Biogas dari Kotoran Sapi, Ikhtiar Warga Gontoran Tekan Penggunan Elpiji dan Obsesi Jadi Desa Energi Ramah Lingkungan

- Minggu, 31 Desember 2023 | 11:03 WIB
Gumbleng, tabung tempat pengolahan kotoran sapi menjadi Biogas di Gontoran, Lingsar, Lombok Barat. (Suara Karya/Hernawardi)
Gumbleng, tabung tempat pengolahan kotoran sapi menjadi Biogas di Gontoran, Lingsar, Lombok Barat. (Suara Karya/Hernawardi)

SUARAKARYA.ID: Warga Desa Gontoran, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat kini bisa tersenyum Bahagia berbaur haru. Soal memasak plus lampu penerangan di malam hari sewaktu-waktu ada pemadaman bergilir dari PLN tak terlalu dicemaskan. Pasalnya hampir seluruh warga di Desa yang tinggal di bawah pegunungan dengan kontur tanah yang subur ini telah banyak menikmati energi untuk kebutuhan masak dan lampu penerang dimaksud dari biogas yang berbahan kotoran sapi dari 50-an pemilik ternak sapi dibawah Kelompok Tani Ternak Harapan Desa Gontoran.

Inaq Marianah (52) warga setempat semula tak menyangka bahkan menyangsikan kotoran sapi bisa dimanfaatkan untuk memasak dan lampu penerang. Namun setelah adanya bimbingan dan pemahaman baik dari apparat maupun lembaga peduli lingkungan langsung dilakukan ujicoba dan pada akhirnya diakui kotoran sapi dari ternak yang dipelihara suaminya Amaq Kardi ternyata bermanfaat untuk keperluan mesak.

Puluhan sapi penyuplai kotoran sapi di Kelompok Peternak Harapan Desa Gontor,  Lingsar, Lombok Barat yang digunakan untuk bahan Biogas
Puluhan sapi penyuplai kotoran sapi di Kelompok Peternak Harapan Desa Gontor, Lingsar, Lombok Barat yang digunakan untuk bahan Biogas (Suara Karya/Hernawardi)

Amaq Sadenah (49) masih warga setempat juga mengaku beruntung hadirnya Biogas di desanya bisa menekan penggunaan elpiji yang saban waktu terus mengalami kenaikan dan membebani ekonomi keluarga dan umumnya ekonomi warga setempat. “Bayangkan saja dengan harga elpiji saat ini sudah mecapai Rp18 ribu di agen-agen Pertamina dan bahkan harganya bisa sampai Rp25-30 ribu per gallon di outlet-otlet penjualan desa. Itulah makanya kita bersyukur adanya Biogas ini,” ungkap Amaq Sadenah ditemui Suarakarya.id Kamis (28/12/2023).

 

Baca Juga: Warga Sruni Manfaatkan Limbah Kotoran Sapi Untuk Biogas, Menuju Desa Energi Berdikari

Kebahagiaan yang dirasakan tidak hanya bagi segelintir warga saja dari penggunaan biogas dari kotoran sapi ini. Namun kebahagiaan lainnya juga dirasakan warga sekaligus peternak lainnya, Suharman (45). Ia yang juga sebagai pengurus Kelompok Peternak Harapan di desanya itu mengakui sangat terbantu dengan adanya pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi ibu-ibu warga Gontoran.

 

Baca Juga: Tak Khawatir Lagi Harga Elpiji Mahal, Warga Desa Mundu Klaten Mulai Gunakan Energi Biogas

“Kita punya 50-an ekor lebih sapi kelompok tidak hanya menjadi kebahagiaan masyarakat peternak, tapi juga Masyarakat lainnya terdampak positif dari kehadiran biogas ini. Dalam sehari kita bersama anggota kelompok lainnya mengolah kurang lebih 30 kilo kotoran sapi untuk dijadikan biogas,” kata ayah tiga orang putra ini.

Suharman (kanan) dan Sekdes Gontoran M Azizi (kanan) di kandang kolektif Kelompok Ternak Harapan Gontoran, Lombok Barat.
Suharman (kanan) dan Sekdes Gontoran M Azizi (kanan) di kandang kolektif Kelompok Ternak Harapan Gontoran, Lombok Barat.

 

Pemantauan Suarakarya.id di area kendang kolektif Kelompok Ternak Harapan Desa Gontoran memperlihatkan, para peternak cukup kreatif dengan membuatkan wadah pengolahan menyerupai gumbleng atau tabung kotoran sapi yang dimasukkan ke dalam wadah tersebut untuk selanjutnya diolah atau diaduk-aduk terlebih dahulu. Energi alternatif dari kotoran sapi yang di fermentasi melaui proses digesterisasi dengan tabung kedap udara. Proses yang diperlukan untuk pembentukan biogas dan proses pemurnian dengan campuran limbah kotoran sapi, air, jerami untuk meningkatkan kadar C/N dalam proses fermentasi.  

Selanjutnya terlihat pipa-pipa pelastik penyaluran seukuran pipa air PDAM dialirkan ke masing-masing rumah warga untuk digunakan saat diperlukan. “Biogas ini setidaknya mampu  menggantikan penggunaan kompor atau kayupembakaran  atau pun elpiji. Bahkan, berkat menggunakan biogas, Suharman dan keluarganya tak pernah merasakan ketergantungan terhadap penggunaan elpiji.

Suksesnya warga Desa Gontoran menggunakan Biogas berbahan kotoran sapi ini tidaklah mudah. Semula warga yang didiami lebih dari 3000-an KK ini sulit menerima dan meragukan kotoran sapi bisa menjadi energi alternatif ramah lingkungan. Meski sudah terbiasa dengan bau kotoran sapi yang menggangu pernapasan, namun lama-lama kotoran sapi yang berserakan di sembaran tempat menjadikan warga terusik karena lingkungan tercemar kotoran sapi bahkan baunya kurang sedap.

Halaman:

Editor: Syamsudin Walad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai Ekspor NTB Meningkat 112,40 Persen

Rabu, 15 Mei 2024 | 18:17 WIB
X