4 Fakta Tentang Bom Fosfor Putih, Senjata Ilegal yang Digunakan Israel Untuk Serang Palestina

Bom fosfor putih itu digunakan untuk menyerang warga Palestina di lingkungan Karama, Gaza Utara.

Senin, 30 Oktober 2023 | 12:45 WIB
4 Fakta Tentang Bom Fosfor Putih, Senjata Ilegal yang Digunakan Israel Untuk Serang Palestina
Orang-orang berdiri di atap menyaksikan bola api dan asap membubung di atas sebuah bangunan yang terkena serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Sabtu (7/10/2023). [MAHMUD HAMS / AFP]

Suara.com - Senjata Israel yang digunakan untuk menyerang Palestina curi perhatian dunia. Pasalnya, negara itu dikabarkan menggunakan bom fosfor yang sangat berbahaya. 

Bom fosfor putih itu digunakan untuk menyerang warga Palestina di lingkungan Karama, Gaza Utara. Area itu termasuk wilayah padat penduduk, sehingga berisiko menimbulkan korban dengan jumlah yang tidak sedikit.

Seperti apa wujud bom fosfor tersebut? Berikut sejumlah fakta mengenai bom fosfor dikutip dari WebMD. 

1. Termasuk Jenis Bahan Kimia

Fosfor sebenarnya bahan kimia yang terbuat dari batuan fosfat. Bentuknya padat, teksturnya seperti lilin, dan berbau mirip bawang putih. Warnanya mungkin putih atau kuning, atau bening (tidak berwarna).

Namun fosfor putih dianggap sangat beracun bagi manusia juga sifatnya sangat tidak stabil. Dalam beberapa bentuk, fosfor putih bisa terbakar pada suhu 10-15 derajat di atas suhu kamar sebagai reaksi terhadap oksigen.

2. Biasa Digunakan Untuk Membuat Komputer

Fosfor putih biasa digunakan untuk membuat produk seperti chip komputer, paduan logam, pupuk, cat yang menyala dalam gelap, racun tikus, dan kembang api. Zat kimia itu juga kerap digunakan sebagai bahan membuat amunisi militer, termasuk bom. Namun, pembuatan bom fosfor masih diperdebatkan kelegalannya. 

Bom fosfor putih sebagai senjata pembakar. Artinya, seiring dengan daya ledak destruktifnya, mereka dapat menyebarkan api. Dalam hal ini, api dihasilkan dari pembakaran fosfor, yang membakar pada suhu sekitar 815,5 derajat celcius. 

Bom fosfor putih dapat menyebarkan api ke area hingga beberapa ratus meter persegi hingga bahannya habis. Yang dibutuhkan hanyalah keberadaan oksigen yang ada di udara.

3. Dampak Akibat Bom Fosfor Putih

Bom fosfor putih dapat menyebabkan cedera yang lebih serius dan sulit diobati dibandingkan dampak bom konvensional lainnya. Para profesional medis memerlukan pelatihan khusus untuk menangani jenis cedera ini. Juga perlu peelindungan khusus melindungi diri dari luka bakar fosfor selama perawatan.

Bom fosfor putih dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk terhadap kesehatan manusia dibandingkan senjata lain dengan daya ledak serupa.

Pada kulit, fosfor putih menyebabkan luka bakar yang sangat menyakitkan, mungkin terjadi pada tingkat dua (ketebalan sebagian kulit) hingga tingkat ketiga (ketebalan kulit penuh). Luka bakar biasanya berwarna kekuningan dan berbau seperti bawang putih. Bahkan bisa jadi ada asap keluar dari luka saat fosfor putih terus terbakar.

Selain itu, karena fosfor putih mudah larut dalam lemak, bisa dengan mudah diserap melalui kulit dan masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gejala serius lainnya.

Faktanya, luka bakar akibat fosfor putih pada kurang dari 10 persen tubuh dapat menyebabkan kematian karena kerusakan pada ginjal, hati, dan jantung. Selain itu, fosfor putih dapat menyebabkan cedera serius dan kematian jika terhirup atau tertelan.

Dalam jangka pendek, jika tidak sengaja mengonsumsi fosfor putih dalam dosis yang cukup besar, akan melihat tanda dan gejala dalam tiga tahap:

Tahap 1: merasakan sakit perut atau efek lain pada usus. 
Tahap 2: Ini adalah periode tenang -- biasanya sekitar 48 jam tanpa gejala yang nyata. 
Tahap 3: Ini memulai penurunan cepat pada kondisi dengan gejala serius di kemudian hari, seperti muntah, kram perut, dan banyak rasa sakit. 

4. Status Hukum Penggunaan Bom Fosfor

Banyak ahli mengatakan senjata ini ilegal untuk digunakan berdasarkan hukum kemanusiaan internasional serta hukum dan perjanjian internasional lainnya (Protokol Senjata Pembakar tahun 1980, Konvensi Senjata Kimia tahun 1992, Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Bom Teroris tahun 1997, dan lain-lain). 

Namun ada beberapa perselisihan mengenai masalah hukum ini. Beberapa aturan dan hukum bertentangan satu sama lain. Dan beberapa undang-undang mempunyai persyaratan berbeda, bergantung pada keadaan.

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti Suara.com WhatsApp Channel di ponsel kamu
Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

LIFESTYLE

TERKINI