1. Gamelan umumnya digunakan sebagai iringan tari, upacara adat, pertunjukan seni, wayang, dan acara pernikahan. Gamelan hanya dimainkan pada kesempatan khusus.
2. Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Terdapat juga komunitas Tionghoa, Arab, Sunda dan Samin.
3. Tari rakyat tumbuh dari budaya lokal dan diturunkan secara turun temurun. Memiliki gerak, ri
1. 1. Tari Primitif
Gamelan
Fungsi Gamelan secara umum adalah sebagai iring-iringan tari, iring-iringan upacara adat, pagelaran
seni, iringan wayang, alat musik, iring-iringan pernikahan. Gamelan hanya dimainkan pada
kesempatan tertentu seperti upacara agama upacara, perayaan masyarakat khusus, pertunjukan
wayang, dan untuk keluarga yang raja.
Tari Kesenian Jawa
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat
budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa
yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa,
terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya
mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan
Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang
kental sehari-harinya. Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula
komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di
bidang perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang
Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas.
Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin
yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
2. 2. Tari Kerakyatan
Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat lokal, hidup
dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun temurun sampai sekarang.
Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik umumnya memiliki beberapa ciri
khas antara lain kental dengan nuansa sosial, merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat,
serta memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana. Beberapa contoh tari tradisional yang
masuk dalam kategori tari rakyat antara lain tari Lengger, Tayub, Orek-Orek, tari Piring,
Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, dan tari Rodat. Perlu diketahui bahwa
tari rakyat umumnya juga sarat dengan nilai magis.
Tari Tayup
Cara penyajian pertunjukan nayuban ini adalah sebagai berikut :
Tatalu yang merupakan pemberitahuan bahwa pertunjukan akan segera dimulai. Beberapa
Ronggeng menari sambil membawa baki berisi selendang dan kemudian diberikan kepada
salah satu tamu terhormat. Ketika tamu terhormat ini sedang menari dengan Ronggeng,
apabila ada salah satu di antara penonton ingin menari dengan Ronggeng yang lain, maka ia
harus meminta izin terlebih dahulu kepada penari pertama, penari berikutnya yang meminta
izin ini disebut mairan
Tari Topeng Ireng dari Magelang
Kegiatan Pesona tari Jawa Tengah merupakan perwujudan konsevasi budaya yang digagas
Unnes. Sebelum mempresentasikan tarian rakyat dalam sajian pertunjukan, mahasiswa
‘nyantrik’ di sanggar/ group/ kelompok seni yang berada di kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Bintang Hanggoro selaku dosen pendamping kegiatan mengharapkan, kegiatan ‘nguri-nguri’
ini sebagai embrio direktori dan sebagai literasi kegiatan kesenian tradisional yang
berkembang di Jawa Tengah. Kedepan presentasi hasil ‘nyantrik’ akan dihadirkan di
masyarakat sekitar kampus, sehingga tarian rakyat yang dihadirkan akan lebih banyak dikenal
orang.
3. 3. Pengertian Tari Klasik
Pengertian tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, hidup dan
berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di kalangan
bangsawan. Tari klasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain berpedoman pada
pakem tertentu (ada standarisasi), memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam,
serta disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum
yang dikenakan. Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari klasik
antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng, lawung alit, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya,
Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna Tinanding, dan tari Srikandi Bisma
Gathotkaca Gandrung
Tarian yang dibawakan empat pria ini penuh dengan gerak tegas dan gagah, karena
menggambarkan ketangkasan dan keperkasaan prajurit Mangkunegaranyang sedang latihan
perang.
Keempat penari berbusana prajurit Pura Mangkunegaran, lengkap dengan senjata berupa
pedang tipis (anggar) dan tameng (perisai). Gerak-gerak tari menampilkan atraksi ketangkas
prajurit dalam berperang. Tarian ini diciptakan Mangkunegara IV, merupakan perpaduan
gaya Surakarta dan Yogyakarta, yang mengkombinasikan antara seni bela diri, tari, dan
penguasaan senjata. Wireng Bandabaya menjadi gambaran gagahnya prajurit
Mangkunegaran.
Tari Bandabaya
4. 4. Tari Kontemporer
Tari kontemporer merupakan inovasi dari berbagai macam tarian yang mendapatkan sentuhan
modernisasi. Inovasi yang lazim dilakukan pada jenis tari ini terdapat pada musik pengiring,
gerakan, dan properti yang digunakan oleh para penari.
Karya tari yang mengandalkan gerakan lincah bagian kaki, tangan, dan tubuh bagian atas
untuk mengeksplorasi perilaku menjangan.
Situs Kandang Menjangan, katanya, pada masa lampau berupa hutan Krapyak, sebagai lokasi
berburu para raja Kerajaan Mataram. Sultan Hamengku Buwono I lebih dari 250 tahun lalu
kemudian membangun tempat bernama "Panggung Krapyak" sebagai tempat peristirahatan.
"Tarian Panggung Menjangan menggambarkan suasana perburuan menjangan dengan
mengeksplorasi gerak-gerak menjangan dan keprajuritan. Tarian ini memang mengangkat
dan mengemas kekayaan akar budaya menjadi lebih menarik
Tarian ini menggambarkan pertentangan antara dua hal yaitu antara benar dan salah, nafsu
dan akal, dan benar dan salah.
Tari Serimpi diperagakan oleh empat putri yang masing-masing mewakili unsur kehidupan
dan arah mata angin. Selain itu, penari ini juga memiliki nama peranannya masing-masing
yakni Buncit, Dhada, Gulu, dan Batak. Saat menarikan Serimpi, komposisi penari
membentuk segi empat. Bentuk ini bukan tanpa arti, tetapi melambangkan tiang Pendopo
yang berbentuk segi empat.
Tari Serimpi
5. 5. Pengertian Tari Kreasi Baru
Tari Rara Ngigel, Yogyakarta Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang
diciptakan oleh Ida Wibowo, putri seniman tari kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang
menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa ini juga merupakan contoh tari
berpasangan, karena dalam pementasannya tarian ini diperagakan oleh sepasang pria dan
wanita.
Tari Rara Ngigel
Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan
gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini diciptakan
oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke India dan menyaksikan pola kehidupan gadis-gadis
desa yang tinggal di sekitar aliran sungai Gangga.
Tari Manipuren