Resort. (suaramerdeka.com / dok)
JAMNAS: Jamnas Komunitas Jomblo Katolik (KJK) di Tlogo Tuntang Resort. (suaramerdeka.com / dok)

SALATIGA, suaramerdeka.com - Jambore Nasional (Jamnas) Komunitas Jomblo Katolik (KJK) memasuki tahun ke-9 penyelenggaraannya tahun 2020 ini. Bertempat di Tlogo Resort, Tuntang, Salatiga acara yang mengusung tema “Akhirnya Kumenemukanmu (Dalam Kasih Kristus)” ini diikuti oleh setidaknya 250 jomblo Katolik dari berbagai kota di Indonesia, seperti Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung, Palembang, Bali, dan Manado.

Selama tiga hari dua malam, dari tanggal 21 hingga 23 Februari, resort yang berada di tengah perkebunan kopi itu menjadi tempat para peserta Jamnas KJK saling berinteraksi, memperkaya relasi maupun diri. Rangkaian acara dibuka dengan sambutan Romo Anastasius Agung, MSF selaku romo pendamping KJK dan Hendrikus Hendro selaku ketua panitia Jamnas. Baik Romo maupun Hendro menyampaikan harapan mereka agar peserta dapat menemukan pasangan seiman sesuai kehendak Tuhan.

Dalam sesi “Perkenalan KJK”, ketua KJK Indonesia yang akrab disapa Den Hendri menyampaikan gambaran mengenai KJK secara lengkap di antaranya apa saja kegiatan yang rutin dilaksanakan, di mana saja KJK berada, dan bahwa KJK merupakan “benteng terakhir iman katolik”.

Ini mengacu pada banyaknya kasus pernikahan Katolik dengan non-Katolik yang menyebabkan pihak Katolik berpindah agama.KJK memfasilitasi jomlo Katolik untuk menemukan pasangan seiman atau setidaknya tetap mempertahankan iman Katoliknya. Den Hendri menutup penuturannya dengan menyanyikan sebuah lagu ciptaannya sendiri yang berisi kegelisahan hatinya saat menjomlo hingga akhirnya menemukan KJK.

Acara Jamnas disusun sedemikian rupa sehingga para peserta dapat saling mengenal satu sama lain. Terdapat beberapa sesi di mana peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam sesi “Kau Temanku Kau Sahabatku”, peserta dibagi dalam kelompok berdasarkan usia. Selain informasi sederhana seperti nama, domisili, dan pekerjaan, peserta juga diminta untuk menyebutkan tipe pasangan hidup idamannya.

“Melihat Apa yang Tidak Terlihat”, pada sesi ini peserta diharuskan mengenakan topeng. Peserta yang telah dipisahkan dalam kelompok berdasar kepribadian mereka diberi waktu untuk sharing dan saling mengenal dengan sesama anggota kelompoknya tanpa melihat wajah satu sama lain. Maksudnya adalah agar pesertaberusaha mengenal sesama tanpa memandang fisiknya.Saat outbond, peserta dipertemukan dengan peserta lain yang sehobi dalam kelompoknya.

Bila menemukan lawan jenis yang menarik hatinya, peserta dapat mengajukan namanya pada panitia untuk diikutkan dalam Candle Light Dinner atau CLD. Sesi yang satu ini merupakan kekhasan dalam kegiatan-kegiatan KJK di mana seorang peserta laki-laki dan seorang peserta perempuan diberi kesempatan untuk duduk berdua dan saling mengenal lebih dalam. Suasana dipermanis dengan adanya lilin di antara mereka.

Pengembangan Diri

Tidak hanya kesempatan untuk berinteraksi, terdapat pula sesi pengembangan diri dengan pembicara yang mumpuni. Yossy Hardono dari Catholic Family Ministry Indonesia mengajak peserta untuk mendengarkan Tuhan dan berusaha mengetahui rancangan-Nya dalam hidup. Psikolog dari Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang, Agnes Kirani, S. Psi, M. Si Psikolog, mengajak peserta untuk mengenali karakter dan potensi diri masing-masing melalui analisa DISC.

Tujuannya, tak lain dan tak bukan, untuk menemukan cara pendekatan yang tepat pada lawan jenis. Kaum milenial yang akrab dengan Instagram tentunya tak asing dengan Romo Surya Awangga, SJ. Dengan gayanya yang kekinian, romo yang unggahannya kerap kali memancing tawa ini menyampaikan apa yang Beliau sebut sebagaiKitab Undang-Undang Hukum Cinta, berisi wejangan seputar pernikahan Katolik. 

Hadir pula Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr selaku Vikep Kategorial Keuskupan Agung Semarang.Alumni-alumni KJK turut membagikan kisah mereka bertemu pasangan di KJK, bagaimana dinamikanya hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius.Bunda Anne Avantie menutup malam kedua Jamnas 9 dengan saat teduh yang membalut Tlogo Resort dalam keheningan kontemplasi.

“Saya tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Setiap lagu yang Beliau nyanyikan sangat menyentuh hati dan saya merasa Tuhan dan Bunda Maria sedang mengadakan proses itu buat kita semua,” kata Intan Sari Dewi, seorang peserta asal Malang,

Tak hanya di Tlogo Resort, peserta juga diajak berziarah ke Gua Maria Kerep Ambarawa. Meskipun saat itu hujan turun, tak menyurutkan antusiasme peserta. Beberapa peserta tampak khusuk berdoa di ruang adorasi.

Jamnas kali ini juga dimeriahkan dengan Tiktok bersama peserta dan panitia, lomba foto bertema “Aku dan Jamnas 9 KJK”, dan perayaan ulang tahun salah satu panitia. Aplikasi KJK turut diperkenalkan dalam acara ini. Melalui aplikasi ini diharapkan KJK dapat menjangkau lebih banyak lagi jomlo Katolik.

Halaman:

Editor: Andika

Tags

Rekomendasi

Terkini

X