SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Mikroskop Elektron 
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran 
objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol 
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi 
yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih 
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. 
A. Jenis-jenis mikroskop elektron 
1. Mikroskop transmisi elektron (TEM) 
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop 
elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan 
ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Fungsinya 
untuk mengamati bagian dalam sel atau organel-organel dalam suatu sayatan objek yang akan 
diamati. 
a. Sejarah penemuan 
Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan 
membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil 
karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam 
fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan 
dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut 
dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi 
hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu). 
b. Cara kerja 
Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus setipis mungkin" ini kembali membuat 
sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta 
merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
c. Preparasi sediaan 
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap 
sebagai berikut : 
1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan 
diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium 
tetroksida. 
2. pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar 
mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses 
pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata 
pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh 
karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin 
berpetak untuk diamati. 
3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati 
dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti 
uranium dan timbal 
2. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) 
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah satu tipe yang 
merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). 
Pada sistem STEM ini, elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara 
kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek 
menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) 
yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT 
pada televisi / monitor. 
3. Mikroskop pemindai elektron (SEM) 
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau 
struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Jadi, SEM digunakan untuk 
mengamati penampang luar permukaan sel saja. Objek yang diamati berupa potongan organ. 
a. Sejarah penemuan 
Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop pemindai elektron (Scanning 
Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh 
fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von 
Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut 
SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah 
nobel untuk penemuan itu.
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin[2], Dr. James Hillier, dan 
Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan 
resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini 
mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini 
memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya 
dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek. 
b. Cara kerja 
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan 
TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron 
pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan 
sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat 
sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar 
monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar 
bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa 
digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. 
c. Preparasi sediaan 
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap 
sebagai berikut : 
1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan 
diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium 
tetroksida. 
2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak 
mengganggu proses pengamatan. 
3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati 
dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas 
dan platina. 
4. Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) 
Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut 
Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak 
memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. 
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati 
secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila 
menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal 
tersebut bisa terlaksana
a. Sejarah penemuan 
Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi 
ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales 
(UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres . 
Dr. Danilatos ini dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar 
bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi. 
Dengan teknologi ESEM ini maka dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek 
yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah ( low-pressure gaseous 
environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain 
ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah. 
Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini 
diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3] telah menemukan 
suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi 
muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu 
obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan 
oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji 
teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal, gas , dan lain lain. Namun, yang memberikan hasil 
gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang 
kurang memberikan hasil yang maksimum. 
Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh para produsennya dengan 
mengiklankan gambar-gambar jasad renik dalam keadaan hidup yang selama ini tidak dapat terlihat 
dengan mikroskop elektron. 
b. Cara kerja 
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan elektron (charging) di 
permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi dengan 
sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan 
elektron dapat dihindari. 
Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan ruang filamen di mana 
elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum yang tinggi. Permasalahan ini dapat 
diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, 
dengan menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya kemudian dipasang 
satu atau lebih piringan logam platina yang biasa disebut (aperture) berlubang dengan diameter 
antara 200 hingga 500 mikrometer yang digunakan hanya untuk melewatkan elektron , sementara 
tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.
B. Tipe-tipe pengembangan 
1. Mikroskop refleksi elektron (REM) 
Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah mikroskop 
elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan cara kerja TEM namun 
sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus 
digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi 
(Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi 
(reflection high-energy loss spectrum - RHELS) 
2. Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) 
Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang 
dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, yang digunakan untuk melihat struktur 
mikro dari medan magnet (en:magnetic domains). 
C. Teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron 
Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini harus 
diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat 
digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron. 
Teknik yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada spesimen 
dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain : 
 Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan spesimen 
dengan cepat yang menggunakan nitrogen cair ataupun helium cair, dimana air yang ada 
akan membentuk kristal-kristal yang menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang disebut 
mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan berdasarkan tehnik 
ini. Dengan pengembangan dari Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca 
(vitreous) atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections (CEMOVIS), maka 
sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian secara virtual terhadap specimen 
biologi dalam keadaan aslinya. 
 Fiksasi - yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik 
(seperti kenyataannya ) dengan menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida. 
 Dehidrasi - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan 
pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton. 
 Penanaman (Embedding) - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan 
dengan resin seperti misalnya araldit atau epoksi untuk pemisahan bagian. 
 Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis 
dari spesimen sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron. Pemotongan ini 
bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau berlian untuk 
menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan oleh karena 
harganya lebih murah.
 Pewarnaan (Staining) - yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat 
seperti timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan elektron gambar sehingga 
menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal 
banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah). 
 Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) - yaitu suatu metode persiapan yang biasanya 
digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar didinginkan dengan cepat 
(cryofixed) kemudian dipatah-patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu 
masih berada dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius).Patahan beku 
tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada sebuah 
alat evaporator en:evaporator tekanan tinggi. 
 Ion Beam Milling - yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi 
transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaran ion( biasanya 
digunakan argon) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari 
permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah metode 
berikutnya adalah metode Focused ion beam milling, dimana galium ion digunakan untuk 
menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik pada sampel. 
 Pelapisan konduktif (Conductive Coating) - yaitu suatu metode mempersiapkan lapisan ultra 
tipis dari suatu material electrically-conducting . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya 
akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi 
sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium 
(emas putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting 
bagi penelitian spesimen dengan SEM.

More Related Content

What's hot

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Monika Sihaloho
 
Sistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurSistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurAnung Hastuti
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasFahmi Hidayat
 
Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungDayana Florencia
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLydia Nurkumalawati
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiRidho Pasopati
 
Jari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasiJari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasiZhafirah Yumna
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Selyuliartiramli
 
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur Sel
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur SelLaporan Hasil Praktikum Biologi Struktur Sel
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur SelYunan Malifah
 
Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8Nana Andriana
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Ryuzaeky Ika
 

What's hot (20)

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
 
37. lampiran 42 43 lkpd uji makanan
37. lampiran 42 43 lkpd uji makanan37. lampiran 42 43 lkpd uji makanan
37. lampiran 42 43 lkpd uji makanan
 
Sistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurSistem Periodik Unsur
Sistem Periodik Unsur
 
ppt optik
ppt optikppt optik
ppt optik
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
 
Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembung
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
Biology Campbell
Biology CampbellBiology Campbell
Biology Campbell
 
Presentasi Bioteknologi
Presentasi BioteknologiPresentasi Bioteknologi
Presentasi Bioteknologi
 
Jari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasiJari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasi
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Sitokinesis
SitokinesisSitokinesis
Sitokinesis
 
Spektrum atom hidrogen
Spektrum atom hidrogenSpektrum atom hidrogen
Spektrum atom hidrogen
 
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur Sel
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur SelLaporan Hasil Praktikum Biologi Struktur Sel
Laporan Hasil Praktikum Biologi Struktur Sel
 
Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1
 

Similar to Mikroskop elektron

Similar to Mikroskop elektron (20)

Mikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasiMikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasi
 
Mikroscop screening
Mikroscop screeningMikroscop screening
Mikroscop screening
 
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptxNanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Nanopartikel
NanopartikelNanopartikel
Nanopartikel
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
Mikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagianMikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagian
 
Adsorpsi xps(19)
Adsorpsi xps(19)Adsorpsi xps(19)
Adsorpsi xps(19)
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copy
 
1107100025 chapter1
1107100025 chapter11107100025 chapter1
1107100025 chapter1
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
10 glosarium dp_index
10 glosarium dp_index10 glosarium dp_index
10 glosarium dp_index
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
 
PPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdfPPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdf
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Sinar-X
Sinar-XSinar-X
Sinar-X
 

More from Klara Tri Meiyana (20)

biokimia cairan tubuh
biokimia cairan tubuhbiokimia cairan tubuh
biokimia cairan tubuh
 
Sel
SelSel
Sel
 
Peran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupanPeran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupan
 
Hereditas, repro sel dan mutasi (repaired)
Hereditas, repro sel dan mutasi (repaired)Hereditas, repro sel dan mutasi (repaired)
Hereditas, repro sel dan mutasi (repaired)
 
Cerkak conto
Cerkak contoCerkak conto
Cerkak conto
 
Pranatacara
PranatacaraPranatacara
Pranatacara
 
Surat
SuratSurat
Surat
 
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
 
Menulis(melengkapi karya tls dg daft pustk dn cattn kaki)
Menulis(melengkapi karya tls dg daft pustk dn cattn kaki)Menulis(melengkapi karya tls dg daft pustk dn cattn kaki)
Menulis(melengkapi karya tls dg daft pustk dn cattn kaki)
 
Menulis( menulis proposal)
Menulis( menulis proposal)Menulis( menulis proposal)
Menulis( menulis proposal)
 
Macam macam frase
Macam macam fraseMacam macam frase
Macam macam frase
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Zat anti gizi
Zat anti giziZat anti gizi
Zat anti gizi
 
Statistik dan penyajian data
Statistik dan penyajian dataStatistik dan penyajian data
Statistik dan penyajian data
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatan
 
Distribusi peluang (2)
Distribusi peluang (2)Distribusi peluang (2)
Distribusi peluang (2)
 
Distribusi peluang(1)
Distribusi peluang(1)Distribusi peluang(1)
Distribusi peluang(1)
 
Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensiDistribusi frekuensi
Distribusi frekuensi
 
Ukuran penyebaran
Ukuran penyebaranUkuran penyebaran
Ukuran penyebaran
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Mikroskop elektron

  • 1. Mikroskop Elektron Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. A. Jenis-jenis mikroskop elektron 1. Mikroskop transmisi elektron (TEM) Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Fungsinya untuk mengamati bagian dalam sel atau organel-organel dalam suatu sayatan objek yang akan diamati. a. Sejarah penemuan Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu). b. Cara kerja Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
  • 2. c. Preparasi sediaan Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati. 3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal 2. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem STEM ini, elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor. 3. Mikroskop pemindai elektron (SEM) Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Jadi, SEM digunakan untuk mengamati penampang luar permukaan sel saja. Objek yang diamati berupa potongan organ. a. Sejarah penemuan Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu.
  • 3. Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin[2], Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek. b. Cara kerja Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. c. Preparasi sediaan Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina. 4. Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana
  • 4. a. Sejarah penemuan Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres . Dr. Danilatos ini dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi. Dengan teknologi ESEM ini maka dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah ( low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah. Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3] telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal, gas , dan lain lain. Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang maksimum. Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh para produsennya dengan mengiklankan gambar-gambar jasad renik dalam keadaan hidup yang selama ini tidak dapat terlihat dengan mikroskop elektron. b. Cara kerja Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat dihindari. Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan ruang filamen di mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum yang tinggi. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya kemudian dipasang satu atau lebih piringan logam platina yang biasa disebut (aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang digunakan hanya untuk melewatkan elektron , sementara tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.
  • 5. B. Tipe-tipe pengembangan 1. Mikroskop refleksi elektron (REM) Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan cara kerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS) 2. Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, yang digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet (en:magnetic domains). C. Teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini harus diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron. Teknik yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :  Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan spesimen dengan cepat yang menggunakan nitrogen cair ataupun helium cair, dimana air yang ada akan membentuk kristal-kristal yang menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan berdasarkan tehnik ini. Dengan pengembangan dari Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca (vitreous) atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections (CEMOVIS), maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian secara virtual terhadap specimen biologi dalam keadaan aslinya.  Fiksasi - yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataannya ) dengan menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida.  Dehidrasi - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton.  Penanaman (Embedding) - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti misalnya araldit atau epoksi untuk pemisahan bagian.  Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari spesimen sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron. Pemotongan ini bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau berlian untuk menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan oleh karena harganya lebih murah.
  • 6.  Pewarnaan (Staining) - yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah).  Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) - yaitu suatu metode persiapan yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar didinginkan dengan cepat (cryofixed) kemudian dipatah-patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius).Patahan beku tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada sebuah alat evaporator en:evaporator tekanan tinggi.  Ion Beam Milling - yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaran ion( biasanya digunakan argon) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah metode berikutnya adalah metode Focused ion beam milling, dimana galium ion digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik pada sampel.  Pelapisan konduktif (Conductive Coating) - yaitu suatu metode mempersiapkan lapisan ultra tipis dari suatu material electrically-conducting . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium (emas putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM.