Jaga Marwah Ondel-ondel

Jaga Marwah Ondel-ondel, Ini yang Dilakukan Sanggar Mamit Cs

Pengamen Ondel-ondel menjadi fenomena marak yang hampir tiap hari mudah untuk ditemukan di DKI Jakarta. Lantunan Sirih Kuning hingga lagu remix dangdut yang berasal dari kaset dalam gerobak dorong silih berganti mengiringi Ondel-ondel yang menari berputar-putar. Tak sampai di situ, Ondel-ondel yang dimainkan juga asal-asalan. Lantas, masih adakah istilah kata jaga marwah Ondel-ondel? Terlebih saat ini ketika banyak orang kehilangan pekerjaan imbas pandemi virus COVID-19.

­­­Sebelumnya, ondel-ondel dibuat bertujuan sebagai penolak bala hingga pentas dalam acara-acara pernikahan, sunat, hingga peringatan momentum perayaan. Keberadaannya yang sakral tentu membuat siapa saja menaruh hormat pada boneka yang biasa dimainkan sepasang ini.

Fenomena pengamen Ondel-ondel sebenarnya bukan hal baru yang terjadi belakangan ini. Jauh-jauh sebelumnya, di luar pentas Ondel-ondel memang telah diarak keliling dari satu kampung ke kampung lain. Tujuannya jelas, mengenalkan wujud asli Ondel-ondel sekaligus menghibur masyarakat. Perkara sawer menyawer sudah menjadi hal yang biasa.

Baca Juga: Ondel-ondel Sanggar Betawi Al-Fathir yang tak Asal Gondel

Ketua Sanggar Mamit Cs, Taufik Hidayat menyatakan bahwa budaya mengarak Ondel-ondel dengan cara berkeliling memang tak bisa dilepaskan begitu saja. Pasalnya, pementasan Ondel-ondel—terutama di masa pandemi saat ini sangat jarang. “Bahkan nyaris sepi. Oleh karenanya hampir tiap hari juga anak-anak anggota sanggar mengarak ke luar,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Rabu (20/1).

Musik Pengiring Ondel-ondel

Biasanya, sambung dia anak-anak mengarak ke berbagai tempat di kawasan Jabodetabek. Misalnya, di Serang. Taufik juga memastikan bahwa anak-anak anggota sanggarnya mengarak dengan tetap memastikan menggunkan pakem Ondel-ondel—seperti menambahkan musik pengiring secara lengkap mulai dari gendang tepak, krecek, hingga tehyan.

Adapun menurutnya, alat musik pengiring Ondel-ondel pada awalnya hanya terompet. Namun, seiring perkembangannya, kini mulai banyak tambahan. Termasuk tehyan hingga gitar yang semakin menambah nuansa semarak irama itu sendiri. Masa pandemi COVID-19 ini juga menjadi pukulan bagi pemasukan sanggar, karena sepinya acara-acara yang melibatkan pementasan Ondel-ondel.

Alhasil, anggota sanggarnya harus lebih aktif berkeliling mengarak Ondel-ondel di berbagai daerah. Hal itu, sambung dia bukan semata-mata mencari uang. Akan tetapi, jelas bahwa untuk lebih mengenalkan kembali wujud Ondel-ondel kepada masyarakat, terutama di pinggiran.

“Karena sudah sepatutnya juga kan kita sebagai generasi muda untuk melestarikan budaya ini. Kalau bukan kita siapa lagi,” ujar lelaki berusia 25 tahun ini.

Taufik tak sendiri. Ia bersama 30 anggota sanggar—yang merupakan generasi ketiga Mamit Cs telah meneruskan sanggar ini sejak tahun 2017. Sebelumnya, Sanggar Mamit Cs merupakan sanggar yang cukup populer sejak tahun 1984 karena memprakarsai pertunjukan dan pembuatan Ondel-ondel di Kramat Pulo, Pasar Senen, Jakarta Pusat. Tak ayal, jika sanggar ini mudah ditemukan.

“Jadi memang warisan Babe Mamit itu menurun ke saya. Kami yang tergabung ke dalam Mamit Cs hingga generasi sekarang ini keluarga semua,” kata dia. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.